Kebutuhan Berlibur yang Tetap Tinggi
Data-data arus pergerakan warga selama empat hari memasuki masa libur Natal 2018, yakni sejak Kamis (20/12/2018) hingga Minggu (23/12/2018), seperti diperkirakan sebelumnya: meningkat. Hal ini menunjukkan minat bepergian masyarakat, baik untuk mudik maupun berlibur, tetap tinggi.
Sejak Kamis hingga Minggu, jumlah kendaraan yang mengarah ke Cikampek melalui Gerbang Tol Cikarang Utama sudah mencapai 320.707 kendaraan. Jumlah ini naik 11,2 persen dibandingkan periode yang sama tahun lalu.
Kepala Gerbang Tol Cikarang Utama Wilayah III PT Jasa Marga Ahmad Zamsuri menyampaikan, meski puncak arus mudik Natal 2018 sudah terlewati, masih akan ada gelombang arus kedua, yakni mudik Tahun Baru 2019. Puncaknya diperkirakan pada 28 Desember.
“Berdasarkan pengalaman tahun lalu, pada Jumat (28/12) hingga Sabtu (29/12) nanti akan terjadi puncak arus mudik Tahun Baru. Prediksinya, jumlah kendaraan yang akan melewati Gerbang Tol Cikarang Utama ke arah Cikampek mencapai sekitar 88.000 kendaraan per hari,” kata Ahmad.
Jika dibandingkan dengan hari biasa, jumlah kendaraan yang melewati Gerbang Tol Cikarang Utama hanya berkisar 58.000 kendaraan per hari. Pihaknya pun menyiapkan skema pengaturan lalu lintas yang akan disesuaikan dengan kondisi kemacetan nanti.
Tak hanya jalur darat, jumlah penumpang jalur udara pun meningkat. Senior Manager of Branch Communication and Legal Bandara Soekarno-Hatta Febri Toga Simatupang menyampaikan, jumlah penumpang pada libur Natal 2018 dan Tahun Baru 2019 meningkat sebesar tujuh persen dibandingkan periode lalu.
Jumlah penumpang tahun ini diprediksi berjumlah 3.739.314 orang. Sementara, jumlah penumpang periode sama tahun lalu adalah 3.511.062 orang. Data itu mencakup penumpang penerbangan domestik dan internasional.
“Penambahan jumlah penumpang terjadi karena adanya libur panjang dari Desember 2018 hingga Januari 2019. Selain itu, sejumlah maskapai penerbangan juga membuka rute penerbangan baru, misalnya rute ke Samarinda (Kalimantan Timur). Hal tersebut dinilai meningkatkan minat masyarakat untuk berpergian dengan pesawat terbang,” kata Febri.
Berdasarkan data PT Angkasa Pura II, sejumlah maskapai yang menambah jumlah rute penerbangan adalah AirAsia dan Jetstar. Jumlah rute penerbangan AirAsia yang semula 91 rute kini menjadi 111 rute. Sementara itu, jumlah penerbangan Jetstar dari sebelumnya 91 rute kini menjadi 101 rute.
Peningkatan jumlah warga yang pergi, baik untuk mudik maupun berlibur, menurut ekonom Institute for Development of Economics and Finance (Indef) Bhima Yudhistira Adhinegara, membuktikan adanya pergeseran pola konsumsi. "Pengeluaran masyarakat saat ini lebih banyak di bidang komunikasi dan transportasi dibandingkan konsumsi rumah tangga,” ujarnya.
Berdasarkan data Badan Pusat Statistik, terjadi pelonjakan untuk konsumsi leisure (kegiatan ekonomi yang bersifat hiburan dan kesenangan). Hal ini terlihat dari laju pertumbuhan Produk Domestik Bruto (PDB) untuk pengeluaran konsumsi rumah tangga.
Peningkatan terjadi dalam kategori makanan dan minuman (selain restoran) serta kategori hotel dan restoran. Kategori ini masing-masing naik 0,13 persen dan 0,07 persen dari triwulan II-2017 ke triwulan II-2018.
Selain itu, pengeluaran konsumsi rumah tangga juga berkontribusi untuk kategori makanan dan minuman selain restoran (22 persen), transportasi dan komunikasi (13 persen), serta kategori hotel dan restoran (5 persen). Kontribusi ini berpengaruh terhadap PDB.
Data itu mengindikasikan adanya pergeseran pola konsumsi masyarakat, dari kebutuhan dasar (basic needs) ke kebutuhan yang sifatnya hiburan (leisure). “Meningkatnya konsumsi leisure tidak dipengaruhi perekonomian yang akhir-akhir ini sering dikatakan lesu dan stagnan. Sebab, kemunculan berbagai aplikasi yang menawarkan promo liburan membuat masyarakat tetap antusias untuk bepergian,” kata Bhima.
Selain teknologi, Bhima menyampaikan, meningkatknya konsumsi leisure juga dipengaruhi oleh generasi muda saat ini, yang dikenal sebagai kaum milenial. “Hasil berbagai survei menunjukkan, sebanyak 70 persen generasi milenial rela menghabiskan simpanan per bulannya untuk bepergian. Mereka ingin lebih banyak jalan-jalan,” ujarnya.
Ribka Tiara Salim (23), staf pengajar di sebuah sekolah swasta di Bandung, mengatakan, dirinya menyisihkan seperenam gajinya untuk berlibur. Biasanya, saat momen liburan panjang seperti sekarang, ia memilih liburan ke luar kota.
"Kalau liburan panjang kayak gini, saya lebih suka pergi ke tempat yang jauh. Kali ini saya memilih liburan ke Labuan Bajo (NTT). Selain untuk refreshing, liburan juga untuk menambah pengalaman," kata Ribka.
Studi Nielsen (2015) menunjukkan, generasi milenial merupakan konsumen dominan di Indonesia (mencapai 46 persen). Mereka lebih royal menghabiskan uang untuk kebutuhan yang sifatnya “gaya hidup” dan mencari pengalaman. Misalnya, untuk makan di luar rumah, menonton di bioskop, rekreasi, juga perawatan tubuh, muka, dan rambut (Kompas, 18 Oktober 2018).
“Ini yang akan mengubah konsumsi untuk tahun-tahun ke depan. Selama tren liburan masih ada, pilihan pariwisata semakin meningkat, dan promo di media sosial terus berkembang, konsumsi leisure akan terus meningkat,” kata Bhima. (SHARON PATRICIA)