JAKARTA, KOMPAS — Jalan layang Cengkareng B, Jakarta Barat, masih dalam proses perbaikan setelah salah satu sambungannya bergeser, Jumat (28/12/2018). Diduga pot bearing atau bantalan jembatan berkualitas rendah sehingga tidak awet.
”Kalau saya sebutkan itu ada sepatu (pengandaian pot bearing) yang awet ada sepatu yang tidak awet,” kata Direktur Jembatan Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Iwan Zarkasi saat ditanya kenapa baru berumur sepuluh tahun pot bearing telah rusak.
Sebelumnya, Iwan mengatakan, pot bearing bisa bertahan di jalan layang selama 20-50 tahun. Padahal, jalan layang Cengkareng B dibangun pada 2008 dan selesai pada 2009, yang berarti umurnya baru 10 tahun.
Selain pot bearing, dalam rilis Kementerian PUPR pada Kamis (27/12/2018) tertulis perbaikan juga akan mencakup pada sambungan siar muai atau expension joint pada pilar 4 dan 11 dari keseluruhan ada 14 pilar. Menurut Iwan, expension joint umumnya dapat bertahan sampai dengan 50 tahun.
Selain kedua alat tersebut, secara paralel juga akan dilakukan pengerasan beton oprit jalan layang atau timbunan tanah/jalan. Semua perbaikan direncanakan rampung dalam delapan hari, terhitung sejak Kamis.
Kerusakan ini telah dirasakan warga sejak setahun terakhir. Sementara perbaikan baru tampak dalam bulan ini.
Iwan menjelaskan bahwa persiapan perbaikan ada sejak Juni 2018, tetapi baru terlaksana pada Desember karena mempertimbangkan jumlah kendaraan yang banyak lewat di jalan ini. Selain itu, menunggu waktu di mana kendaraan lebih sedikit.
Momen libur Natal dan Tahun Baru dirasa paling tepat. Dari Juni sampai Desember 2018, jalan layang rusak ini tetap digunakan warga yang juga mengendarai truk pengangkut alat berat.
Padahal, menurut keterangan Direktur Jenderal Bina Marga Kementerian PUPR Sugiyartanto, pengecekan kelayakan jalan dilakukan setahun sekali oleh instansi Perencanaan dan Pengawasan Jalan dan Jembatan Nasional. (Kompas, 28/12/2018)
”Problem kita, kan, selama ini ada bencana baru sadar, sedangkan perawatan jembatan (jalan layang) itu harus terus-menerus. Pengertian perawatan itu bukan untuk merawat saja, melainkan juga melakukan survei pendataan. Jangan-jangan bautnya hilang atau ada ada pengelasan yang karatan bahkan rusak,” kata pakar konstruksi dari Universitas Indonesia, Irwan Katili.
Irwan juga mengatakan, umur jalan layang pada perencanaan minimum 50 tahun hingga 100 tahun. Namun, lama ketahanan ini bisa saja berkurang jika jalan layang minim perawatan. Kerusakan kecil bisa memicu kerusakan yang lebih besar jika tidak segera dilakukan perbaikan.
Selain perawatan, beban berlebih bisa menjadi penyebab jalan layang tidak bertahan lama. Setiap jalan memiliki batas muatan masing-masing. Tergantung dari jenis konstruksi, lebar dan panjang jalan, serta lainnya.
Keadaan alam juga turut memengaruhi ketahanan jalan layang. Bencana alam, terutama gempa bumi, dapat memengaruhi kekuatan jalan layang.
Padat
Akibat penutupan jalan layang Cengkareng, Jalan Lingkar Luar Barat tampak padat. Banyak kendaraan berat melewati jalan ini.
Di ujung jalan layang tampak dua alat berat untuk memperbaiki jalan. Satu untuk mengupas aspal dan satu untuk membersihkan aspal yang telah dilepaskan.
”Jalan ini (jalan layang Cengkareng) nanti diganti aspalnya dari bagian yang rusak sampai ujung saja (ujung awal jembatan),” kata salah satu pekerja yang ada di lokasi, Anwar Aditia (19).
Jalan layang yang berada di ruas Jalan Nasional Lingkar Barat ini telah ditutup total sejak Rabu (26/12/2018) malam. Bagi pengendara dari arah Kemang ke Kamal tetap dapat menggunakan dua lajur Tol Jakarta Outer Ring Road (JORR). Selain itu, bisa juga menggunakan dua lajur jalan arteri atau utama untuk melintasi Jalan Daan Mogot.
Sementara untuk arah Kamal-Cengkareng ke Kembangan, enam lajur jalan dapat dilalui. Lajur tersebut yaitu dua lajur jalan layang Cengkareng A, dua lajur tol JORR, dan dua lajur jalan arteri Lingkar Luar Barat. (SITA NURAZMI MAKHRUFAH)