Minat Investasi di KEK Tanjung Lesung Dinilai Tak Terpengaruh
Oleh
M Fajar Marta
·3 menit baca
JAKARTA, KOMPAS — Tsunami yang melanda sebagian wilayah Banten dan Lampung Selatan dinilai tidak akan berpengaruh buruk terhadap iklim investasi di Kawasan Ekonomi Khusus Tanjung Lesung. Rencana pemulihan dan skema mitigasi juga sudah disusun untuk mempertahankan kepercayaan pengunjung dan investor.
Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Tanjung Lesung yang dikelola oleh PT Banten West Java TDC yang merupakan anak perusahaan PT Jababeka adalah salah satu wilayah yang terdampak tsunami Selat Sunda, Sabtu (22/12/2018). Direktur Utama PT Jababeka Setyono Djuandi Darmono mengatakan, bencana tersebut tidak akan memengaruhi investasi.
”Investasi akan lanjut terus. Rencana pengembangan pembangunan juga tidak akan dikurangi. Semuanya tetap berjalan sesuai rencana,” kata Darmono seusai konferensi pers PT Jababeka terkait musibah Selat Sunda dan pesisir Banten di Jakarta Pusat, Senin (24/12/2018).
Menurut Darmono, sejauh ini pihak pengelola telah menandatangani nota kesepahaman dengan beberapa investor dari Jepang dan beberapa negara di kawasan Timur Tengah. Kerja sama dengan Jepang salah satunya terkait upaya mengatasi ancaman tsunami di kawasan wisata.
Darmono menambahkan, musibah ini akan menjadi pembelajaran bagi pengelola kawasan. Pihak pengelola akan lebih sering mengadakan pelatihan tanggap darurat bencana bagi semua petugas dan pemangku kepentingan di KEK Tanjung Lesung.
Selain akan lebih sering mengadakan pelatihan, pihak pengelola juga akan melengkapi kawasan wisata dengan tanggul yang lebih kuat dan memperbanyak pembangunan shelter container di atas bukit.
Kawasan wisata Tanjung Lesung masuk dalam daftar 10 Destinasi Pariwisata Prioritas yang sedang dibangun oleh pemerintah. Saat dihubungi secara terpisah, Ketua Tim Percepatan Pembangunan 10 Destinasi Pariwisata Prioritas (10 DPP) Kementerian Pariwisata Hiramsyah Sambudhy Thaib berencana untuk terus meningkatkan layanan keamanan bagi wisatawan. Ia menambahkan, aturan terkait jarak aman beraktivitas dari bibir pantai akan dikaji ulang.
”Aturan mengenai jarak mengadakan kegiatan dari bibir pantai juga akan kami perbarui. Jika kemarin 300 meter dari bibir pantai, mungkin nanti akan dibuat lebih jauh lagi,” kata Hiramsyah melalui sambungan telepon.
Ketua Tim Tourism Crisis Center sekaligus Kepala Biro Komunikasi Publik Kementerian Pariwisata, Guntur Sakti, mengatakan, pemulihan kondisi KEK Tanjung Lesung tidak akan memakan waktu lama. Menurut dia, pariwisata adalah sektor yang paling cepat bangkit dari musibah.
Setelah masa tanggap darurat selesai, Kementerian Pariwisata akan kembali fokus mempromosikan dan meningkatkan citra kawasan wisata Tanjung Lesung untuk menggaet investor dan wisatawan.
Ketua Tim Ahli Pusat Studi Pariwisata Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta, Phil Janianton Damanik saat dimintai pendapat mengatakan, secara umum respons turis terhadap bencana bersifat jangka pendek apabila pihak pengelola proaktif dalam melakukan promosi.
”Harus ada promosi yang berkualitas. Maksudnya, promosi dibuat informatif, detail, presisif, dan hindari jargon overconfident tanpa dukungan fakta,” kata Janianton.
Menurut dia, dampak tsunami ini terhadap tingkat keterkunjungan tidak begitu signifikan. Sebab, selama ini destinasi tersebut dinilai kurang populer bagi wisatawan mancanegara.
Untuk menggaet lebih banyak wisatawan, Darmono mengatakan, idealnya pembangunan Jalan Tol Jakarta-Merak segera dirampungkan. Selain itu, izin pembangunan bandara juga harus dilakukan untuk menambah pilihan moda transportasi ke lokasi wisata. Dengan begitu, iya yakin, investor akan berdatangan dengan sendirinya. (KRISTI DWI UTAMI)