Ratusan Warga Bersihkan Sampah Sisa Perayaan Tahun Baru di Yogyakarta
Oleh
Haris Firdaus
·3 menit baca
YOGYAKARTA, KOMPAS — Ratusan warga bekerja bakti membersihkan lingkungan dari sampah sisa perayaan Tahun Baru di Yogyakarta, Selasa (1/1/2019) pagi. Mereka yang terlibat dalam kegiatan pembersihan itu berasal dari berbagai kelompok, misalnya komunitas pencinta lingkungan, alumni pondok pesantren, hingga para suster Katolik.
Aktivitas bersih-bersih itu dilakukan di sejumlah tempat yang menjadi lokasi perayaan Tahun Baru di Yogyakarta, misalnya kawasan wisata Malioboro, kawasan Titik Nol Kilometer Yogyakarta, dan Alun-alun Utara Yogyakarta. Warga juga membersihkan lingkungan dari sampah di halaman Benteng Vredeburg dan halaman Monumen Serangan Umum 1 Maret.
Salah satu kelompok yang terlibat dalam kegiatan tersebut adalah Komunitas Clean The City. Berdasarkan pantauan Kompas, anggota komunitas ini tampak aktif mengambili dan menyapu sampah di sekitar kawasan Malioboro.
”Setelah saudara-saudara kita menikmati perayaan Tahun Baru, pastinya, kan, ada sampah yang tersisa. Nah, kami membantu pemerintah untuk membersihkan sampah-sampah itu,” kata anggota Komunitas Clean The City, Bilal Ahmad Bonyan (36).
Bilal menambahkan, aktivitas bersih-bersih yang digelar Komunitas Clean The City di Yogyakarta diikuti 150 orang sampai 200 orang. Selain di Yogyakarta, acara serupa juga digelar Komunitas Clean The City di beberapa kota lain.
”Ini (aktivitas bersih-bersih lingkungan dari sampah) merupakan cara kami memperingati Tahun Baru. Mungkin kalau teman-teman lain memperingati Tahun Baru dengan begadang untuk melihat kembang api, kami lebih memilih memperingati Tahun Baru dengan cara membersihkan sampah,” ungkap Bilal.
Terpanggil
Sejumlah alumnus Pondok Pesantren (Ponpes) Nurul Jadid, Kabupaten Probolinggo, Jawa Timur, juga ikut dalam kegiatan bersih-bersih tersebut. Salah seorang alumnus Ponpes Nurul Jadid, Iqbal Ramadhan (21), menuturkan, ada 10 alumnus ponpes itu yang mengikuti kegiatan bersih-bersih di Alun-alun Utara Yogyakarta. Sebagian besar dari mereka kini kuliah di Yogyakarta.
”Kami merasa terpanggil karena, kan, banyak yang datang ke Yogyakarta untuk merayakan Tahun Baru dan pasti meninggalkan banyak sampah,” ujar Iqbal yang kini kuliah di Universitas Islam Negeri (UIN) Sunan Kalijaga, Yogyakarta.
Panggilan serupa juga dirasakan sejumlah suster Katolik di Yogyakarta yang ikut membersihkan lingkungan dari sampah sisa perayaan Tahun Baru di Benteng Vredeburg. Salah seorang suster yang terlibat dalam kegiatan itu, Mariati (48), mengaku prihatin akan banyaknya sampah yang dibuang secara sembarangan saat perayaan Tahun Baru.
”Saya yakin saat malam Tahun Baru itu banyak yang tidak berpikir panjang, buang-buang sampah begitu saja. Lalu, siapa yang bersihkan. Petugas penyapu jalan itu, kan, enggak banyak jumlahnya, padahal yang buang sampah sekian banyak,” kata Mariati.
Menurut Mariati, ia mengetahui informasi soal kegiatan bersih-bersih tersebut dari grup Whatsapp komunitas Srikandi Lintas Iman. Setelah itu, Mariati berinisiatif mengajak tiga suster lain ikut bekerja bakti membersihkan lingkungan dari sampah sisa perayaan Tahun Baru di Yogyakarta.
”Kami adalah suster yang peduli pada kebersihan lingkungan. Kami ingin ikut menjaga suatu tempat menjadi nyaman untuk banyak orang,” ungkap Mariati.