Pekerja Migran asal Indramayu Meraja di Luar Negeri
Oleh
Windoro Adi
·2 menit baca
INDRAMAYU, KOMPAS - Tahun 2018, pekerja migran asal Indramayu, Jawa Barat, yang bekerja di luar negeri, menempati peringkat teratas melampaui jumlah pekerja migran asal Lombok Timur. Sepanjang tahun lalu, para pahlawan devisa asal ini mendulang devisa lebih dari Rp 4 triliun.
"Tahun 2018, jumlah pekerja migran asal Indramayu sudah melampaui pekerja migran asal Lombok Timur. Jumlahnya sampai November lalu, mencapai 19.580 orang, sementara pekerja migran asal Lombok Timur yang bekerja di luar negeri mencapai 12.184 orang, diikuti pekerja migran asal Kabupaten Cirebon, Cilacap, dan Kabupaten Lombok Tengah. Masing masing daerah jumlahnya 10.534 orang, 10.199 orang, dan 9.059 orang," papar Ketua Serikat Buruh Migran Indonesia (SBMI), Indramayu, Juwarih, Selasa (1/12/2019).
Padahal dua tahun lalu, para pekerja migran asal Lombok Timur masih di peringkat teratas dalam hal jumlah. Tahun 2016, jumlah pekerja migran asal Lombok Timur yang bekerja di luar negeri, 18.246 orang, pekerja migran asal Indramayu (15.344 orang), pekerja migran asal Kabupaten Cirebon (9.232 orang), pekerja migran asal Cilacap (8.689 orang) dan pekerja migran asal Lombok Tengah (10.183 orang).
Mengutip data BNP2TKI, Juwarih mengatakan, total pekerja migran asal Indonesia di luar negeri sejak Januari sampai November 2018 mencapai 248.723 orang. "Mereka yang bekerja di Malaysia, 85.416 orang, sedang yang bekerja di Taiwan, 67.200 orang. Mereka yang bekerja di Hongkong, Singapura, dan Arab Saudi masing masing, 53.681 orang, 15.695 orang, dan 5.625 orang," ujar Juwarih.
Akan tetapi, Juwarih mengatakan, potensi pekerja migran asal Indramayu itu bias jadi lebih besar. Alasannya, jumlah itu belum menghitung keberadaan pekerja yang berangkat illegal.
"Sebagian pekerja migran ilegal ini memilih bekerja di Arab Saudi. Saya perkirakan jumlahnya mencapai 10 persen dari jumlah pekerja migran yang resmi," ungkap Juwarih.