Tambahan Dana Disiapkan
JAKARTA, KOMPAS--Alokasi dana cadangan bencana alam defisit Rp 1,3 triliun dari pagu APBN 2018 yang sebesar Rp 6,65 triliun. Meski demikian, Kementerian Keuangan siap mengucurkan tambahan anggaran untuk penanganan bencana tsunami Selat Sunda.
Tambahan anggaran tersebut bersumber dari pos dana cadangan mendesak.
Seluruh dana siap pakai sudah disalurkan ke Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), sebesar Rp 700 miliar. Dana itu dialokasikan sejak awal APBN 2018, yang jika situasinya mendesak bisa diajukan tambahan.
“Untuk kebutuhan selanjutnya akan diusulkan BNPB lebih lanjut,” kata Direktur Jenderal Anggaran Kementerian Keuangan Askolani yang dihubungi Kompas, Selasa (25/12/2018).
Sejauh ini, usulan tambahan anggaran BNPB yang sudah disetujui Kementerian Keuangan adalah dana siap pakai untuk bencana gempa Lombok (Nusa Tenggara Barat) dan Palu (Sulawesi Tengah) Rp 1 triliun dan bantuan perbaikan rumah di Provinsi NTB Rp 840 miliar. Usulan tambahan anggaran yang masih dalam proses adalah dana perbaikan fasilitas umum dan fasilitas sosial sementara di NTB oleh Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat sebesar Rp 410 miliar.
Defisit
Berdasarkan data Kementerian Keuangan, defisit dana cadangan bencana alam mencapai Rp 1,3 triliun dari pagu APBN 2018. Dana cadangan bencana alam yang dialokasikan sebesar Rp 6,65 triliun digunakan untuk dana siap pakai, rehabilitasi dan rekonstruksi pasca bencana, bantuan perbaikan rumah tahap I-IV, usulan tambangan anggaran BNPB, serta perkiraan kebutuhan dana akhir tahun.
“Kekurangan Rp 1,3 triliun tersebut sudah dipenuhi dengan menggunakan dana cadangan mendesak,” kata Askolani.
Dalam APBN 2019, pemerintah akan mengoptimalkan potensi sumber pembiayaan untuk mitigasi risiko bencana. Sumber-sumber pendanaan itu, antara lain, dari APBN, pinjaman dan hibah luar negeri, termasuk pinjaman siaga bencana, kontribusi daerah, serta sumber lain yang sah.
Uang tunai
Tsunami yang menyapu sebagian pesisir provinsi Banten dan Lampung tidak mengganggu layanan perbankan dan distribusi uang tunai di kedua wilayah tersebut. Perkiraan lonjakan transaksi uang tunai selama periode libur panjang Natal dan Tahun Baru tetap diantisipasi.
Direktur Jaringan dan Layanan Bank PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk Osbal Saragi menyampaikan, distribusi uang tunai ke wilayah terdampak tsunami di Banten dan Lampung berlangsung normal. Layanan pengambilan dan pengiriman uang tunai, termasuk yang bekerja sama dengan sejumlah BUMN, tetap berlangsung.
“Fasilitas pengambilan dan distribusi uang tunai tetap kami jalankan bersama sejumlah perusahaan tanpa mengubah jadwal yang telah kami tetapkan sebelumnya,” ujarnya saat dihubungi Selasa.
Layanan itu merupakan kerja sama BRI dengan PT ASDP Indonesia Ferry (Persero), PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk, dan PT Pos Indonesia (persero) yang berlangsung pada 24-25 Desember 2018 serta 1 Januari 2019.
Osbal menambahkan, sebelum bencana tsunami menerjang Banten dan Lampung, BRI telah mengalokasikan dana Rp 49,2 triliun rupiah untuk menghadapi lonjakan transaksi tunai selama periode libur Natal dan Tahun Baru di seluruh wilayah Indonesia.
Kendati bencana tsunami terjadi di Banten dan Lampung, BRI tidak mengubah alokasi dana. Dana tersebut untuk mengantisipasi kebutuhan layanan perbankan selama libur akhir tahun, antara lain untuk 155 kantor cabang selama periode operasional 22-23 Desember dan 29-30 Desember.
BRI, lanjut Osbal, juga mengoptimalkan kesiapan lebih dari 3.000 agen BRIlink di wilayah terdampak bencana tsunami. Dengan cara itu, layanan tetap bisa diberikan kepada masyarakat.
Secara terpisah, sekretaris perusahaan PT Bank Mandiri (Persero) Tbk Rohan Hafas mengatakan, pelayanan kantor cabang di area Banten dan Lampung masih berjalan normal. Untuk menunjang kebutuhan masyarakat di wilayah itu, Bank Mandiri berencana menyediakan mobil anjungan tunai mandiri (ATM) di sejumlah titik yang kena dampak tsunami.
“Tidak ada kantor cabang Bank Mandiri yang terkena dampak tsunami. Namun, kami tetap akan mengoperasikan mobil ATM, masing-masing satu unit di Lampung dan Banten, sesuai kebutuhan,” ujarnya.
Bank Mandiri menyiapkan dana Rp 13,73 triliun untuk mencukupi kebutuhan masyarakat di seluruh Indonesia pada periode Natal-Tahun Baru, yakni 3 Desember 2018-1 Januari 2019. Jumlah dana yang disiapkan tersebut meningkat 50 persen dari kebutuhan normal. (KRN/DIM)