Salah Satu Jalur Alternatif Sentani-Jayapura Terputus
Oleh
Fabio Costa
·2 menit baca
JAYAPURA, KOMPAS — Hujan deras yang melanda Kota Jayapura, Provinsi Papua, Sabtu (5/1/2019), pukul 22.00 WIT, hingga Minggu (6/1/2019) pagi, menyebabkan longsor yang mengakibatkan ruas jalan di samping Kantor Wali Kota Jayapura ambles.
Jalur itu merupakan ruas alternatif dari wilayah Bandara Sentani ataupun Abepura menuju Jayapura. Dari pantauan sekitar pukul 11.00 WIT, diameter jalan yang ambles sepanjang sekitar 10 meter dan lebar 5 meter. Jalan yang tersisa hanya sekitar 1 meter. Tampak sejumlah warga yang bermukim di sekitar lokasi nekat berjalan kaki melewati ruas jalan tersisa. Padahal, pihak kepolisian telah memasang papan peringatan agar warga tidak melewati pinggiran jalan itu karena berbahaya.
Satu tiang listrik yang berada di pinggir jalan juga tumbang. Kondisi itu menyebabkan gangguan pasokan listrik bagi permukiman sekitar lokasi.
Wali Kota Jayapura Benhur Tommy Mano beserta sejumlah pejabat Pemerintah Kota Jayapura dan Kepala Polres Jayapura Kota Ajun Komisaris Besar Gustav Urbinas secara langsung meninjau lokasi longsor sekitar pukul 15.00 WIT. Data yang dihimpun Kompas dari Polres Jayapura Kota dan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kota Jayapura, longsor di ruas itu terjadi pada Minggu sekitar pukul 00.00 WIT.
Kepala BPBD Kota Jayapura Bernard Lamia mengatakan, longsor menyebabkan salah satu alternatif akses jalan dari Sentani dan Abepura ke Distrik Jayapura Selatan itu terputus. ”Kondisi ini disebabkan tingginya curah hujan selama beberapa hari terakhir di Jayapura. Kami mengimbau warga menghindari ruas jalan ini karena dapat memicu longsor susulan,” ujarnya.
Waena Tabuni (36), warga yang ditemui di lokasi kejadian, mengaku tetap melalui jalan itu agar lebih cepat menuju ke pusat kota Jayapura.
Kepala Balai Besar Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika Wilayah V Jayapura Petrus Demon Sili menuturkan, Jayapura telah memasuki puncak musim hujan mulai Januari hingga Maret. Dengan begitu, curah hujan lebih tinggi dibandingkan dengan bulan-bulan sebelumnya.
Dari hasil evaluasi kondisi cuaca, lanjut Petrus, terdapat gangguan pola angin, yakni terbentuknya daerah belokan angin di wilayah utara Papua akibat siklon Tropis Penny dari Australia. Adapun suhu muka laut lebih hangat dengan kelembaban relatif pada lapisan atas yang cukup basah berkisar 75-100 persen.
”Ketiga faktor ini yang memicu pertumbuhan awan-awan hujan. Diperkirakan potensi hujan dengan intensitas ringan hingga lebat terjadi pada siang, malam, dan dini hari. Sementara tinggi gelombang di wilayah perairan Jayapura dan Sarmi berkisar 2 meter-3 meter,” paparnya.