YOGYAKARTA, KOMPAS — Badan Nasional Penanggulangan Bencana menyatakan, hingga Minggu (23/12/2018) pukul 13.00 WIB, jumlah korban meninggal karena tsunami di Banten dan Lampung mencapai 168 orang. Selain itu, 745 orang mengalami luka-luka dan 30 orang dilaporkan hilang.
”Data ini adalah data sementara. Diperkirakan data korban masih akan bertambah karena belum semua daerah terdampak tsunami didata,” kata Kepala Pusat Data dan Informasi BNPB Sutopo Purwo Nugroho dalam konferensi pers di Yogyakarta, Minggu siang.
Sutopo menjelaskan, korban meninggal dan luka-luka itu tersebar di dua kabupaten di Provinsi Banten, yakni Pandeglang dan Serang, serta satu kabupaten di Provinsi Lampung, yakni Lampung Selatan. Di tiga kabupaten itu, tsunami juga merusak 558 rumah, 9 hotel, 60 warung kuliner, serta 350 kapal.
”Daerah terdampak yang mengalami kerusakan dan kerugian paling parah adalah Pandeglang,” kata Sutopo.
Di Pandeglang, untuk sementara tercatat 126 orang meninggal, 624 orang luka-luka, dan 4 orang dilaporkan hilang. Sementara itu, kerusakan di Pandeglang terjadi pada 446 rumah, 9 hotel, 60 warung kuliner, serta 350 kapal. Selain itu, tercatat juga 24 kendaraan roda empat dan 49 kendaraan roda dua rusak.
Di Lampung Selatan, tsunami menyebabkan 33 orang meninggal, 115 orang luka-luka, dan 110 rumah rusak. Adapun di Serang, tsunami mengakibatkan 9 orang meninggal, 6 orang luka-luka, dan 26 orang hilang.
Sutopo menyatakan, sampai saat ini, petugas gabungan dari berbagai instansi masih melakukan proses evakuasi terhadap para korban yang ada di Banten dan Lampung.