PONOROGO, KOMPAS - Perbaikan sektor pertanian memerlukan usaha dan waktu. Pembangunan bendungan atau waduk di berbagai wilayah Indonesia adalah langkah pertama untuk meningkatkan hasil pertanian.
“Ada 49 bendungan baru yang dalam proses pembangunan plus 16 yang juga dalam proses pembangunan. Ini diselesaikan dulu semuanya, baru bicara nanti (irigasi) primernya sampai tersiernya di sawah,” tutur Presiden seusai meninjau pembangunan Bendungan Bendo di Kabupaten Ponorogo, Jumat (4/1/2019).
Bendungan Bendo membendung Sungai Keyang atau juga dikenal Kali Ngindeng dan mulai dibangun pada 2013. Kapasitas tampungannya mencapai 43,1 juta meter kubik. Jika selesai dibangun, Bendungan Bendo dapat mengairi lahan pertanian seluas 7.800 hektar, menyediakan air baku sampai 790 liter per detik, serta mengendalikan banjir Kota Ponorogo.
Untuk pertanian, pasokan air dari Bendungan Bendo diharapkan dapat meningkatkan intensitas tanam dari sekali dalam setahun menjadi dua kali atau dari sua kali menjadi tiga kali dalam setahun. Saat ini realisasi pembangunan bendungan yang menelan dana Rp 716 miliar tersebut mencapai 77 persen dan ditargetkan selesai akhir 2019.
Bendungan atau Waduk Bendo termasuk dalam kategori bendungan berkonsekuensi besar. Sebab, bagian hilir bendungan menuju Kota Ponorogo dan akhirnya bertemu dengan Kali Madiun yang menuju Kota Madiun. Dengan demikian, tubuh bendungan didesain mampu menahan banjir dengan periode ulang 1.000 tahun.
Menurut Presiden, upaya untuk meningkatkan produktivitas sektor pertanian di Indonesia adalah proses jangka panjang yang harus dilakukan secara bertahap. Salah satu sebabnya adalah jumlah waduk yang masih relatif masih sedikit. Untuk itu, pemerintah membangun waduk-waduk serta embung-embung sebagai tampungan air.
Selain Bendungan Bendo, terdapat beberapa bendungan lain yang tengah dibangun di Jawa Timur yang merupakan salah satu provinsi penghasil beras. Bendungan itu antara lain Bendungan Tukul, Tugu, Bagong, Semantok, dan Gongseng.
Secara terpisah, Direktur Jenderal Sumber Daya Air Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Hari Suprayogi mengatakan, Bendungan Bendo akan menjamin pasokan air untuk areal pertanian Bendung Jati seluas 4.500 ha. Selain itu, akan ada tambahan irigasi teknis seluas 3.300 ha sehingga totalnya menjadi 7.800 ha.
"Tahun ini pembangunan jaringan irigasinya tanda tangan kontrak untuk dibangun. Sedangkan untuk ke jaringan irigasi Bendung Jati tinggal disambung saja," kata Suprayogi.
Saat ini, lanjut Suprayogi, jumlah bendungan di Indonesia adalah 248 bendungan. Jumlah itu sudah meliputi bendungan baru maupun bendungan lama yang sampai saat ini sudah selesai konstruksinya sebanyak 17 bendungan.
Tahun 2019, pemerintah akan membangun 9 bendungan baru. Sementara, total bendungan yang selesai hingga akhir 2019 ditargetkan sebanyak 29 bendungan. (INA/NAD)