JAKARTA, KOMPAS — Salah satu bagian jalan Jembatan Layang Cengkareng, Jakarta Barat, bergeser pada bagian sambungannya, Rabu (26/12/2018). Kondisi itu ternyata dikeluhkan warga sejak setahun terakhir. Namun, upaya perbaikan baru terlihat dalam sebulan terakhir.
Jembatan layang sepanjang sekitar 1 kilometer itu menghubungkan dua kelurahan di Kecamatan Cengkareng, yaitu Duri Kosambi dan Cengkareng Barat. Jembatan tersebut merupakan jalur alternatif satu arah dari arah Kembangan ke arah Bandara Internasional Soekarno-Hatta ataupun Kamal Muara yang melintas di atas persimpangan Jalan Daan Mogot dan Jalan Lingkar Luar Barat.
Lokasi bagian jalan yang bergeser itu sekitar 30 meter dari Gerbang Tol Rawa Buaya Utara. Berdasarkan pantauan, Kamis siang, sambungan jembatan layang merenggang lebih dari 5 sentimeter. Selain itu, salah satu bagian sambungan bagian atas jalan, dari arah Kembangan, merosot sekitar 6 sentimeter.
Jembatan layang sudah ditutup total sejak Rabu malam. Pembatas jalan dari beton dibentangkan di pangkal jembatan. Arus lalu lintas dialihkan ke jalan arteri di sampingnya. Arus lalu lintas padat merayap mulai dari pangkal jembatan hingga persimpangan, sedangkan di sekitar lokasi sambungan yang bergeser ramai lancar.
Subur HS (55), pemilik toko perabot di sekitar lokasi, mengatakan, sambungan jalan itu sudah renggang berbulan-bulan lalu meskipun tidak separah sekarang. Sejak dua bulan lalu, di sekitar sambungan juga terdengar bunyi benturan yang keras ketika ada truk kontainer yang melintas.
”Bleduk, bleduk,gitu bunyinya. Mungkin karena bergeser, terjadi benturan (pada bagian roda mobil). Kalau tidak ditutup, bisa jadi kondisi jalan semakin parah,” ujarnya.
Menurut Subur, pengalihan arus ke jalan arteri (Jalan Lingkar Luar Barat) menyebabkan arus lalu lintas lebih padat daripada biasanya. ”Ini kebetulan lagi libur panjang saja. Kalau hari biasa, bisa macet, apalagi di jam-jam sibuk berangkat atau pulang kerja,” ujarnya.
Sementara itu, Asep (35), pekerja di salah satu toko perabot di sekitar lokasi, mengatakan, warga sudah mengeluhkan kondisi sambungan itu sekitar setahun lalu. Namun, jembatan baru mulai diperbaiki dalam sebulan terakhir.
Selain bunyi yang keras, menurut Asep, juga ada retakan pada salah satu bagian tiang beton jembatan. Sekarang, retakan itu tidak terlihat lagi karena sudah dibongkar petugas. Bagian yang dikatakan retak oleh Asep menyisakan lubang persegi panjang berdimensi sekitar 60 cm x 40 cm x 30 cm. Adapun penyangga dari kerangka besi dipasang di kedua sisi tiang jembatan sejak dua minggu lalu.
”Meskipun sedang diperbaiki, kendaraan masih diperbolehkan lewat, cuma tonasenya dibatasi. Tetapi tetap banyak kendaraan berat yang lewat,” ujarnya.
Terkait merosotnya salah satu bagian jalan, Asep mengatakan, itu baru disadari warga pada Rabu (26/12/2018) pagi. Waktu itu, pergeseran sambungan jembatan bagian bawah baru sekitar 4 cm. Sore hari, pergeseran semakin parah, sekitar 10 cm. Kondisi itu dikhawatirkan bisa menyebabkan kecelakaan karena tersandung, terutama bagi kendaraan roda dua. ”Ketika sudah viral, baru jalan ditutup semua,” ujarnya.
Kamis sore, para pekerja masih beraktivitas di sekitar sambungan yang bergeser. Mereka sedang membuat dan memasang penyangga di bagian badan jalan yang merosot. ”Kami sedang memperkuat penyangga karena kemarin sambungnya merosot,” kata Erik (35), salah satu pekerja di lokasi.
Menurut Erik, setidaknya ada 16 pekerja yang bertugas. Lima di titik yang bergeser itu, sisanya di bagian sambungan lain di dekat pangkal jembatan.
Berdasarkan pantauan Kompas, di bawah sambungan itu, sekitar 10 pekerja mulai merangkai penyangga besi. Sebagian besar dari mereka tengah merobohkan pagar tidak menghalangi kerangka besi untuk menyangga sisi lainnya.
Staf Balai Besar Pelaksana Jalan Wilayah VI Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) Jakarta Metro 1 yang bertugas di sana tidak mau memberikan keterangan terkait penyebab pergeseran itu atau proses perbaikan yang tengah dilakukan.
Sementara itu, Kepala Subdirektorat Metropolitan Kota Besar Direktorat Jenderal Bina Marga Kementrian PUPR yang tengah meninjau jalan juga enggan memberikan keterangan. ”Silakan tanyakan langsung ke Direktur Jembatan Ditjen Bina Marga Iwan Zarkasi,” katanya. (YOLA SASTRA)