logo Kompas.id
UtamaPeneliti Asing Tertarik...
Iklan

Peneliti Asing Tertarik Fenomena Gigitan Ular Pascatsunami

Oleh
J Galuh Bimantara
· 4 menit baca
https://cdn-assetd.kompas.id/Kj6IToKDaCNSGiMTVoPomyQ6Q2o=/1024x1365/https%3A%2F%2Fkompas.id%2Fwp-content%2Fuploads%2F2019%2F01%2FIMG-20190101-WA0038_1546324126.jpg
ARSIP DOKTER TRI MAHARANI

Salah satu pasien gigitan ular di Kabupaten Pandeglang, Banten, Desember 2018. Dari foto terlihat, pasien diberi pertolongan pertama dengan pengikatan menggunakan kain pada bagian yang terkena gigitan ular berbisa. Ini cara yang salah.

JAKARTA, KOMPAS — Laporan dokter Tri Maharani soal maraknya kasus gigitan ular pascabencana di Selat Sunda merupakan laporan pertama di dunia tentang kasus gigitan ular setelah tsunami. Itu membuat para peneliti luar negeri tertarik mendalaminya.

”Ini sebuah fenomena baru sehingga mereka (para peneliti dan akademisi) sedang berdiskusi, apa yang terjadi sebetulnya,” tutur dokter Tri, pendiri Remote Envenomation Consultancy Services (RECS) Indonesia, Rabu (2/1/2018). Mereka pun mempertimbangkan adanya faktor dugaan perubahan fundamental pada ekosistem ular.

Editor:
agnesrita
Bagikan
Logo Kompas
Logo iosLogo android
Kantor Redaksi
Menara Kompas Lantai 5, Jalan Palmerah Selatan 21, Jakarta Pusat, DKI Jakarta, Indonesia, 10270.
+6221 5347 710
+6221 5347 720
+6221 5347 730
+6221 530 2200
Kantor Iklan
Menara Kompas Lantai 2, Jalan Palmerah Selatan 21, Jakarta Pusat, DKI Jakarta, Indonesia, 10270.
+6221 8062 6699
Layanan Pelanggan
Kompas Kring
+6221 2567 6000