SERANG, KOMPAS — Tsunami yang menerjang wilayah Serang, Banten, Sabtu (22/12/2018) malam, menyebabkan 15 orang meninggal, 21 orang luka-luka, dan 31 orang hilang. Tsunami juga menyebabkan kerusakan bangunan dan permukiman di sepanjang pesisir pantai Jalan Raya Anyer-Carita.
Puing-puing kerusakan menutup sejumlah akses jalan raya tersebut. Jalan tersebut juga licin karena penuh lumpur.
Bupati Serang Ratu Tatu Chasanah mengatakan, untuk sementara, terdapat 15 korban meninggal. Sebanyak 11 orang berasal dari Kecamatan Cinangka dan 4 orang di Pulau Sangiang. Dua dari empat warga itu merupakan wisatawan asing.
”Di kecamatan Anyer belum ada informasi korban jiwa. Petugas sedang membersihkan puing-puing sembari mencari adanya korban akibat tsunami,” kata Ratu di Cinangka, Serang, Banten, Minggu (23/12/2018).
Selain itu, di Cinangka terdapat 21 korban luka-luka dan telah dirujuk ke RSUD Kabupaten Serang. Adapun 31 orang yang belum ditemukan. Mereka diduga selamat karena mengungsi ke daerah yang lebih tinggi. Petugas masih terus mencari korban hilang itu.
”Kami fokus pada pencarian korban dan membersihkan puing-puing warung yang rusak dan bertebaran di jalan,” kata Ratu.
Pantauan dari Cilegon sampai Jalan Raya Anyer-Carita Km 146, Desa Bulakan, Kecamatan Cinangka, Serang, Banten, petugas gabungan dari BPBD Serang, TNI, Polri, dan terkait sedang menyusuri jalan untuk mengevakuasi puing-puing bangunan secara manual dan menggunakan alat berat.
Selain itu, warung-warung di sepanjang pantai juga rusak karena tersapu tsunami. Material bangunan disingkirkan ke pinggir jalan. (FRANSISKUS WISNU WARDHANA DHANY/INSAN ALFAJRI)