PANDEGLANG, KOMPAS — Pascabencana tsunami Selat Sunda akibat erupsi Gunung Anak Krakatau, 22 Desember 2018, masyarakat di pesisir Selat Sunda, persisnya yang berada di Kampung Teluk, Desa Teluk, Kecamatan Labuan, Kabupaten Pandeglang, Banten, masih trauma. Mereka takut untuk kembali tinggal di pesisir.
Mata Sundari (55), warga Kampung Teluk, berkaca-kaca melihat rumahnya yang hancur diterjang tsunami. Tidak ada satu pun perabot rumah tangga yang tersisa. Uang tabungan yang disimpan di rumah pun hilang dibawa tsunami.
”Saya hanya tinggal bersama ibu saya yang berumur 80 tahun. Sekarang saya bingung. Semua yang saya miliki sudah habis,” tutur Sundari yang bekerja sebagai penjual nasi uduk dan bahan kebutuhan pokok tersebut, Jumat (4/1/2019).
Saat terjadi tsunami, Sundari sedang menyiapkan dagangannya. Dia lantas dikejutkan oleh suara keras, yang ternyata berasal dari suara kapal yang terempas ke pantai oleh terjangan tsunami.
Tak berselang lama, ombak besar menghantam rumahnya. Dia pun menggendong ibunya untuk segera keluar dari rumah dan lari menjauh dari kejaran ombak. Namun, dalam kondisi panik, dia justru tercebur di parit dan ikut tergulung ombak sehingga kakinya terluka. Dengan sekuat tenaga, ia mendorong ibunya ke tempat aman, sedangkan dia berpegangan pada pepohonan agar tidak ikut terbawa arus.
Mengenang peristiwa kelam itu, Sundari masih trauma untuk kembali ke rumahnya. Ia pun memilih tinggal di posko pengungsian, bahkan berharap agar rumahnya bisa direlokasi ke tempat yang jauh dari pesisir.
Tak hanya Sundari, trauma juga masih dirasakan oleh Dawi (30). Dia coba melawan trauma itu dengan kembali ke rumahnya, Kamis (3/1/2019), tetapi yang terjadi, trauma yang ada justru menguat.
Sesaat setelah tiba di rumah, suara gemuruh keras terdengar dari arah Selat Sunda. Suara menakutkan itu tak lain karena karena Gunung Anak Krakatau kembali meletus. Bayangan tsunami akan terjadi kembali langsung masuk dalam pikirannya.
”Saya tidak bisa tidur. Beberapa kali ada guncangan dan suara gemuruh,” ujar Dawi yang sehari-hari bekerja sebagai nelayan tersebut.
Kondisi tersebut membuat Dawi dan keluarga takut tinggal di dekat pantai. Mereka pun ingin dipindahkan ke daerah yang aman dan jauh dari pantai.
Sebelumnya, pemerintah dan pemerintah daerah berencana untuk merelokasi warga yang terdampak tsunami Selat Sunda di pesisir Pandeglang. Lahan relokasi masih dicari oleh pemerintah.