Sekolah Adiwiyata Dikerahkan Bantu Rehabilitasi Lahan
Oleh
ICHWAN SUSANTO
·2 menit baca
JAKARTA, KOMPAS—Program penghargaan Adiwiyata bagi sekolah-sekolah ramah lingkungan diarahkan menjadi gerakan nasional. Lebih dari 3.800 sekolah penerima penghargaan ini di antaranya diminta untuk bergerak membantu rehabilitasi lahan melalui penanaman pohon.
Langkah ini dinilai strategis karena sekolah bisa memengaruhi keluarga, masyarakat sekitar, serta lingkungan dalam sekolah itu sendiri. Bila penanaman hanya mengandalkan anggaran pendapatan dan belanja negara ( 25.000 ha per tahun) dan partisipasi masyarakat (termasuk swasta), rehabilitasi lahan kritis seluas 20 juta ha baru tuntas 40 tahun mendatang. Itu dengan catatan seluruh penanaman berhasil.
“Tahun 2019 Bapak Presiden mencanangkan penghijauan besar-besaran. Kami mau nitip, kementerian mengajak seumur hidup satu orang menanam 25 pohon,” kata Siti Nurbaya Bakar, Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan, Jumat (21/12/2018), pada penyerahan penghargaan Adiwiyata di Jakarta.
Pada kesempatan itu, Siti Nurbaya tak bisa menyerahkan langsung penghargaan bagi 117 sekolah penerima Adiwiyata Mandiri 2018 dan 279 sekolah penerima Adiwiyata Nasional 2018. Meski sempat disoraki tamu undangan yang kecewa, ia bisa menjelaskan kepada audiens saat itu ia harus ke Istana untuk rapat.
Oksigen bagi manusia
Imbauan penanaman pohon itu diperhitungkan dari oksigen yang dibutuhkan manusia dengan usia harapan hidup 60 tahun. “Masih SD tanam 5 pohon, SMP 5 pohon, SMA 5 pohon, kuliah 5 pohon, dan saat berjanji sehidup-semati (menikah) tanam 5 pohon sambil memupuk cinta. Jadi total 25 pohon,” papar Siti.
Masih SD tanam 5 pohon, SMP 5 pohon, SMA 5 pohon, kuliah 5 pohon, dan saat berjanji sehidup-semati (menikah) tanam 5 pohon sambil memupuk cinta. Jadi total 25 pohon.
Sekolah-sekolah Adiwiyata bisa menjadi teladan untuk mengambil bagian dalam gerakan rehabilitasi lahan. Ia meminta jajarannya untuk memfasilitasi sekolah Adiwiyata agar gerakan yang dijalankan bisa berhasil.
Saat dihubungi secara terpisah, Direktur Jenderal Pengelolaan Daerah Aliran Sungai dan Hutan Lindung KLHK Ida Bagus Putera Parthama mengatakan siap membantu sekolah-sekolah yang memiliki lahan untuk menjadikannya sebagai hutan dengan tutupan baik. Bila sekolah tidak memiliki lahan, pihaknya bisa memiliki peta untuk mengarahkan sekolah pada lahan kritis terdekat untuk direhabilitasi dan dimanfaatkan.
Arief Rachman, Ketua Dewan Pertimbangan Adiwiyata optimistis imbauan Menteri Siti untuk setiap orang menanam 25 pohon bisa menular menjadi gerakan yang dikerjakan masyarakat. “Bila dari atas sudah ada sinyal untuk jadi gerakan, tinggal dilepas saja,” ujarnya.