JPO Halte Polda Metro Jaya Selesai Dibongkar
JAKARTA, KOMPAS — Jembatan penyeberangan orang di ruas Jalan Sudirman arah Blok M, persisnya di depan Gedung Polda Metro Jaya, Jakarta, selesai dibongkar pada Minggu (6/1/2019).
Pembongkaran yang berlangsung pada Minggu dini hari dan bagian dari proses revitalisasi jembatan penyeberangan orang (JPO) itu sudah berlangsung sejak November 2018. Selain digunakan untuk menyeberang, JPO itu sebelumnya juga digunakan sebagai akses bagi pejalan kaki menuju Halte Busway Polda Metro.
Berdasarkan informasi yang dihimpun Kompas, selama pembongkaran berlangsung, arus kendaraan di Jalan Sudirman yang melintas di jalur cepat dari arah Semanggi dialihkan masuk ke jalur lambat. Di jalur lambat, arus kendaraan dari arah Semanggi itu pun bergabung dengan arus kendaraan dari Jalan Gatot Subroto. Pengalihan jalur itu membuat kendaraan yang melalui ruas jalan itu harus melintas satu per satu.
Pembongkaran JPO tidak memakan waktu lama. Pengalihan arus kendaraan hanya berlangsung sampai pagi hari. Minggu pagi, ruas Jalan Sudirman arah Blok M sudah dapat digunakan untuk hari bebas kendaraan bermotor (CFD) dan warga dapat menggunakan ruas jalan itu untuk berolahraga.
Sekitar pukul 10.45, jalur cepat di ruas Jalan Sudirman arah Blok M, tempat pembongkaran JPO berlangsung, sudah dapat dilalui kendaraan dari arah Semanggi.
Sebelumnya, pembongkaran JPO itu diberitahukan oleh pihak kepolisian lewat akun Twitter Traffic Management Control Direktorat Lalu Lintas (Ditlantas) Polda Metro Jaya pada Minggu dini hari pukul 00.26. Dalam pemberitahuan itu, pihak kepolisian telah memberikan informasi, selama pembongkaran JPO berlangsung, ada pengalihan arus kendaraan di ruas Jalan Sudirman.
Hanya saja, kini pembongkaran JPO itu menyisakan untaian kabel hitam yang tergantung dan melintang di atas ruas Jalan Sudirman di depan kantor Polda Metro Jaya. Belum tampak ada pihak terkait mengatasi untaian kabel itu.
Sementara itu, badan jembatan yang berada di atas ruas Jalan Sudirman arah sebaliknya, persisnya arah Bundaran Hotel Indonesia, sudah hampir selesai dibangun. Ramp atau akses bagi pejalan kaki untuk naik ke JPO itu pun mulai dibangun di atas trotoar di pinggir jalan tersebut.
Tasmadi dari PT Abadi Prima Intikarya, perusahaan yang melaksanakan proyek revitalisasi JPO di sepanjang Jalan Sudirman, menyampaikan, dari pekerjaan revitalisasi pada JPO di depan kantor Polda Metro Jaya itu ditemukan bahwa girder atau balok besi penopang pada JPO itu sudah melengkung. Kerusakan pada girder itu disebabkan JPO itu telah digunakan selama bertahun-tahun.
Selain dilakukan perbaikan, Tasmadi menambahkan, JPO itu juga akan dilengkapi dengan akses khusus bagi warga penyandang disabilitas, berupa lift. Lift itu disediakan di dekat ramp, akses pejalan kaki untuk menaiki JPO tersebut. ”Di sini (di dekat akses menaiki JPO bagi pejalan kaki) nanti ada lift,” ujarnya.
Dihubungi secara terpisah, Kepala Subdirektorat Pendidikan dan Rekayasa Ditlantas Polda Metro Jaya Ajun Komisaris Besar Suhli mengatakan, saat ini girder jembatan tengah diperbaiki untuk meluruskan lengkungan akibat pemakaian bertahun-tahun. Menurut rencana, JPO itu akan dipasang kembali pada Sabtu (12/1/2019). Suhli menjamin pemasangan girder itu tidak akan mengganggu lalu lintas.
”Pemasangan (girder) cuma butuh semalam, mungkin dari pukul 23.00 sampai dengan 02.00 atau 04.00 seperti saat membongkar semalam. Nanti kendaraan dari Sudirman menuju Blok M akan dipindahkan ke jalur busway selama pemasangan,” ujarnya.
Selama revitalisasi JPO berlangsung, Halte Busway Polda Metro yang terhubung ke JPO itu pun tak digunakan sehingga tak tersedia layanan pengangkutan penumpang dari halte itu. Sebagai gantinya, pihak PT Transportasi Jakarta menyediakan delapan bus minitrans berwarna oranye yang mengangkut penumpang bus transjakarta dari area Halte Polda menuju Halte Busway Gelora Bung Karno dan penumpang secara gratis menumpangi bus tersebut (Kompas, 3 November 2018).
Bagi pejalan kaki yang hendak menyeberang dari sisi Jalan Sudirman yang satu ke sisi yang lain dapat menyeberang di JPO Halte Busway Gelora Bung Karno.
Tasmadi mengemukakan, selain JPO di depan Polda Metro Jaya, di sepanjang Jalan Sudirman itu PT Abadi Prima Intikarya juga dilaksanakan revitalisasi pada JPO Halte Busway Gelora Bung Karno dan JPO Halte Busway Bundaran Senayan. Pekerjaan revitalisasi di kedua JPO itu telah selesai.
Jika di sekitar JPO Halte Busway Gelora Bung Karno dan Bundaran Senayan dilengkapi dengan pelican crossing, tidak demikian halnya dengan JPO Halte Busway Polda Metro. Menurut Tasmidi, pelican crossing sebagai tempat penyeberang jalan yang disediakan di sekitar kedua JPO itu hanya bersifat sementara selama revitalisasi berlangsung.
”Jalan utama seperti Jalan Sudirman itu konsepnya tidak boleh ada hambatan. Jadi, pelican crossing di sana rencananya akan ditiadakan. Tetapi, saya lihat orang-orang lebih senang menyeberang di pelican crossing,” kata Tasmadi. Karena itu, perusahaannya akan menunggu kebijakan Pemerintah Provinsi DKI Jakarta untuk mempertahankan atau menghilangkan fasilitas penyeberangan itu.
Lain halnya dengan pembongkaran JPO Halte Busway Bundaran HI dan Tosari yang telah berlangsung pada Desember lalu, seperti diberitakan Kompas, 6 Desember 2018. Kedua JPO itu memang dibongkar untuk digantikan dengan pelican crossing karena itu terkait dengan rencana integrasi moda angkutan umum, yaitu transjakarta dengan moda raya terpadu (MRT) yang berada di bawah tanah (Kompas, 6 Desember 2018).
Baca juga: JPO Tosari Diubah
Keberpihakan
Pakar transportasi dari Masyarakat Transportasi Indonesia, Setia Milatia Moemin, menuturkan, sesungguhnya JPO tidak selaras dengan proyek transportasi publik Pemerintah Provinsi DKI Jakarta. Di samping itu, JPO juga menunjukkan ketidakberpihakan pemerintah terhadap manusia sebagai warganya.
”Secara manusiawi, pelican crossing lebih baik karena memudahkan manusia. Namun, pembangunan kota ini telanjur lebih mengutamakan kendaraan pribadi daripada orang sehingga orang disuruh memanjat langit untuk menyeberang jalan. Memang risiko pelican crossing adalah macet, tetapi macet itulah yang kita butuhkan agar semua orang pindah ke MRT, LRT (kereta ringan), dan BRT (transjakarta) yang sudah dibangun pemerintah," papar Milatia.
Milatia menambahkan, seharusnya pemerintah berpihak kepada masyarakat dengan memudahkan mobilitasnya, baik dalam menyeberang jalan maupun berpindah dari satu titik ke titik lainnya dengan transportasi publik.
Sebelumnya, terkait dengan pelican crossing yang bersanding dengan JPO di Halte Bank Indonesia, Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan mengatakan, JPO tidak akan langsung dibongkar karena ada proses administrasi yang panjang untuk mengambil tindakan.
(Kristian Oka Prasetyadi)