Jakarta, Kompas-Wakil Presiden Jusuf Kalla yang rencananya meninjau lokasi Bencana di Selat Sunda akibat gelombang tsunami dengan Helikopter Kepresidenan, Minggu (23/12/2018) siang, urung berangkat. Hal itu karena cuaca buruk yang mendadak muncul, terutama di kawasan Selat Sunda, Banten.
Wapres Kalla yang sebenarnya sudah siap di Base Ops TNI Angkatan Udara, Pangkalan Udara Halim Perdana Kusumah, Jakarta, setelah mendarat dari kunjungan kerja di Makassar, Sulawesi Selatan, akhirnya hanya menggelar konperensi pers di ruang VVIP Halim Perdana Kusuma. Konpers didampingi oleh Panglima TNI Marsekal Hadi Tjahjanto dan Menteri PU dan Perumahan Rakyat Basuki Hadimuljono serta Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Sjafruddin.
"Kita tak jadi terbang karena disarankan oleh Panglima TNI bahwa cuaca kurang bagus kalau terbang sekarang dan mendarat di sana,\' ujar Wapres Kalla setelah menerima laporan langsung dari Panglima TNI di ruang VVIP.
Panglima TNI juga membenarkan pihaknya menyarankan Wapres Kalla tidak usah terbang karena cuaca yang tidak memungkinkan siang hari ini. "Saya terbang jam 11.00an dari Halim dengan helikopter TNI. Saya memantau dari utara ke selatan, mulai dari Anyer sampai Tanjung Lesung dan Kecamatan Sumur dengan ketinggian sekitar 800 feet. Namun, karena cuaca buruk dan helikopter sudah berguncang, saya minta pilot segera kembali dan menyarankan pilot Helikopter Kepresidenan agar tidak terbang. Jadi, saya laporkan tadi hasil pantauan ke pak Wapres, " tutur Hadi kepada Kompas.
Saat laporan kepada Wapres Kalla, Hadi menyatakan dari Anyer hanya terlihat rumah-rumah penduduk yang rusak, sedangkan infratruktur jalan dan jembatan tidak ada yang patah dan retak serta rusak. Hanya setelah Carita, Labuhan dan Tanjung Lesung hingga kecamatan Sumur, beberapa hotel dan villa di lokasi pariwisata banyak yang rusak," jelas Hadi.
Penyebab belum diketahui
Terkait penyebab gelombang tsunami, Wapres Kalla dalam konpers menyatakan, hingga kini masih dalam penelitian BMKG. Memang gelombang tsunami semalam itu sesuatu hal yang tidak biasa seperti adanya gempa bumi tektonik atau vulkanik, " ujarnya.
Mengingat kondisi cuaca yang diinformasikan buruk hingga 26 Desember mendatang dan laporan BMKG belum ada kepastian mengenai oenyebab tsunami, Wapres Kalla mengatakan akan meminta BNPB untuk menampung warga di sepanjang pantai agar tidak tinggal di rumahnya dahulu untuk sementara. " Selain rumah-rumah warga bahyak yang rusak, kondisinya juga belum memungkinkan . Namun, PNBP sudah menyiapkan tempat penampungan, bahan makanan dan obat-obatan serta bahan lainnya untuk penginapan pengungsi," tandas Kalla.
Mengenai jumlah korban, Wapres Kalla menyatakan, selain laporan di media massa ada 62 korban tewas di Banten, juga 6 orang tewas dilaporkan ada di Lampung. " Itu bekum termasuk yang hilang atau sudah menyepamatkan diri tetapi belum melapor. Biasanya, semakin lama akan ketahuan mereka yang tewas pagi, hilang dan belum melapor," tutur Wapres Kalla. Untuk itu, Wapres Kalla menyatakan rasa duka yang mendalam atas korban tewas akibat gelombang tsunami di pantai Selat Sunda.
Editor:
Bagikan
Kantor Redaksi
Menara Kompas Lantai 5, Jalan Palmerah Selatan 21, Jakarta Pusat, DKI Jakarta, Indonesia, 10270.
Tlp.
+6221 5347 710
+6221 5347 720
+6221 5347 730
+6221 530 2200
Kantor Iklan
Menara Kompas Lantai 2, Jalan Palmerah Selatan 21, Jakarta Pusat, DKI Jakarta, Indonesia, 10270.