JAKARTA, KOMPAS -- Puncak arus mudik tahun baru diprediksi terjadi pada Jumat (28/12/2018) hingga Sabtu (29/12/2018). Hingga Jumat malam, lalu lintas di Jalan Tol Jakarta-Cikampek terpantau relatif lancar.
Kemacetan akibat puncak arus mudik tahun baru diprediksi terjadi mulai Jumat pukul 16.00 hingga Sabtu siang. Pada pukul 16.15, kepadatan lalu lintas terjadi di Kilometer (Km) 37-39 arah Cikampek. Kecepatan maksimal yang dapat ditempuh adalah 40 km/jam.
Jalan tol masih didominasi oleh mobil pribadi hingga hari ini. Namun, sejumlah truk dan bus pariwisata terpantau melintas di lajur 3 dan 4. Hal ini berpotensi membuat kecepatan kendaraan melambat.
Kepadatan lalu lintas kembali terjadi di Km 43-44 arah Cikampek. Kecepatan maksimal yang dapat ditempuh adalah 60 km/jam.
Di Km 44-39 arah Jakarta, kendaraan mukai melambat sekitar pukul 18.00. Kecepatan maksimal adalah 60 km/jam, sedangkan kecepatan minimalnya adalah 20 km/jam. Sementara itu, lalu lintas di km yang sama arah Cikampek terpantau lancar.
Menurut data dari Posko Jasa Marga Gerbang Tol Cikarang Utama, hingga pukul 18.50, ada 52.888 kendaraan yang mengarah ke Cikampek. Sementara itu, tercatat ada 41.116 kendaraan ke arah Jakarta.
Kepala Gerbang Tol Cikarang Utama Wilayah Tiga Ahmad Zamzuri mengatakan, lalu lintas hari ini termasuk padat. "Dari pukul 06.00 hingga 14.00, jumlah kendaraan mencapai 30.000 lebih. Artinya lalu lintas padat walau tidak terjadi kemacetan," katanya.
Menurut Ahmad, kepadatan lalu lintas akan terjadi setelah jam pulang kantor. Perkiraannya, kepadatan akan mulai terjadi dari pukul 16.00 hingga Sabtu siang besok.
"Sejauh ini belum ada rekayasa lalu lintas. Apabila kondisi arus lalu lintas masih sama hingga malam, maka tidak akan ada rekayasa lalu lintas," kata Ahmad.
Hingga pukul 19.00, tidak ada pemberlakuan sistem lawan arus. Ahmad menambahkan, kendaraan besar sudah tidak melintas di jalan tol sehingga arus lalu lintas relatif lancar meski padat. Meski demikian, antisipasi kepadatan di gerbang masuk Tol Cikarang Utama telah disiapkan.
"Saat ini jumlah gardu yang dibuka ada 15, jika terjadi antrean panjang akan ditambah satu gardu. Untuk pengalihan arus dan lawan arus nanti akan tetap diberlakukan sesuai kondisi lalu lintas," ujar Ahmad.
Sementara itu, Ahmad memprediksi arus balik akan terjadi pada 1 Januari 2019. Perkiraan jumlah kendaraan yang keluar dari Gerbang Tol Cikarang Utama atau yang mengarah ke Jakarta ada sekitar 95.000 kendaraan.
Batasan truk
Direktur Jenderal Perhubungan Darat Kementerian Perhubungan Budi Setiyadi mengatakan, batasan operasional truk berlaku pada 28-29 Desember 2018 dan 1 Januari 2019. Namun, sejumlah truk yang tidak sesuai dengan peraturan masih melintas di Jalan Tol Jakarta-Cikampek.
Sejak Jumat siang hingga petang, ada sejumlah truk bersumbu tiga dan lebih yang melintas. Selain itu, ada pula truk pengangkut kendaraan roda empat dan truk gandeng.
Kendaraan yang dibatasi operasinya adalah mobil barang dengan berat lebih dari 14.000 kilogram, mobil barang bersumbu tiga atau lebih, truk gandeng, dan truk bermuatan tanah, pasir, batu, batu bara, besi, semen, serta kayu. Hal ini sesuai dengan Peraturan Menteri Perhubungan Nomor 115 Tahun 2018 tentang Pengaturan Lalu Lintas Operasional Mobil Barang Selama Masa Angkutan Natal Tahun 2018 dan Tahun Baru 2019.
Pembatasan operasi tidak berlaku bagi mobil barang pengangkut bahan bakar minyak atau bahan bakar gas, barang ekspor dan impor, ternak, pupuk, hantaran pos dan uang, serta berbagai bahan kebutuhan pokok. Hingga pukul 20.30, truk gandeng terlihat masih melintas di jalan tol.
Sebelumnya, Kepala Korps Lalu Lintas Polri Inspektur Jenderal Polisi Refdi Andri mengatakan, truk yang melanggar akan ditang dan dikeluarkan dari jalan tol. Penjagaan di titik masuk tol akan dilakukan bagi truk-truk yang melintas. (E05/E07) (SHARON PATRICIA/SEKAR GANDHAWANGI)