Pemerintah AS Gagal Tenangkan Pasar
WASHINGTON, SELASA — Pemerintah Amerika Serikat gagal menenangkan pasar. Dampaknya, mata uang dollar AS melemah terhadap sejumlah mata uang negara lain dan indeks bursa AS anjlok.
Dalam perdagangan Selasa (25/12/2018), nilai tukar dollar AS terhadap yen mencapai titik terendah dalam empat bulan terakhir. Dollar AS dijual pada aras 110,12 yen.
Adapun dalam perdagangan sebelum libur Natal, Senin (24/12/2018), indeks Dow anjlok 650 poin, Nasdaq 140 poin, dan S&P 65 poin. Indeks Dow merupakan penilaian atas 30 perusahaan terbesar di bursa AS. Sementara Nasdaq mencerminkan nilai saham perusahaan-perusahaan teknologi.
Pelaku pasar menyebut penurunan indeks yang sudah terjadi beberapa hari terakhir itu adalah penurunan pada Desember yang terburuk sejak depresi besar melanda tahun 1930-an.
Pelaku bursa cemas dengan perkembangan di AS. Penghentian operasi sebagian Pemerintah Federal AS dan perseteruan Presiden Donald Trump dengan bank sentral AS menjadi pokok masalah. Perang dagang AS-China, yang kini dalam periode gencatan senjata, juga mencemaskan pelaku bursa. Mereka juga masih dipusingkan oleh kenaikan suku bunga acuan oleh bank sentral AS.
Di tengah upaya Menkeu Steven Mnuchin menenangkan pasar, Presiden Donald Trump justru semakin memanaskan keadaan.
Menteri Keuangan AS Steven Mnuchin berupaya menenangkan pasar. Secara mendadak ia mengumumkan telah menghubungi pimpinan enam bank besar AS, Minggu (23/12/2018). ”Saya menelepon secara pribadi CEO enam bank terbesar negara ini,” ujarnya.
Ia menelepon pimpinan Bank of America, Citi, Goldman Sachs, JP Morgan Chase, Morgan Stanley, dan Wells Fargo. Semua pemimpin bank itu menyatakan tidak ada masalah likuiditas. ”Para CEO memastikan punya cukup kas untuk pinjaman,” ujar Mnuchin.
Tidak ada yang tahu mengapa Mnuchin membuat pernyataan dan langkah tidak lazim itu. Bahkan, ia tidak hanya melakukan. Ia mengumumkan mengundang Tim Kerja Presiden untuk Pasar Keuangan. Kelompok yang dikenal dengan sebutan Tim Perlindungan Kejatuhan Nilai itu diundang rapat pada Senin (24/12/2018) sore waktu Washington atau Selasa dini hari WIB. Hasilnya, pertemuan itu belum diumumkan Mnuchin.
Tim itu dibentuk pada 1988 setelah indeks bursa AS anjlok pada Oktober 2018. Presiden AS kala itu, Ronald Reagan, membentuk tim itu sebagai upaya menjaga pasar tetap berjalan. Tim itu biasanya dikumpulkan di masa krisis seperti pada 2008.
”Jika Dow anjlok 600 poin, sulit mengatakan itu (upaya Mnuchin) berhasil. Meski maksudnya baik, saya malah berpikir, apakah ada masalah lebih besar yang tidak kita ketahui?” kata Kepala Strategi Pasar pada TD Ameritrade JJ Kinahan.
Serangan Trump
Di tengah upaya Mnuchin menenangkan pasar, Trump justru semakin memanaskan keadaan. Ia menyerang bank sentral AS, Fed. Ia menyebut Fed sebagai masalah bagi perekonomian AS. ”Masalah satu-satunya bagi perekonomian kita adalah Fed. Mereka tidak punya perasaan pada pasar. Fed seperti pemain golf kuat yang tidak bisa mencetak nilai karena tidak punya sentuhan, dia tidak memasukkan bola,” tulis Trump melalui akun Twitter-nya.
Serangan Trump terhadap Fed, khususnya Gubernur Bank Sentral AS Jerome Powell, sudah berulang kali dilancarkan. Pemicu utamanya adalah keputusan Fed terus menaikkan suku bunga acuan (SBA). Sepanjang 2018, Fed sudah empat kali menaikkan SBA.
Powell, yang diusulkan Trump memimpin Fed mulai Februari 2018, menyatakan akan tetap independen terhadap Trump. Keputusan Powell dan Fed dinyatakan untuk mencegah perekonomian, yang sedang tumbuh relatif cepat, terlalu panas.
Powell berkeras, kenaikan SBA adalah tanda kekuatan ekonomi. Walakin, Trump menilai kenaikan itu, yang memicu kenaikan biaya pinjaman bagi konsumen dan pelaku usaha, sebagai ancaman ekonomi dan politik.
Trump secara terbuka menyatakan ingin memecat Powell. Ia disebut sudah mendiskusikan hal itu dengan sejumlah pihak. ”Kita tidak pernah melihat serangan sefrontal ini. Ini bencana bagi Fed, presiden, dan perekonomian kita,” kata pakar sejarah finansial pada Wharton School of University of Pennsylvania, Peter Conti-Brown.
Pengajar Ilmu Politik pada Universitas George Town, Sarah Binder, menyebut tidak ada ketegasan apakah Trump bisa memecat Powell. UU Fed dengan jelas menyebut gubernur bank sentral hanya bisa diberhentikan dewan gubernur bank sentral. Pemberhentian dilakukan jika ada penyimpangan kewenangan, bukan karena SBA.
Namun, secara hukum Trump bisa memecat Powell. Dalam amandemen UU bank sentral pada 1977, kongres tidak menyebut apakah pemecatan gubernur harus karena penyalahgunaan kewenangan atau tidak. (AFP/REUTERS)