WASHINGTON, MINGGU - Penghentian aktivitas pemerintahan Amerika Serikat dapat berlanjut hingga akhir tahun. Pertemuan terakhir antara pemerintah dan Kongres masih belum menghasilkan kata sepakat terkait alokasi anggaran pembangunan tembok perbatasan AS-Meksiko.
Anggota senat dari Partai Republik, Mitch McConnell, mengatakan, anggota senat telah diizinkan pulang hingga Kamis, pekan depan. Mereka akan dipanggil kembali jika negosiasi telah tercapai. Namun, hal itu akan sulit tercapai mengingat Presiden AS Donald Trump dan anggota senat dari Partai Demokrat bersikukuh dengan pendapat masing-masing.
Sebelumnya, pemerintah federal AS menghentikan operasi mereka (shutdown) sejak Sabtu (22/12/2018). Itu terjadi akibat Kongres menolak permintaan presiden agar menganggarkan 5,7 miliar dollar AS untuk membangun tembok perbatasan AS-Meksiko.
Pembangunan tembok perbatasan merupakan salah satu janji kampanye Trump pada 2016. Tembok itu untuk mencegah imigran masuk ke wilayah AS secara ilegal. Namun, Demokrat menolak ide tersebut ketika diajukan di Senat.
Wakil Presiden AS Mike Pence dan calon Kepala Staf Gedung Putih Mick Mulvaney telah berbicara dengan petinggi Demokrat, Chuck Schumer, Sabtu siang. Dari sumber yang diperoleh ABC News, Pence menawarkan jumlah anggaran diturunkan menjadi 2,1 miliar dollar AS. Namun, usulan itu tetap ditolak.
Dalam pernyataan bersama, Schumer dan Ketua Demokrat di Kongres Nancy Pelosi mengatakan, pembangunan tembok bukan merupakan perhatian utama masyarakat AS. Mengutip survei yang dilakukan oleh Reuters/Ipsos, hanya 31 persen yang menyatakan tembok perbatasan adalah prioritas utama Kongres.
Kebuntuan itu membuat sejumlah badan pemerintahan tidak mendapat anggaran per Sabtu, kemarin. Ratusan ribu pegawai negeri akan bekerja tanpa dibayar menjelang libur Natal. Badan pemerintahan di sektor vital, seperti pertahanan dan kesehatan, dapat beroperasi sebab telah mendapat anggaran hingga September 2019.
Trump berharap agar penghentian aktivitas pemerintahan hanya bersifat sementara “Tidak ada yang bisa kami lakukan karena kami membutuhkan suara Demokrat,” katanya melalui video yang disiarkan melalui akun Twitter pada Jumat (21/12), sebelum penghentian aktivitas pemerintahan.
Kendati demikian, Trump juga menegaskan telah siap menghadapi penghentian aktivitas dalam jangka waktu yang lama.
Beberapa kali
Penghentian aktivitas pemerintahan telah terjadi beberapa kali selama beberapa dekade terakhir. Pada masa pemerintahan Presiden AS ke-39 Jimmy Carter, penghentian terjadi setiap tahun dengan lama rata-rata 11 hari. Presiden AS ke-40 Ronald Reagan juga pernah mengalami penghentian aktivitas sebanyak enam kali.
Presiden AS ke-44 Barack Obama juga pernah mengalami kejadian serupa pada 2013. Pada waktu itu, Republik berupaya menjegal implementasi Affordable Care Act (ACA) atau yang lebih dikenal sebagai Obamacare.
Pada masa pemerintahan Trump, total telah terjadi tiga kali penghentian aktivitas pemerintahan selama dua tahun terakhir. Penolakan oleh para senator dari Demokrat ini menandakan ada tantangan lebih sulit bagi Trump di masa depan.
Hal itu karena hasil pemilu sela pada November 2018 mengubah kekuatan politik di Kongres mulai Januari 2019. Mayoritas kursi Kongres telah direbut oleh Demokrat, kendati Senat AS tetap dikuasai Republik. Salah satu wewenang Kongres adalah menyusun anggaran negara. Setiap kebijakan presiden harus disetujui oleh Kongres.
Penghentian aktivitas pemerintahan ini menambah kekisruhan pada suasana politik AS. Apalagi, Menteri Pertahanan AS Jim Mattis baru mengundurkan diri pada Kamis lalu. Mattis mengundurkan diri sebagai bentuk protes atas keputusan mendadak Trump untuk menarik pasukan AS dari Suriah dan memangkas jumlah pasukan di Afghanistan.
Pengunduran diri Mattis disayangkan oleh semua pihak. Mattis dinilai mampu menghadapi Trump yang tidak memiliki pengalaman dalam bidang militer dan politik luar negeri.
Kekisruhan suasana politik ini juga dikhawatirkan akan berdampak pada ekonomi AS. Semakin banyak sentimen negatif investor muncul sehingga berdampak pada pasar modal AS selama beberapa hari terakhir. (AFP/AP/REUTERS)