Lahan Bekas Kantor Dinas Pariwisata DIY Bakal Dirombak Jadi Galeri Informasi
Oleh
NINO CITRA ANUGRAHANTO
·2 menit baca
YOGYAKARTA, KOMPAS — Lahan bekas kantor Dinas Pariwisata Daerah Istimewa Yogyakarta, di kawasan Malioboro, Kota Yogyakarta, bakal dijadikan galeri yang memuat berbagai informasi tentang Yogyakarta beserta destinasi wisatanya. Hal itu diyakini mampu menambah minat wisatawan untuk berkunjung ke kawasan Malioboro.
”Konsep yang sudah kami buat memang tidak lepas dari penataan (kawasan) Malioboro. Nanti akan dibuat seperti galeri sehingga orang ke situ bisa melihat asal-usul, potensi, sejarah, dan ke depan DI Yogyakarta akan dibuat seperti apa,” kata Sekretaris Daerah Istimewa Yogyakarta Gatot Saptadi, Rabu (2/1/2019).
Gatot menyampaikan, galeri itu menurut rencana tidak akan memanfaatkan gedung bekas kantor Dinas Pariwisata DI Yogyakarta. Gedung lama akan diganti dengan bangunan yang baru. Sebab, kondisi gedung lama itu memang tampak tua dan kurang terawat.
”Tidak renovasi (gedung). Kami akan membongkarnya dan membangun (gedung) baru. Lahannya memang di bekas kantor (Dinas Pariwisata DI Yogyakarta) itu. Bangunan baru ini dibuat berdasarkan model yang sesuai dengan wajah Malioboro,” tutur Gatot.
Kepala Dinas Pariwisata DI Yogyakarta Aris Riyanto membenarkan hal itu. Saat ini, ia bersama jajaran pejabat dinas tersebut telah berpindah ke gedung baru yang terletak di Janti, Banguntapan, Bantul, DI Yogyakarta.
”Sekarang sudah di kantor yang baru. Semoga pekan depan semua pindahan sudah selesai,” ujar Aris.
Aris menyampaikan, luas lahan dari kantor lama dinas itu sekitar 8.000 meter. Pembangunan galeri itu diserahkan kepada Dinas Pekerjaan Umum, Perumahan, Energi, dan Sumber Daya Mineral DI Yogyakarta.
Menurut Aris, pembangunan galeri itu bisa meningkatkan daya tarik kawasan Malioboro bagi wisatawan yang berkunjung ke Yogyakarta. Bangunan itu diharapkan menjadikan kawasan itu semakin atraktif. ”Galeri itu nanti bisa menjadi magnet untuk menarik wisatawan,” ucapnya.
Sementara itu, Gatot menuturkan, menurut rencana bakal dibangun pula sarana pendukung lain agar membuat tempat itu lebih menarik. Ia ingin agar galeri itu tidak sekadar menjadi tempat penyampaian informasi, tetapi sekaligus tempat aktivitas masyarakat.
”Tentunya akan dimodifikasi. Misalnya, ada kafe atau ada perpustakaan yang bisa dikombinasikan dengan galeri itu. Jadi, tidak hanya melihat galeri. Ada banyak hal yang bisa dilakukan masyarakat untuk beraktivitas di sana,” ungkap Gatot.
Gatot mengatakan, waktu pasti pembongkaran gedung itu belum ditentukan. Namun, ia mengharapkan pertengahan tahun 2019 pembangunan galeri itu sudah bisa dimulai.
”Tahun 2019 ini menyempurnakan idenya dulu. Mudah-mudahan pertengahan tahun ini sudah bisa dimulai,” kata Gatot.