BLITAR, KOMPAS — Di tengah guyuran hujan, Presiden Joko Widodo mengunjungi proyek pengendalian banjir Kali Bogel di Kecamatan Sutojayan, Kabupaten Blitar, Jawa Timur. Proyek tersebut diharapkan dapat mengurangi dampak banjir yang melanda rumah warga setiap tahun.
Presiden tiba di lokasi siang hari sesaat setelah hujan turun dengan deras. Dengan mengenakan kemeja putih, Presiden didampingi, antara lain, Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Basuki Hadimuljono, Menteri Sekretaris Negara Pratikno, dan Gubernur Jawa Timur Soekarwo.
Setelah mendapatkan penjelasan proyek, Presiden Jokowi meninjau pembangunan proyek. Selain itu, Presiden juga menyapa masyarakat sekitar proyek yang telah menunggu Presiden sejak pagi.
Salah seorang warga Sutojayan, Suwarti (69), mengatakan, banjir melanda desanya setiap tahun. Banjir terbesar terjadi tahun 2004 dengan ketinggian air mencapai 3 meter atau sampai menyentuh atap rumah. Setelah itu, banjir selalu melanda setiap tahun.
”Gara-gara banjir, tembok rumah saya rusak. Sepeda motor juga rusak kena air,” kata Suwarti.
Lurah Sutojayan Sugeng mengatakan, banjir di wilayahnya terjadi dua sampai tiga kali. Selain karena sungai yang ada tidak mampu menampung air yang mengalir maupun air hujan, rusaknya wilayah hulu turut memperparah banjir di Sutojayan.
Sementara, kontur wilayah Sutojayan yang menyerupai mangkuk membuat air dari perbukitan akan selalu terkumpul di sana. Jika banjir, wilayah yang tergenang air mencapai 500 hektar.
Menurut Sugeng, melihat kondisi tersebut, pihaknya telah mengajukan perbaikan atau pengendalian banjir ke pemerintah pusat. Akhirnya, hal itu terwujud dan proyek pengendalian banjir Kali Bogel dimulai pada Desember 2017.
”Kami berharap dengan proyek ini, wilayah Sutojayan tidak banjir lagi,” ujar Sugeng.
Hingga saat ini, realisasi fisik proyek pengendalian banjir Kali Bogel sekitar 23 persen. Proyek tahun jamak 2017-2020 tersebut menelan anggaran Rp 162,8 miliar. Bentuk proyeknya adalah normalisasi kali, pembuatan tanggul, serta perkuatan tebing kali. Beberapa wilayah yang diharapkan terbebas dari banjir adalah Kelurahan Sutojayan, Kelurahan Kedungbunder, Desa Pandanarum, Desa Bacem, dan Desa Sumberejo.
Menurut Direktur Jenderal Sumber Daya Air Kementerian PUPR Hari Suprayogi, proyek pengendalian banjir Kali Bogel dijadwalkan selesai November 2020. Namun, pemerintah berupaya mempercepat penyelesaiannya sehingga manfaatnya bisa segera dirasakan masyarakat. Tidak hanya hunian masyarakat terbebas dari banjir, daerah pertanian atau persawahan juga akan terbebas dari banjir.
Irigasi
Selain mengunjungi proyek pengendalian banjir, Presiden juga meninjau proyek perbaikan jaringan irigasi di Lodoyo, Kabupaten Blitar. Menurut Suprayogi, perbaikan jaringan irigasi tersebut merupakan bagian dari program rehabilitasi jaringan irigasi 2015-2019 seluas 3 juta hektar. Selain itu, pada periode tersebut, pemerintah juga memprogramkan pembangunan jaringan irigasi baru sebesar 1 juta ha.
Program rehabilitasi maupun pembangunan jaringan irigasi baru itu, kata Suprayogi, dilakukan untuk mendukung ketahanan pangan. Meski demikian, sesuai kewenangannya, tidak semua rehabilitasi maupun pembangunan jaringan irigasi dilakukan pemerintah pusat. Sebab, terdapat jaringan irigasi yang menjadi tanggung jawab pemerintah provinsi dan pemerintah kabupaten.
Hingga saat ini, program rehabilitasi maupun pembangunan jaringan irigasi baru sudah mencapai 80 persen dari target. Dengan demikian, Suprayogi optimistis program itu akan tercapai seluruhnya pada 2019.