BANJARMASIN, KOMPAS – Satuan tugas bencana alam Detasemen Zeni Tempur 8/Gawi Manuntung Komando Daerah Militer VI/Mulawarman akhirnya kembali ke Kalimantan Selatan usai melaksanakan misi kemanusiaan selama tiga bulan di Sulawesi Tengah. Semua personel kembali dalam kondisi lengkap dan sehat.
Sebanyak 53 personel Denzipur 8/Gawi Manuntung Kodam VI/Mulawarman tiba di Pelabuhan Trisakti, Banjarmasin, Kamis (3/1/2019) sore. Para personel itu diangkut dengan KRI dr Soeharso 990. Upacara penyambutan satgas bencana alam Sulteng dipimpin oleh Kepala Staf Komando Resor Militer 101/Antasari Letnan Kolonel Inf Rudy Namsyah.
Komandan Korem 101/Antasari Brigadir Jenderal TNI Syaiful Rahman dalam sambutan tertulis yang dibacakan Rudy Namsyah mengatakan, satgas bencana alam Sulteng dari Kodam VI/Mulawarman berkekuatan 283 personel, yang terdiri atas 230 personel Batalyon Zeni Tempur 17/Ananta Dharma (Balikpapan, Kalimantan Timur) dan 53 personel Denzipur 8/Gawi Manuntung.
”Satgas bertugas selama tiga bulan di wilayah bencana. Selain fokus pada pencarian dan evakuasi korban, mereka juga melaksanakan berbagai kegiatan pascabencana guna membantu memulihkan situasi dan kondisi Sulawesi Tengah yang dilanda gempa, tsunami, dan likuefaksi,” kata Syaiful.
Selama tiga bulan bertugas di Sulteng, satgas berhasil membuka jalan Trans-Sulawesi di 12 titik Kabupaten Donggala akibat longsor, membangun 152 toilet di tempat pengungsian yang tersebar di Palu, Sigi, dan Donggala.
Satgas juga membangun 8 unit kelas dan 26 kelas darurat, membersihkan area likuefaksi di Balaroa dan Petobo, membersihkan kota, rumah ibadah, dan kampus Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Palu. Selanjutnya, membersihkan sepanjang Pantai Tawaeli arah Pantoloan, membantu korban banjir bandang di Kabupaten Sigi, dan menormalisasi sungai.
”Kepada para prajurit, saya berpesan jadikan pengalaman penugasan ini sebagai penambah semangat juang, peningkatan kerelaan berkorban, dan kedewasaan diri. Berbagai pengalaman dan keberhasilan selama melaksanakan misi mulia ini dapat menjadi bekal berharga untuk menyongsong tugas-tugas pengabdian yang akan datang,” tutur Syaiful.
Komandan kompi satgas bencana Sulteng Letnan Satu Czi Muhammad Devi Yunus mengatakan, kondisi di Sulteng sudah mulai normal sehingga mereka bisa meninggalkan Palu pada 31 Desember 2018.
”Saat kami datang ke Palu, kondisinya sangat berantakan. Namun, sekarang sudah berangsur pulih. Apa yang sudah kami kerjakan tinggal dilanjutkan pemerintah daerah setempat,” kata Yunus.