Presiden Kunjungi dan Sapa Korban di Posko Pengungsian
Oleh
PRADIPTA PANDU
·2 menit baca
PANDEGLANG, KOMPAS — Seusai mendarat dengan helikopter di Lapangan Ahmad Yani, Labuan, Pandeglang, Banten, Presiden Joko Widodo langsung meninjau posko pengungsian korban tsunami di sejumlah titik. Kunjungan Presiden tersebut disambut antusias oleh pengungsi.
Presiden berangkat dari Pangkalan TNI AU Atang Sendjaja, Bogor, Jawa Barat, dengan helikopter pukul 09.00. Presiden kemudian tiba di Lapangan Ahmad Yani sekitar pukul 10.00. Warga yang sudah menunggu langsung menyambut kedatangan presiden.
Dalan kunjungannya tersebut, Presiden ditemani langsung oleh Panglima TNI Marsekal Hadi Tjahjanto, Gubernur Banten Wahidin Halim, Menteri Sosial Agus Gumiwang, serta Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Basuki Hadimuljono.
Presiden mengawali kunjungannya ke Posko Terpadu Penanggulangan Bencana Tsunami Anyer di kantor Kecamatan Labuan. Selama beberapa menit kunjungan, Presiden kemudian berpindah ke posko pengungsian korban di lapangan futsal Rancateureup, Labuan, yang disambut oleh anak-anak pengungsian.
Selain itu, Presiden juga mengunjungi korban yang dirawat karena luka-luka di Puskesmas Labuan dan Rumah Sakit Lapangan Batalyon Kesehatan I Marinir Cilandak, Labuan. Presiden sempat menyapa korban dan warga yang terus mengikutinya dari satu lokasi ke lokasi lain.
Seusai kunjungan selama 30 menit tersebut, Presiden beserta rombongan langsung bertolak ke salah satu lokasi yang terkena dampak terparah tsunami, yakni Hotel Mutiara Carita. Setelah itu, kunjungan dilanjutkan ke RSUD Berkah, Pandeglang.
Meski tidak bisa menyapa secara langsung, Sarmi (45) sudah cukup senang bisa melihat Presiden secara langsung. Hal itu juga sekaligus menjadi obat di tengah kesedihannya kehilangan rumah dan harta bendanya yang tersapu tsunami pada Sabtu (22/12/2018) malam.
”Senang bisa melihat Pak Jokowi secara langsung. Kita semua para korban jadi merasakan diperhatikan langsung oleh Presiden,” ujarnya.
Hal senada juga diungkapkan Tari (48). Pengungsi asal Tanjung Lesung ini sangat antusias melihat presiden secara langsung. Tari juga berharap, pemerintah dapat memberikan bantuan karena saat ini kondisi rumahnya hancur diterjang tsunami.
Berdasarkan data sementara dari Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), bencana tsunami di Selat Sunda hingga Senin pukul 07.00 telah menelan korban sebanyak 281 orang meninggal, 1.016 orang luka-luka, 57 orang hilang, dan 11.687 lainnya mengungsi. Sementara kerusakan fisik meliputi 611 rumah rusak, 69 hotel dan vila rusak, 60 warung dan toko rusak, serta 420 perahu dan kapal rusak.