10 Pertunjukan Musik Paling Favorit Sepanjang 2018
Selama tahun 2018, publik di Indonesia disuguhi sejumlah pertunjukan musik yang asyik dikenang. Kompas Muda merangkum 10 pertunjukan musik di Tanah Air sepanjang tahun ini yang pernah diliput oleh jurnalis harian Kompas.
Selama tahun 2018, publik di Indonesia disuguhi sejumlah pertunjukan musik yang asyik dikenang. Kompas Muda merangkum 10 pertunjukan musik di Tanah Air sepanjang tahun ini yang pernah diliput oleh jurnalis harian Kompas.
Kesepuluh pertunjukan musik itu tak hanya mencakup musisi internasional yang kebetulan manggung di Indonesia (khususnya Jakarta), tetapi juga musisi lokal. Mereka semua menyajikan pentas yang menarik untuk dicatat. Semoga saja tahun 2019 nanti, ketika suhu politik kian panas, kita juga tetap mendapatkan hiburan dari pertunjukan musik.
Jika kontestasi politik bikin sumuk negeri ini, maka pertunjukan musik bakal membuat kita lebih bahagia.
Setidaknya, saat menonton, kita bisa ambil jarak dari hiruk pikuk dukung-mendukung capres-cawapres yang kian tajam sekarang ini, lantas membiarkan diri kita mengalir bersama entakan instrumen dan alunan suara para penyanyi. Siapa tahu, kita bakal menjadi manusia yang sehat lahir dan batin.
Berikut 10 pertunjukan musik di Indonesia sepanjang 2018 yang dirangkum oleh Kompas Muda.
1. Jakarta International BNI Java Jazz Festival 2018
Ajang Jakarta International BNI Java Jazz Festival 2018 kembali hadir di Jakarta International Expo, Kemayoran, Jakarta Pusat, 2-4 Maret. Perhelatan yang telah memasuki tahun ke-14 ini berusaha untuk terus menjadi ajang merayakan musik yang beragam dalam bingkai jazz yang semakin cair.
Suasana BNI Hall di Aula D 2 JIExpo Kemayoran, Jakarta Pusat, di ajang Jakarta International BNI Java Jazz Festival (JJF) 2018, Jumat (2/3) malam, tampak padat dan meriah. Di panggung, penyanyi legendaris peraih Grammy, Dionne Warwick, tampil membawakan lagulagu andalannya, seperti ”I’ll Never Fall in Love Again” dan ”Prayer”.
Baca: Merayakan Musik, Merayakan Jazz
2. The Chainsmokers Live in Concert Jakarta
Duo DJ The Chainsmokers asal New York, Amerika Serikat, yang dimotori Andrew Taggart dan Alex Pall, tampil di Jakarta International Expo, Kemayoran, Jakarta, Jumat (30/3/2018) malam. Mereka memainkan musik dansa elektronik yang berdentum-dentum, membuat malam banjir adrenalin. Pecah!
Panggung kosong dengan rekaman musik selama 45 menit bertata lampu gemerlap mendadak gelap. Musik pun berhenti. Seketika penonton riuh. Termasuk antrean penonton di stan foto sertastan minuman. Ini memang pertanda pertunjukan akan dimulai.Perlahan lampu panggung menyala, hampir bersamaan dengan intro ”Sick Boy” yang menggema. Penonton makin bergemuruh kala duo DJ The Chainsmokers tampil di panggung. Andrew segera melompat menuju meja DJ. Sementara Alex naik ke atas meja sembari mengambil mikrofon.
”Jakarta, ayo buat suara. Kami The Chainsmokers. Senang kami bisa kembali,” teriak Alex yang segera disambut penonton penuh semangat. Sebelumnya, penonton sudah lebih dulu dihibur oleh DJ Jenja, Weird Genius, Alffy Rev, dan Dipha Barus.
Baca: Pecah Bersama The Chainsmokers
3. Konser Katy Perry ”Witness”
Ratu pop Katy Perry disebut-sebut sebagai pemberontak karena sikap dan perilakunya jauh dari nilai-nilai konservatif yang ditanamkan orangtuanya. Dia salah satu pejuang kesetaraan dan demokrasi. Lewat lagu, Katy menyampaikan gagasannya yang kian hari kian matang.
onser Katy selalu menawarkan kemegahan dan pengalaman imajinatif, begitu juga dengan konser bertajuk ”Witness” di Indonesia Convention Exhibition (ICE), Tangerang, Banten, Sabtu (13/4/2018). Konser yang dipromotori AEG Presents dan InTour Live ini merupakan konser Katy yang ketiga kali di Indonesia, setelah tahun 2012 dan 2015.
Katy tampil di panggung utama selebar 70 kaki (21 meter) dan panjang runaway 90 kaki (27.5 meter). Panggung utama ini disertai latar belakang layar raksasa berbentuk mata, sementara runaway meliuk sebagai deformasi dari air mata meleleh. Sekilas bentuk panggung ini mirip kecambah.
Baca: Si Pemberontak Makin Matang
4. We The Fest
Penampilan Albert Hammond Jr sangat santai saat ditemui di bilik khusus untuk wawancara ”one on one” beberapa jam sebelum ”manggung”. Jumat (20/7/2018) malam itu adalah kali pertama dia datang ke Indonesia dan tampil di ajang pentas musik tahunan We The Fest yang telah digelar sejak 2014.
Malam sebelumnya, mantan gitaris The Strokes, band rock asal New York, Amerika Serikat, itu baru saja menggelar konser gig-nya di Kuala Lumpur, Malaysia. Tur Hammond akan berlanjut ke beberapa kota besar di Australia.
”Buat saya, para penggemar yang datang menonton (di Kuala Lumpur) adalah salah satu penonton kami yang paling gila. Saya, sih, biasanya setiap kali akan tampil di satu tempat enggak terlalu berharap. Tapi, Anda akan melihat betapa senangnya saya nanti begitu tampil di atas panggung. You’ll see,” ujar Hammond sambil tersenyum.
Betul saja, Jumat malam itu Hammond tampil menggila di atas panggung We The Fest. Setidaknya 15 lagu, termasuk beberapa tembang hit, dia bawakan secara total bersama empat personel band pengiringnya.
Baca: Bernyanyi di We The Fest
5. Soundrenaline 2018
Soundrenaline 2018 sudah selesai ketika Limp Bizkit turun panggung dan kembang api berkilatan di langit di atas patung Garuda Wisnu Kencana bernaung, pada Senin (10/9/2018) dini hari. Festival ini memang berlangsung meriah, dengan 70-an penampil di lima panggung “wah”. Namun untuk bisa mencicipi kemewahan itu, para penampil ini mesti menjalani pergulatan panjang. Inilah sebagian kecil kisah mereka.
“Kami Semiotika dari Jambi. Mungkin kalian ada yang belum tahu. Kami band instrumental yang cukup tersingkir,” ujar gitaris Bibing, atau Billy Maulana Hutabarat dari panggung Camp Stage pada Sabtu (8/9/2018). Di hadapannya ada banyak penonton, yang kebanyakan duduk di lantai konblok.
Semiotika tampil sekitar 45 menit membawakan lagu-lagu dari album perdana Ruang, produksi 2015. Mereka juga memainkan lagu baru berjudul “Gelombang Darat” yang dicuplik dari minialbum berjudul sama, yang baru keluar April 2018 lalu.
Baca: Cerita Kecil dari Festival Sebesar Soundrenaline
6. Synchronize Fest 2018
Synchronize Fest 2018 yang berlangsung pada 5-7 Oktober di Gambir Expo Kemayoran Jakarta, dalam beberapa sisi dapat dibaca sebagai tontonan generasi mapan. Mereka yang dulu tak mampu menonton konser band-band kesayangan, kini meluapkannya dengan datang berdua atau bahkan beramai-ramai.
Pemandangan itu tampak sekali terutama pada malam terakhir, Minggu (7/10/2018), ketika Jamrud, Padi Reborn, dan Dewa 19 Feat Ari Lasso & Once Mekel tampil berurutan di panggung yang sama. Penonton membeludak melampaui jumlah penonton di lima panggung lainnya.
Baca: Suguhan untuk Generasi Mapan
7. Guns N’ Roses “Not In This Lifetime Tour”
Permulaan November ini terasa menggetarkan bagi penyuka rock di Indonesia. Tembang ”Bohemian Rhapsody” milik Queen dibicarakan lagi akibat film biopik berjudul sama yang tayang di bioskop sejak 30 Oktober. Momen berikutnya adalah konser raksasa Guns N’ Roses, band pemilik lagu ”November Rain”, di Gelora Bung Karno, Jakarta, Kamis (8/11/2018). Dua peristiwa itu memunculkan reaksi berbeda.
Aktor Rami Malek yang memerankan Freddie Mercury di film Bohemian Rhapsody dipuja-puji. Film yang telah mencetak penghasilan lebih dari 60 juta dollar AS itu dipercaya memantapkan rotasi perputaran katalog Queen di penyedia musik streaming, modus operandi mendengar musik bagi generasi terkini.
Baca: Semoga Axl Sehat Terus
8. The 90s Festival
Nostalgia sungguh mahal harganya. Demi bisa kembali bernostalgia mengenang masa emas musik era ’90-an, kaum urban Jakarta dan sekitarnya tak sungkan merogoh kocek dalam-dalam di The 90s Festival yang digelar seharian penuh di Gambir Expo, Kemayoran, Jakarta, Sabtu (10/11/2018). Yang penting, bisa kembali ke masa di mana lagu-lagu indah menancap kuat di memori hingga hari ini tak tergantikan.
Sinar matahari yang mulai redup menjelang senja mengantar trio vokal Lingua yang terdiri dari Arie, Amara, dan Frans Mohede tampil di panggung The 90s Festival. Trio era 90-an yang dikenal dengan lagu-lagu seperti ”Bila Kuingat”, ”Jangan Kau Henti”, ”Tak Kan Habis Cintaku”, dan ”Mampu Bertahan” itu segera mengundang antusiasme penonton.
Baca: Nostalgia, Sehari Saja!
9. Raisa Fermata Intimate Concert
Selain berparas elok dan bersuara bak surgawi, Raisa juga pendongeng ulung. Gabungan tiga daya tarik ini menghadirkan energi positif. Pada Rabu (21/11/2018), para penggemarnya pun menyimak dongeng indah Raisa.
Dongeng tadi mereka nikmati bersama dalam konser persembahan Bukalapak bertajuk ”Raisa Fermata Intimate Concert” di The Hall, Senayan City Jakarta. Sekitar 1.000 penonton larut menyimak dongeng Raisa itu.
Baca: Dongeng Indah Raisa
10. Swara Gembira ”Hip-hip Hura”
Penyanyi Chrisye telah meninggalkan kita semua 11 tahun lalu. Namun, sederet tembang yang pernah dipopulerkannya masih terus hidup. Pada Sabtu (8/12/2018), paguyuban Swara Gembira memanggungkan lagi lagu-lagu populer itu. Acara bertajuk Hip-hip Hura itu bukanlah ajang nostalgia belaka. Acara itu adalah parade kebudayaan Indonesia.
Tengok saja panggung yang terletak di arena dalam ruang Livespace di daerah SCBD, Jakarta Selatan itu. Lantai panggung itu terlapisi kain songket, produk budaya melayu, berkelir dasar merah. Kain keemasan menghiasi undakan empat tingkat di atas panggung. Mungkin benangnya tidak terbuat dari emas betulan, tapi yang penting berkilauan.
Baca: Hip Hip Hura, Sebuah Pelajaran tentang Indonesia dari Chrisye
(BONDAN WIBISONO)