Pengguna Tol Diimbau Hati-hati, Sudah Satu Orang Tewas
Oleh
WINDORO ADI
·3 menit baca
CIREBON, KOMPAS — Para pengguna Jalan Tol Trans-Jawa pada liburan Natal 2018 dan Tahun Baru 2019 diimbau untuk berhati-hati saat berkendara. Kecelakaan lalu lintas lebih sering terjadi pada pukul 00.00 hingga pukul 06.00.
Kepala Unit 9 Patroli Jalan Raya Tol Cipali, Satuan PJR Kepolisian Daerah Jawa Barat, Ajun Komisaris Azis Syarifudin, Jumat (28/12/2018), menjelaskan, ada sejumlah penyebab laka lantas di jalan tol.
”Pertama, yang tidak diduga, adalah laka lantas karena pecah ban. Saya mengimbau setiap pengemudi rajin memeriksa kondisi ban. Jangan mengemudi dengan kecepatan tinggi terlalu lama saat panas terik,” tuturnya, Jumat ini.
Laka lantas berikutnya disebabkan sopir mengantuk hingga kendaraan masuk median jalan. ”Kami mengingatkan, sebaiknya penumpang juga ikut mengontrol pengemudi jika laju dan gerakan kendaraan mencurigakan,” ujarnya.
Kecelakaan juga bisa terjadi karena sopir tidak menjaga jarak atau kurang antisipasi sehingga menabrak kendaraan di depan.
”Kendaraan angkutan barang yang kecepatannya kurang dari 60 kilometer per jam juga bisa menjadi sumber laka lantas bagi kendaraan yang ada di belakang. Itu sebabnya ada larangan memacu kendaraan di bawah 60 kilometer per jam di jalan tol,” tutur Azis.
Para pengemudi agar tidak memacu bus secara ugal-ugalan. ”Mereka yang ugal-ugalan di jalan tol sudah sering menjadi sumber laka lantas di tol. Itu sebabnya kami mengingatkan mereka,” kata Azis lagi.
Menurut pengamatan Azis, kecelakaan lalu lintas sering terjadi pada pukul 24.00 sampai pukul 06.00.
Seorang tewas
General Manager Operasi Tol Cipali Suyitno menyampaikan hal senada. ”Selama liburan Natal 2018 dan Tahun Baru 2019, sejak 21 Desember sampai sekarang, di ruas wilayah kami masih relatif aman. Ada beberapa laka lantas skala kecil. Hanya satu laka lantas yang menewaskan satu orang,” ujarnya.
Laka lantas yang menewaskan satu orang tersebut terjadi pada Rabu (26/12/2018). Saat itu pengendara Daihatsu Grand Max, B 1495 TRV, yang diduga mengantuk, melarikan mobilnya pada kecepatan 100 kilometer per jam.
”Mobil tersebut menabrak mobil di depannya lalu terpelanting di Kilometer 130 A. Satu orang tewas,” ungkap Suyitno.
Ia mengingatkan, jarak Tol Trans-Jawa dari Cilegon hingga Pasuruan, yang mencapai 1000 kilometer, akan sangat melelahkan pengemudi. Oleh karena itu pengemudi diharapkan menjaga kondisi fisik.
”Beristirahatlah di rest area jika sudah terasa gejala kelelahan. Jangan menunggu sampai rasa kantuk menyerang,” tegasnya.
Wajib hukumnya memeriksa kembali kelengkapan dan ”kesehatan” mobil sebelum berangkat. ”Ingat, penyebab utama laka lantas tunggal saat kondisi kendaraan normal adalah ban meletus. Periksa ulang saat Anda istirahat di rest area,” kata Suyitno.
Ia mengimbau pengendara mematuhi rambu Lantas. ”Kecepatan minimal 60 kilometer per jam dan maksimal 100 kilometer per jam. Hindari berhenti di bahu jalan. Besar kemungkinan kendaraan Anda ditabrak dari belakang oleh mobil yang sopirnya mengantuk,” kata Suyitno.
Kasat Lantas Cirebon Kabupaten Ajun Komisaris Ahmad Troy, yang ditemui terpisah, menambahkan, cuaca yang tidak menentu di jalan tol menyebabkan jalan tol rawan kecelakaan, terutama saat hujan datang.
”Jika pandangan sudah mulai terganggu karena hujan lebat dan angin kencang, sebaiknya Anda singgah di rest area dulu,” ujar Troy.