Konten dan Strategi Debat Disiapkan Kedua Kubu Capres
Oleh
PRADIPTA PANDU
·3 menit baca
JAKARTA, KOMPAS -- Masing-masing kubu calon presiden/calon wakil presiden tidak main-main menghadapi debat calon presiden dan calon wakil presiden. Tim khusus dibentuk. Sejumlah figur utama dari partai politik pengusung calon dan figur dari luar partai turut dilibatkan. Upaya ini dinilai wajar karena konten yang disampaikan saat debat, dan performa kandidat selama debat, bisa berimplikasi pada elektabilitas capres/cawapres.
Seperti diketahui, Komisi Pemilihan Umum (KPU) akan menggelar lima kali debat calon presiden (capres)/calon wakil presiden (cawapres), dalam rentang waktu Januari hingga April 2019. Debat pertama rencananya digelar 17 Januari 2019 dengan tema hukum, hak asasi manusia, korupsi, dan terorisme.
Wakil Ketua Tim Kampanye Nasional (TKN) Capres Joko Widodo - Cawapres Ma\'ruf Amin dari Partai Kebangkitan Bangsa, Abdul Kadir Karding, mengatakan, Rabu (2/1/2019), di Jakarta, TKN telah membentuk tim khusus untuk menyiapkan konten yang akan dihadirkan Jokowi-Ma\'ruf saat debat. Begitu pula konten untuk menangkis "serangan" dari kubu kompetitor.
Tak hanya itu, sejumlah tokoh sering berdiskusi dengan Jokowi ataupun Ma\'ruf untuk memberi masukan. Tokoh ini berasal dari partai politik pengusung Jokowi-Ma\'ruf, seperti Wakil Ketua Dewan Kehormatan DPP Golkar Akbar Tanjung. Namun ada pula dari luar partai politik, seperti kiai-kiai dari Nahdlatul Ulama. Hanya saja, siapa saja kiai dimaksud, Karding enggan menyebutkannya.
Wakil Ketua TKN Jokowi-Ma’ruf dari Partai Nasdem, Johnny G Plate, pun memastikan Jokowi ataupun Ma\'ruf sudah siap menghadapi debat. Jokowi-Ma\'ruf disebutnya berpengalaman dalam berdebat. Selain itu, mereka disebutnya memahami substansi permasalahan yang masih dihadapi bangsa. Terlebih karena Jokowi sudah hampir lima tahun menjabat Presiden.
Sementara dari kubu Capres Prabowo Subianto-Cawapres Sandiaga Salahuddin Uno, Koordinator Juru Bicara Badan Pemenangan Nasional (BPN) Prabowo-Sandi, Dahnil Anzar Simandjuntak, mengatakan Prabowo dan Sandi juga intens berdiskusi dan menerima masukan dari berbagai pihak, baik dari partai pengusung ataupun dari luar partai, agar lebih siap menghadapi debat nanti.
Pihak-pihak dimaksud, diantaranya adalah para mantan menteri di pemerintahan Jokowi-Jusuf Kalla. Ini seperti Mantan Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral Sudirman Said, Mantan Menteri Agraria dan Tata Ruang Ferry Mursyidan Baldan, Mantan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan yang kini menjabat Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan, dan Mantan Menteri Koordinator Politik, Hukum, dan Keamanan, Tedjo Edhy Purdijatno.
Selain itu, menurut Dahnil, Ketua Umum Partai Demokrat sekaligus Presiden ke-6 Susilo Bambang Yudhoyono turut memberikan masukan. Masukan dari Yudhoyono ini dinilai sangat berharga karena dia berpengalaman menghadapi debat di pemilu Presiden (Pilpres), yaitu Pilpres 2004 dan 2009. Kepiawaiannya di debat itu yang disebut turut berkontribusi memenangkan Yudhoyono di kedua pilpres tersebut.
Meski demikian, Dahnil enggan menyebut, materi dan poin apa saja yang telah dan akan disampaikan oleh Yudhoyono kepada Prabowo dan Sandi agar bisa membuat calon pemilih di Pilpres 2019, terkesan.
Elektabilitas dari debat
Pengamat Politik dari Centre for Strategic and International Studies (CSIS) Arya Fernandes mengatakan, debat capres/cawapres dapat berkontribusi positif atau sebaliknya, berimbas negatif, kepada elektabilitas capres/cawapres. Maka tidak heran jika masing-masing kubu capres/cawapres serius menyiapkan konten dan strategi dalam menghadapi debat.
"Dari sisi jangkauan, TV sudah diakses oleh sekitar 85 persen pemilih kita, sehingga banyak orang akan menonton debat tersebut. Setelah tiga bulan masa kampanye yang tidak banyak menunjukkan hal-hal baru, publik tentu akan menunggu inovasi kandidat dalam debat tersebut," ujarnya.
Menurut Arya, saat debat nanti, publik juga tidak hanya melihat substansi atau ide dan gagasan dari kedua pasang capres-cawapres. Publik juga akan melihat performa komunikasi dari para kandidat dalam meyakinkan calon pemilih dengan program kampanyenya masing-masing.
"Yang paling menunggu debat tersebut itu pemilih yang belum menentukan pilihan atau yang masih bimbang dengan pilihannya. Selama ini pernyataan kandidat di sejumlah media hanya sepotong-sepotong. Pada debat nanti, pemilih dapat melihat ide dan gagasan kandidat secara utuh," tuturnya.