Momen Perkuat Solidaritas
Sejumlah kalangan berharap perayaan Tahun Baru 2019 berlangsung bersahaja. Perayaan pergantian tahun itu diharapkan menjadi momen memperkuat empati dan solidaritas bangsa.
MATARAM, KOMPAS Masyarakat disarankan untuk merayakan Tahun Baru 2019 secara tidak berlebihan. Terlebih lagi, saat ini bangsa Indonesia sedang dalam suasana berduka dengan musibah tsunami yang menimpa Banten dan Lampung. Sebelumnya, bencana alam juga terjadi di Lombok dan Palu.
”Masyarakat diharapkan tidak usah berlebihan merayakan malam Tahun Baru. Perayaan pergantian tahun bisa diisi dengan doa bersama bagi korban tsunami dan keluarganya,” kata Kepala Kepolisian Daerah Jawa Barat Inspektur Jenderal Agung Budi Maryoto, Sabtu (29/12/2018), di Bandung.
Senada dengan imbauan dari Kapolda Jawa Barat, Pemerintah Provinsi Nusa Tenggara Barat mengarahkan masyarakat untuk merayakan pergantian tahun dengan tidak berlebihan, apalagi berhura-hura. Tahun Baru akan dirayakan dengan sederhana sebagai empati dan solidaritas terhadap korban bencana alam di sejumlah daerah di Nusantara, khususnya Lombok.
”Kami akan merayakan pergantian tahun dengan berdoa dan zikir bersama di halaman kantor gubernur,” kata Gubernur Nusa Tenggara Barat Zulkieflimansyah di Mataram.
Bupati Lombok Barat Fauzan Khalid juga berkomitmen serupa. Perayaan pergantian tahun di Lombok Barat akan diisi dengan doa dan zikir bersama, mulai dari tingkat desa, kecamatan, hingga kabupaten. ”Kami berharap pergantian tahun itu diisi dengan kegiatan muhasabah atau introspeksi diri, yaitu menilai kekurangan secara personal dan sosial,” kata Fauzan.
Penutupan jalur
Meski demikian, kepolisian tetap bersiap untuk mengantisipasi kepadatan di sejumlah daerah, di antaranya di jalur wisata Puncak, Bogor, Jawa Barat. Pada malam Tahun Baru, Kepolisian Resor Bogor akan merekayasa lalu lintas berupa penutupan jalur wisata selama 12 jam.
”Jalur Puncak akan ditutup mulai Senin (31/12/2018) pukul 18.00 hingga Selasa (1/1/2019) pukul 06.00. Ketentuan itu berlaku untuk kendaraan roda empat atau lebih,” kata Kepala Polres Bogor Ajun Komisaris Besar Andi Moch Dicky, Sabtu. Penjelasan soal penutupan jalur disampaikan lebih awal supaya dapat diantisipasi masyarakat.
Penutupan jalur, kata Andi, dilakukan mulai dari Simpang Gadog sampai Puncak Pass. Selain itu, di wilayah Cianjur, penutupan diberlakukan mulai dari Tugu Guntur sampai Puncak Pass.
Kepala Satuan Lalu Lintas Polres Bogor Ajun Komisaris Hasby Ristama menyampaikan, penutupan ini berlaku dua arah, baik dari arah Jakarta menuju Cianjur maupun sebaliknya. Masyarakat diimbau untuk menggunakan jalur alternatif. Yang ingin ke arah Cianjur dapat melalui Sukabumi ataupun Jonggol. ”Hal ini sudah dilakukan dari tahun ke tahun. Masyarakat diharapkan dapat masuk lebih awal dari jadwal penutupan. Sebab, tidak akan ada toleransi untuk kendaraan yang sudah terjebak penutupan,” tuturnya.
Sterilisasi Malioboro
Penutupan pusat-pusat keramaian perayaan pergantian tahun juga dilakukan di Kota Yogyakarta. Perayaan Tahun Baru 2019 di Kota Yogyakarta akan terpusat di kawasan wisata Malioboro dan sekitarnya. Karena itu, kawasan Malioboro akan disterilkan dari kendaraan, baik kendaraan bermotor maupun angkutan tradisional, yakni becak dan andong. ”Ada beberapa tahapan penutupan jalan, khususnya untuk masuk ke area Malioboro,” kata Kepala Satuan Lalu Lintas Polresta Yogyakarta Komisaris Dwi Prasetio.
Dwi menjelaskan, proses sterilisasi kawasan Malioboro dari kendaraan akan dimulai pada Senin pukul 15.00. Polisi akan menutup sejumlah jalan menuju kawasan Malioboro sehingga kendaraan tidak bisa masuk ke sana.
Selain itu, kendaraan-kendaraan yang sedang berada di Malioboro akan diarahkan meninggalkan kawasan tersebut. ”Mulai Senin pukul 17.00, kendaraan besar, seperti bus dan truk, juga akan dialihkan agar tidak memasuki wilayah Kota Yogyakarta. Tujuannya adalah mengurangi kepadatan di wilayah Kota Yogyakarta,” katanya.
Lonjakan pengunjung
Beberapa kawasan wisata di DKI Jakarta juga bersiap menerima kehadiran pengunjung. Apalagi, pada malam pergantian tahun, pengunjung diperkirakan akan semakin bertambah.
Rika Lestari dari Corporate Communication Ancol Taman Impian mengatakan, jumlah pengunjung pada malam Tahun Baru diperkirakan sebanyak 250.000 orang. Jumlah itu lebih banyak dibandingkan dengan kunjungan pada akhir pekan yang berkisar 40.000-50.000 orang.
Untuk menjaga keamanan dan kenyamanan pengunjung, 2.800 petugas internal Ancol telah disiapkan. Mereka akan dibantu 3.500 petugas gabungan dari TNI, Polri, satuan polisi pamong praja (satpol PP), Pramuka, dan petugas kesehatan.
”Kami juga telah menyediakan fasilitas layanan pengunjung, seperti 10 pos pelayanan, 10 mobil ambulans, 20 toilet tambahan, dan 5 toilet ramah difabel,” kata Rika.
Kenaikan jumlah pengunjung sudah mulai terlihat di kawasan Kota Tua, Jakarta Barat, dan akan memuncak pada pergantian tahun.
Setiap hari, kawasan Oud Batavia atau Batavia Lama itu dikunjungi sekitar 20.000 orang. Khusus hari libur, terutama Tahun Baru, jumlah pengunjung bisa mencapai 60.000 orang per hari. Hingga Sabtu pukul 16.00, jumlah pengunjung kawasan itu sebanyak 56.000 orang.
Kepala Unit Kota Tua Jakarta Norviadi S Husodo menyampaikan, keamanan menjadi hal utama di Kota Tua. Kejahatan yang sering terjadi adalah pencopetan, penjambretan, dan gendam. Personel Satuan Petugas Keamanan Kota Tua pun telah disiagakan. ”Kami telah menerjunkan 73 petugas internal, ditambah sekitar 300 personel dari polisi, TNI, dan satpol PP untuk menjaga keamanan kawasan dan pengunjung,” ujarnya.
Kantor Unit Pengelola Kota Tua Jakarta mencatat, sepanjang tahun ini ada 4 copet yang tertangkap, 384 kasus kehilangan, 240 orang mabuk, dan 528 kejadian anak terpisah dari orangtua di kawasan Kota Tua. Dengan demikian, pengunjung juga harus ekstra waspada.
(RUL/SEM/HRS/E07/E19/E16/)