16 Dubes Baru Dilantik Presiden
Jakarta, Kompas - Sebanyak 16 duta besar luar biasa dan berkuasa penuh dilantik Presiden Joko Widodo di Istana Negara, Jakarta, Senin (7/1/2019) pagi. Sosok-sosok muda muncul sebagai duta besar di pos-pos strategis.
Beberapa nama tersebut antara lain Lalu Muhammad Iqbal sebagai Dubes untuk Republik Turki dan berkedudukan di Ankara, Arrmanatha C Nasir Dubes untuk Republik Perancis merangkap Kepangeranan Andorra, Keharyapatihan Monaco, dan UNESCO, serta Mahendra Siregar sebagai Dubes untuk Amerika Serikat yang berkedudukan di Washington DC.
Lalu Muhammad Iqbal sebelum ini menjabat Direktur Perlindungan WNI Kementerian Luar Negeri. Arrmanatha Nasir juga kerap intens berkomunikasi dengan publik karena bertugas sebagai juru bicara Kemlu. Adapun Mahendra Siregar adalah ekonom yang sebelum ini pernah menjabat sebagai Wakil Menteri Keuangan pada 2011-2013, Wakil Menteri Perdagangan pada 2010-2011, dan Kepala BKPM pada 2013-2014.
Menteri Luar Negeri Retno menilai kemunculan sosok-sosok muda sebagai Dubes sebagai hal wajar. Sebab, katanya, Kementerian Luar Negeri sejak lama telah menerapkan sistem merit yang jelas. “Bukan suatu kejutan kalau anak-anak muda bisa muncul,” tuturnya kepada wartawan kemarin.
Retno sendiri pertama kali menjadi Duta Besar saat berusia 42 tahun. Pada 2004, dia bertugas sebagai Dubes RI untuk Norwegia dan Islandia.
Menurut Retno, tradisi menjalankan sistem merit yang transparan ini akan terus dijaga. “Kalau merit system berjalan, akan gampang mengukurnya. Yang baik pasti akan menemukan jalannya sendiri. Bukan orang yang menentukan tapi sistem itu sendiri,” tambahnya.
Dalam pelantikan, Presiden Joko Widodo memimpin langsung pengucapan sumpah. Setelahnya, semua duta besar menandatangani berita acara pelantikan. Hadir dalam acara ini para pemimpin lembaga tinggi negara dan menteri Kabinet Kerja seperti Kepala BPK Moermahadi Soerja Djanegara, Kepala Polri Jenderal (Pol) Tito Karnavian, Panglima TNI Marsekal Hadi Tjahjanto, Wakil Ketua DPD Nono Sampono, Menteri Komunikasi dan Informatika Rudiantara, serta Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi.
Para dubes yang dilantik kali ini juga lebih banyak diplomat karier. Setidaknya sepuluh dari 16 dubes yang dilantik adalah diplomat karier di Kemlu.
Presiden masih akan melantik enam dubes untuk negara sahabat lainnya. Pelantikan keenam dubes ini masih belum dilakukan, kata jubir Kemlu Armanatha Nasir, karena masih menunggu akreditasi (agreement) dari negara tujuan. Proses ini berbeda di setiap negara; ada negara yang memerlukan persetujuan dari parlemen setempat, ada pula yang cukup mendapatkan persetujuan dari kepala negaranya saja.
Seusai pelantikan, Lalu Muhammad Iqbal mengatakan banyak sekali kerja sama Indonesia-Turki yang bisa digarap kembali. Salah satu hubungan yang dulu pernah sangat hangat tetapi kini kurang berjalan adalah hubungan antarmanusia (people to people contact). Namun, semua itu akan bisa dijalin kembali, tambah Iqbal, karena kedua belah pihak memiliki antusiasme sama untuk mengembangkan hubungan itu.
Beberapa duta besar yang dilantik juga berlatar politisi dan dari organisasi kemasyarakatan. Cheppy T Wartono Dubes untuk Republik Meksiko Serikat merangkap Belize, Republik El Savador, dan Republik Guatemala, berkedudukan di Mexico City sebelum ini anggota DPR dari PDIP periode 2004-2009, sedangkan Hajriyanto Thohari yang untuk Republik Lebanon, berkedudukan di Beirut adalah pengurus di PP Muhammadiyah dan pernah menjabat Wakil Ketua MPR pada 2009-2014.
Hajriyanto mengatakan, Presiden Jokowi berharap para dubes memantapkan kehadiran Indonesia di forum internasional termasuk di Lebanon. Di negara ini, Indonesia terlibat signifikan dalam menjaga perdamaian sebab setiap tahun jumlah pasukan yang dikirim mencapai 1.200 personel.
Sejauh ini bubes Baru yang dilantik, selain tiga dubes muda itu adalah Abdul Kadir Jaelani untuk Kanada merangkap ICAO, berkedudukan di Ottawa; Abdurachman Hudiono Dimas Wahab untuk Republik Hungaria, berkedudukan di Budapest, Al busyra Basnur untuk Republik Demokratik Federal Etiopia merangkap Republick Djibouti dan African Union, berkedudukan di Addis Ababa; Cheppy T Wartono untuk Republik Meksiko Serikat merangkap Belize, Republik El Savador, dan Republik Guatemala, berkedudukan di Mexico City; dan Dewa Made Juniarta Satrawan untuk Republik Zimbabwe merangkap Republik Zambia, berkedudukan di Harare.
Dubes lainnya adalah Edy Yusup untuk Republik Federasi Brasil, berkedudukan di Brasilia; Hajriyanto Thohari untuk Republik Lebanon, berkedudukan di Beirut; Julang Pujianto untuk Republik Suriname merangkap republik Guyana, berkedudukan di Paramaribo; Muhammad Anshor untuk Republik Chile, berkedudukan di Santiago; Siti Nugraha Mauludiah untuk Republik Polandia, berkedudukan di Warsawa; Sunaryo Kartadinata untuk Republik Uzbekistan merangkap Republik Kirgizstan, berkedudukan di Tashkent; Tri Tharyat untuk Kuwait, berkedudukan di Kuwait City; dan Wajid Fauzi untuk Republik Arab Suriah, berkedudukan di Damaskus.