Semua mata di NBA saat ini tertuju kepada remaja 19 tahun asal Slovenia, Luka Doncic. Rookie Dallas Mavericks ini memukau dunia basket Amerika Serikat dengan memproduksi rata-rata 19,5 poin, 5 asis, dan 6 rebound. Potensi Doncic pun disejajarkan dengan ”Sang Raja” LeBron James pada saat remaja.
Doncic baru memainkan 22 gim musim ini. Meski belum menyentuh setengah musim, pengamat, pemain, dan penggemar NBA sepakat gelar ”Rookie of the Year 2019” jatuh kepada pemilik nomor punggung 77 itu.
Pujian datang langsung dari legenda Mavericks, Dirk Nowitzki. ”Saya mengatakannya setiap saat. Dia bermain lebih seperti veteran yang sudah main bertahun-tahun daripada seorang debutan 19 tahun,” ujar Nowitzki dikutip dari ESPN.
"Dia bermain lebih seperti veteran yang sudah main bertahun-tahun daripada seorang debutan 19 tahun."
Sejauh ini, catatan statistik Doncic masih unggul dibandingkan dengan drookie lain. Lebih tua satu tahun, DeAndre Ayton (20) dari Phoenix Suns mencatatkan 16,3 poin per gim (ppg), 10,8 rebound per game (rpg), dan 2,3 asis per gim (apg). Trae Young (20) asal Atlanta Hawks, tim yang mengambil Doncic pada draft pick sebelum menukarnya dengan Mavericks, baru menghasilkan 15,5 ppg, 7,4 apg, dan 2,9 rpg.
Lebih jauh ke belakang, dalam satu dekade terakhir tidak ada remaja di NBA dengan produktivitas seperti Doncic. Satu-satunya remaja dengan statistik serupa hanya LeBron James saat menjadi rookie Cleveland Cavaliers musim 2003-2004. Catatan LeBron saat berusia 19 tahun itu sedikit lebih baik dengan 20,9 ppg, 5,9 apg, dan 5,5 rpg.
Mengejar takhta
Kemudian, pertanyaan besarnya, mungkinkah pebasket dari Eropa merebut takhta ”Sang Raja”, yang merupakan atlet terbaik NBA setelah era Michael Jordan. Jawabannya, sangat mungkin. Berkaca pada statistik, Doncic masih jauh dari potensi terbaiknya.
Cermin kecilnya terlihat pada peningkatan drastis penampilan Doncic dari November ke Desember. Dia memainkan 12 laga pada November dengan menghasilkan 17,7 ppg, 4,2 apg, dan 6,7 rpg. Sepanjang Desember, Doncic memperbaiki catatannya dalam 14 laga menjadi 21,1 ppg, 6,2 apg, dan 6,7 rpg. Doncic bahkan memecahkan rekor baru di kariernya, yakni mencetak 34 poin saat laga melawan New Orleans Pelicans, Jumat (28/12/2018).
Peningkatan drastis itu tak lepas dari semakin ahlinya Doncic memancing pelanggaran yang berbuah tembakan bebas. Dari 3,8 kali tembakan bebas per laga pada bulan lalu menjadi 8,8 kali tembakan bebas per laga. Lewat tembakan bebas, dia menambahkan 3,2 ppg ke statistiknya.
Potensi Doncic semakin nyata ketika membedah lebih jauh statistiknya dan LeBron. Doncic membukukan statistik itu dalam durasi bermain hanya 32,5 menit per gim (mpg). Adapun LeBron kala itu sudah bermain 39,5 menit. Dalam jumlah tembakan per laga, Doncic hanya 14,6 kali dibandingkan dengan 18,9 kali milik sang raja. Statistik ini menandakan efisiensi sekaligus efektivitas permainan pemain berambut pirang itu.
Meski begitu, statistik hanyalah soal angka. Itu hanya sebagian alasan kekaguman publik AS kepadanya. Kekaguman besar kepada mantan pemain klub basket Real Madrid itu berasal dari tipe permainannya yang modern dan serba bisa.
Doncic terdaftar sebagai small forward. Di lapangan, dia bisa berubah menjadi guard dan power forward. Dengan tubuh besarnya yang tidak terlalu atletis, tinggi 201 cm dan berat 98 kg, dia lebih cocok bermain di dalam paint area.
Doncic memiliki IQ basket tinggi untuk mengatur tempo permainan. Dia juga bisa menerobos pertahanan dengan dribel cepat. Tipe permainannya seperti Giannis Antetokounmpo ataupun Ben Simmons.
Perbedaannya, remaja pertama yang menjadi MVP di Liga Eropa itu merupakan penembak perimeter yang sangat baik. Dia sering melakukan tembakan langkah mundur ala James Harden dari garis tiga poin. Persentase tembakan tiga poinnya mencapai 37,1 persen.
Merebut takhta “Sang Raja” bukan hanya tentang statistik. LeBron memiliki segalanya: 3 cincin juara, 4 kali MVP, 3 kali MVP Final, dan 14 kali masuk ke dalam tim All Star. Semuanya masih bisa bertambah musim ini bersama Los Angeles Lakers.
Doncic pun girang disandingkan dengan LeBron muda. ”Ini luar biasa. Kalian tahu bahwa dia adalah idola saya. Jadi, sangat spektakuler bisa berada di momen ini,” katanya.
Jalan Doncic mengambil takhta ”Sang Raja” masih sangat panjang. LeBron yang sudah berusia 34 tahun mulai membuka pintu untuk mewariskan mahkotanya. Dalam sebuah wawancara, LeBron menyatakan keinginannya bermain dalam satu tim bersama Doncic.
”Ini bukan sebuah hal yang susah dimengerti. Dia adalah pemain hebat, pastinya. Saya senang jika bisa bermain dengannya,” ucap LeBron, seperti dikutip dari situs NBA.