Pasar Kelapa Dua Kali Bangleo, Cilincing, Jakarta Utara, mendadak riuh Sabtu (22/11/2018) sekitar pukul 05.30. Enam puluh ibu-ibu berkaus merah muda menyerbu lapak-lapak belanjaan. Dalam 15 menit, setiap kelompok yang terdiri atas tiga orang harus menghabiskan Rp 100.000 untuk belanja bahan dan bumbu masak.
Mini (31), warga Kampung Nelayan, langsung menjejal kerumunan orang di lapak sayur. Dengan nafas tersengal, ia memilah cabai, bawang, kunyit, kol, dan beberapa sayuran. Orang lain yang berbelanja terkekeh-kekeh melihat tingkah Mini.
”Berapa semuanya? Hitungnya cepat ya, Bu. Saya sedang lomba,” kata Mini. Penjual sayur tersenyum dan menggeleng-gelengkan kepala sambil menghitung belanjaan Mini.
Terdengar suara beberapa orang yang mengingatkan bahwa waktu berbelanja tinggal dua menit lagi. Mini dan peserta lain langsung berkumpul di sumber suara. Ada yang merasa tidak puas karena belum semua kebutuhan memasak dibeli. Kekecewaan itu yang membuat antarkelompok saling menertawakan.
Puluhan ibu-ibu itu sedang mengikuti lomba memasak dalam rangka memperingati Hari Ibu yang diselenggarakan Galang Kemajuan. Sebelum memasak, para ibu harus berbelanja di pasar dengan batas waktu 15 menit.
Setelah waktu belanja habis, peserta berkumpul di Tempat Pelelangan Ikan Kalibaru, Cilincing. Di sana, peralatan masak sudah disiapkan. Setelah semua belanjaan dicuci, ibu-ibu dipersilakan memasak selama 1,5 jam.
Aroma tumis bawang, sambal, ikan goreng, dan masakan lain menguar menjadi satu. Warga yang lalu-lalang jadi berhenti sejenak melihat tingkah lucu para ibu memasak. Seorang ibu menjadi sorot perhatian karena mengulek cabai sambil bergoyang. Ada pula satu kelompok yang menjadi perhatian karena paling ramai saat memasak.
Ketua panitia Catherine Roeleejanto mengatakan, kegiatan itu bertujuan untuk mengampanyekan hidup sehat mulai dari makanan yang dipilih dan dimasak di rumah. Sebagian besar ibu-ibu Kampung Nelayan mengurus perihal masakan di rumah masing-masing.
”Kami ingin mengampanyekan ’Ibu sehat, Negara Kuat’. Jadi, dalam lomba ini, selain penilaian untuk cita rasa, kebersihan makanan dan cara memasak juga dinilai,” ujar Catherine.
Selain lomba memasak, ada pula senam bersama. Sekitar 200 ibu-ibu Kampung Nelayan ikut berpartisipasi dalam rangkaian kegiatan itu.
Maria (38), salah satu peserta lomba memasak, menuturkan, momen berkumpul bersama ibu-ibu di Kampung Nelayan dalam perayaan Hari Ibu menjadi momen yang spesial. Meski hampir setiap hari bertemu dengan beberapa orang, momen bersenda gurau dalam satu kegiatan merupakan hal yang jarang dialami.
”Saya setiap hari, kan, masak di rumah. Kalau begini ngumpul dan belajar bareng yang seru,” kata Maria.
Dengan kegiatan semacam itu, Maria merasa diingatkan kembali bahwa masak-memasak bukan perkara sepele. Pemilihan bahan masakan dan bumbu yang baik berpengaruh terhadap yang menyantap.
”Jadi lebih perhatian kalau memasak nanti di rumah, mulai dari pilih sayur, kebersihan alat masak, hingga kebersihan dapur,” ucap Maria.
Penyakit
Tahun 2017, Kementerian Kesehatan mencatat, keracunan pangan berasal dari jajanan sekolah, makanan rumah tangga, dan makanan kemasan. Makanan yang paling sering dikonsumsi anggota keluarga adalah makanan di rumah. Oleh karena itu, menjaga kualitas makanan di rumah menjadi hal penting yang perlu diperhatikan.
Di Indonesia, berdasarkan data distribusi kejadian luar biasa penyakit dan keracunan pangan yang dihimpun Kementerian Kesehatan tahun 2017, sebesar 23 persen adalah keracunan pangan. Tahun lalu ada 163 kejadian luar biasa (KLB) keracunan pangan, 7.132 kasus dengan tingkat kematian 0,1 persen (Kompas, 27/9/2018).
Kementerian Kesehatan memberi lima tips penyiapan makanan yang sehat dan aman, yakni jaga kebersihan makanan, pisahkan bahan makanan mentah dengan makanan matang, memasak dengan benar, simpan makanan pada suhu yang aman, serta gunakan air bersih dan bahan makanan mentah yang segar.
”Penting untuk memperhatikan makanan, mulai dari pengolahan hingga penyajiannya. Edukasi kepada masyarakat tentang sanitasi pangan, khususnya tingkat rumah tangga, juga perlu dilakukan agar paham cara mengolah makanan yang baik,” kata Direktur Jenderal Kesehatan Masyarakat Kementerian Kesehatan Kirana Pritasari (Kompas, 27/9/2018). (SUCIPTO)