PANDEGLANG, KOMPAS – Sejumlah hotel yang terdampak bencana tsunami Selat Sunda di kawasan pesisir Pandeglang, Banten, mulai berbenah untuk menyambut wisatawan saat pergantian tahun. Meski demikian, tingkat hunian hotel diperkirakan anjlok.
Di kawasan Pantai Carita, Pandeglang, Banten, beberapa bangunan hotel mulai diperbaiki. Bahkan, beberapa hotel sudah mulai beroperasi seperti Pondok Lusia. Hotel ini mulai beroperasi sejak Kamis (23/12/2018). “Kami mulai membuka penginapan bagi tamu, dengan catatan tamu tersebut sudah mengetahui risiko yang dihadapi,” ujar Manajer Pondok Lusia Reza Andika, Jumat kemarin, saat ditemui.
Pondok Lusia hanya sekitar 50 meter dari bibir pantai Carita. Menurut Reza, sekitar 30 persen area dan bangunan di Pondok Lusia hancur akibat terjangan tsunami. Tsunami juga telah merusak beberapa mobil tamu, pagar, gerbang, gazebo, ruang karaoke, dan tiga vila.
“Semoga ke depannya masih ada tamu lagi, karena masyarakat lokal yang bekerja di sini juga butuh penghasilan. Semoga kondisinya semakin membaik,” kata Reza.
Hotel lain yang sudah beroperasi sambil terus berbenah adalah Archipelago. Meski berada tepat di tepi Pantai Carita, bangunan hotel hampir tidak rusak meski diterjang tsunami.
Menurut petugas penerima tamu Archipelago, Sasi (25), tsunami hanya mengirimkan luapan air hingga memasuki kamar pengunjung. “Banyak tamu yang bilang bangunan di sini kokoh. Pengunjung juga sudah ada yang memesan kamar untuk Sabtu (29/12),” ungkap Sasi.
Adapun hotel lain juga tampak diperbaiki meskipun belum mulai beroperasi, seperti Hotel Tanjung Lesung Resort and Beach Club di kawasan ekonomi khusus (KEK) Tanjung Lesung. Hotel ini masih terus berbenah sebelum mulai dioperasikan per 1 Januari 2019.
Kunto Wijoyo, Direktur Banten West Java Tourism Development selaku pengelola KEK Tanjung Lesung, mengatakan, kerusakan hotel akibat tsunami sekitar 25 persen. Adapun untuk area Beach Club sekitar 80 persen. “Total kerugian belum kami rinci, tetapi kemungkinan lebih dari Rp 100 miliar,” kata Kunto.
Berdasarkan data Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Pandeglang, terdapat 14 hotel di Pandeglang yang rusak parah akibat tsunami. Tingkat hunian hotel, yang tidak rusak sekalipun, langsung anjlok.
Tingkat hunian hotel, yang tidak rusak sekalipun, langsung anjlok.
My Pisita Anyer Resort misalnya, berdaya tampung sekitar 40 vila. Okupansinya langsung melorot setelah tsunami menghantam Banten, Sabtu (22/12/2018) malam. Tingkat hunian bahkan anjlok menjadi hanya sekitar 5 persen. Bahkan, Sabtu ini diperkirakan tidak ada tamu yang menginap.
Ketua Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) Banten Achmad Sari Alam memprediksi okupansi hotel akan turun drastis antara lain di Anyer, Kabupaten Serang hingga Carita dan Tanjung Lesung, Kabupaten Pandeglang.“Okupansi bakal kurang dari 10 persen,” ujarnya.
Bupati Pandeglang Irna Narulita mengatakan, sektor pariwisata di Pandeglang sebenarnya menyumbang pendapatan asli daerah sebesar 42 persen. Dampak tsunami akan sangat signifikan terhadap pariwisata terutama di Carita dan Tanjung Lesung.
“Kami akan membantu sebisanya untuk perbaikan wisata. Kami menyambut agenda wisata yang direncanakan kementerian dan akan dibuat semenarik mungkin sehingga menarik wisatawan," ucap Irna.
Sebelumnya, Menteri Pariwisata Arief Yahya mengungkapkan, Kementerian Pariwisata akan membantu pemerintah daerah terdampak tsunami Selat Sunda dalam program pemulihan industri pariwisata dengan mengadakan kegiatan serta promosi destinasi wisata.
Ditargetkan dalam waktu tiga bulan aktivitas wisata di Anyer sampai Tanjung Lesung dapat berjalan normal kembali. "Belajar dari pemulihan wisata di Lombok dan Bali pasca gempa. Pemerintah terjun langsung sehingga menumbuhkan kepercayaan masyarakat, industri maupun investor," kata Arief, di Kecamatan Labuan, Kamis lalu. (ILO/BAY/MTK/NIA/E10/E17)