Lahan Bermain Renata
Renata Tirta Kurniawan (35) terus menghidupi kecintaannya pada seni pertunjukan yang ia akrabi sejak kanak-kanak. Sempat menjadi presenter dan menekuni dunia pendidikan, Renata menjadikan seni pertunjukan sebagai lahan bermain.
Setiap kali terlibat dalam penggarapan suatu pertunjukan, Renata selalu bercanda bahwa lahan bermainnya sedang dimulai. Baginya, setiap proyek adalah tempat mencurahkan kecintaan yang membuatnya bersukacita. Sejatinya, tak sekadar bermain-main, ia selalu menggarap tiap proyek seni itu dengan bersungguh-sungguh. Hal itu pula terlihat ketika ia menjadi sutradara sekaligus penulis naskah dalam pementasan Teater Musikal Aksi Genera.Z.
Tiga bulan sebelum hari pertunjukan, Jumat (21/12/2018), Renata sudah sibuk bekerja bersama lebih dari 30 anak dan remaja dari generasi Z yang dikumpulkan melalui audisi lewat media sosial Instagram. Anak- anak yang lahir pada rentang tahun 1995-2010 ini ia pandang menarik karena merekalah yang akan menjadi penentu opini publik, penentu pasar, punya ambisi, punya talenta, mau berusaha, dan melek teknologi.
Dikenal sebagai seorang workholic alias pencinta kerja, Renata sepenuh hati menggarap Teater Musikal Aksi Genera.Z. Sejak memutuskan berhenti dari pekerjaan sebagai dosen dan dekan di London School of Public Relations (LSPR)-Jakarta, Renata sibuk membentuk Komunitas Genera.Z bersama Alva Primero Talent Academy and Management. Sama seperti ketika menggarap pertunjukan-pertunjukan sebelumnya, ia total berkarya hingga turut menginap saat pemuatan properti panggung di Pusat Perfilman H Usmar Ismail, Jakarta.
”Enggak mau nanggung. Mau kasih yang terbaik. Bukan sekadar pekerjaan, tetapi tempat untuk eksplorasi diri, berusaha enjoy,” kata Renata saat ditemui seusai pementasan di sebuah restoran di dekat rumahnya di Tangerang, Sabtu (22/12).
Praktis dan akademis
Awalnya Renata lebih banyak bekerja sebagai manajer panggung. Ia sempat sulit beradaptasi ketika diwajibkan duduk di belakang meja ketika menjabat sebagai Wakil Dekan Department of Mass Communication, Advertising and Performing Arts Communication LSPR-Jakarta.
Terjun ke dunia akademis, kesehariannya dipadati dengan kegiatan membuat kurikulum, bahan ajar, hingga merumuskan arah pendidikan seni pertunjukan di LSPR-Jakarta. ”Ke arah komunikasi karena (itu) sekolah tinggi komunikasi. Medianya macam-macam. Bagaimana berkomunikasi lewat seni pertunjukan. Ada musik, teater, dance, kostum, dan make up. Hal-hal yang berbau seni dan ditunjukkan ke orang,” ujar Renata.
Agar tetap bahagia, ia menggabungkan dunia seni pertunjukan secara praktis dan akademis. Ketika membuat kurikulum, misalnya, ujian akhirnya tetap berupa praktik seni pertunjukan. Di kampus itu Renata juga terlibat membidani lahirnya Jurusan Komunikasi Seni Pertunjukan.
Autisme
Di lingkungan kampus, ia juga terlibat di hampir semua seni pertunjukan, baik di depan layar maupun di belakang layar. Selama tiga tahun berturut-turut, misalnya, Renata terlibat dalam pembuatan seni pertunjukan untuk anak berkebutuhan khusus, terutama bagi penyandang autisme di subunit London School Center for Autism Awareness.
Dari sama sekali tidak paham tentang autisme, pengetahuannya tentang bagaimana menangani anak-anak autis untuk tampil di panggung pun terus bertambah.
Kegigihannya untuk berlatih bersama anak penyandang autis membuahkan hasil seperti pertunjukan teater musikal Aladin, Grease The Musical, dan Peterpan. Anak-anak autis yang tidak bicara tetap bisa tampil menari dengan kostum menarik. Sementara mereka yang piawai bicara dilatih berakting dengan metode echoing atau menirukan bacaan teks. Untuk gerakan di panggung, anak-anak ini berlatih dengan cara mirroring atau menirukan gerakan yang dipertontonkan Renata.
Renata juga membuat naskah teater dari film pendek Saudaraku Berbeda tentang anak autis. Film yang diadopsi dari buku Saudaraku Berbeda karya Dokter Sung Ming dari Singapura ini ditulis kembali oleh Arswendo Atmowiloto dalam bahasa Indonesia.
”Film ini dibawa ke sekolah- sekolah untuk edukasi kalau saudaranya autistik jangan dimusuhin. Jangan malu! Ada pertunjukan yang bentuknya untuk sosialisasi dan ada yang untuk aktualisasi anak berkebutuhan khusus,” ujarnya.
Sejak masih berusia bocah di bangku kelompok bermain, Renata terlibat beragam kegiatan pertunjukan. Ia bernyanyi, ikut peragaan busana, hingga menari. Bakatnya sebagai pembawa acara pun ditemukan sejak kelas empat sekolah dasar.
Kala itu, tawaran menjadi presenter pada acara Panggung Prestasi Anak di Televisi Pendidikan Indonesia sudah datang menghampiri. ”Dari SMA sudah ngajarin anak-anak, bikin grup dance buat anak. Ngajarin anak kecil buat tampil jadi MC,” katanya.
Perkenalan dengan teater musikal justru dimulai pada saat kuliah di LSPR-Jakarta. Seusai kuliah, ia menjadi dosen di almamaternya untuk beragam mata kuliah. Di luar kampus, Renata pun kerap mengajar teknik bicara di depan publik.
”Saya enjoy ngajar. Belajar psikologi komunikasi lewat ngajar. Belajar teknik baru, belajar tentang orang, pemanggungan, tata panggung. Selain di praktik, saya juga cinta dunia akademis. Hidup, ya, belajar terus,” ujar Renata.
Setelah keluar kandang dari LSPR-Jakarta, Renata sedang mempersiapkan program buat ujian internasional sertifikasi profesi di seni pertunjukan.
”Kalau bisa (saya) ingin terus berkarya di edukasi dan entertainment. Waktu kecil pernah mimpi punya gedung sekolah untuk nyanyi, dance, dan akting. Genera.Z yang saya buat akan diarahkan ke sana. Ingin punya tempat yang menggabungkan entertainment dan education,” ucap Renata.
Sambil membagikan ilmu seni pertunjukan, Renata mengingatkan, jangan lupa bersenang-senang di lahan bermain kita.
Renata Tirta Kurniawan
Lahir: Jakarta, 4 Februari 1983
Pendidikan:
- 2008-2007: S-2 Corporate Communications, The London School of Public Relations- Jakarta
- 2006-2002: S-1 Mass Communication, The London School of Public Relations-Jakarta
- 2002-2001: STIKOM InterStudi Diploma I in Public Relations
Pengalaman profesional, antara lain:
- 2018-sekarang: Pendiri dan Sutradara Genera.Z, Managing Director Alva Primero Talent Academy, pemilik Restoran MaMie Crispy
- 2017-2018: Dekan Department of Performing Arts Communication, Mass Communication and Digital Media Communication and Advertising LSPR-Jakarta
- 2013-2017: Dekan Department of Performing Arts Communication LSPR-Jakarta
- 2011-2018: General Manager Indonesia Drama Educators Association (IDEAL)
- 2012-2013: Wakil Dekan Department of Mass Communication, Advertising and Performing Arts Communication LSPR-Jakarta
Pengalaman Pertunjukan (antara lain)
- Coordinator and Singer of LSPR Choir for The 1st Vietnam International Choir Competition, Hoi An, Vietnam, 2011
- Director and Script Writer of London School Beyond Academy Musical Theatre, 2015-2017
- Creative Director and Choreographer of LSPR Choir for The 5th Canta Al Mar Festival Coral Internacional, Calella, Spain, 2016