MAGELANG, KOMPAS - Pemerintah Kabupaten Magelang, Jawa Tengah, menyiapkan sebanyak 454.800 masker sebagai persediaan untuk mengantisipasi kemungkinan terjadinya hujan abu dampak guguran lava pijar Gunung Merapi. Sosialisasi terkait mitigasi bencana pun diberikan kepada warga.
Hal tersebut dituturkan Kepala Bidang Kedaruratan dan Logistik Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Magelang Pranowo, Senin (7/1/2019). Hujan abu sebagai dampak dari guguran lava pijar Gunung Merapi beberapa hari lalu terjadi di dua desa di Kabupaten Klaten, Jateng.
Adapun masyarakat di Kabupaten Magelang hingga saat ini belum merasakan dampak dari aktivitas Gunung Merapi. Kendati demikian, Pranowo mengatakan, warga di lereng Merapi di Kabupaten Magelang tetap tidak bisa tenang dan sangat mudah terpengaruh oleh situasi yang terjadi yang di daerah lain.
Dia mencontohkan, hujan abu yang terjadi di Klaten beberapa waktu lalu sempat menimbulkan keresahan dan kepanikan masyarakat. “Saat itu, banyak orang, terutama kalangan relawan, menanyakan kepada kami, memastikan apakah ada dampak aktivitas Merapi yang mengancam kehidupan di Kabupaten Magelang,” ujarnya.
Kendati situasi masih aman, Pranowo mengatakan, pihaknya pun terus gencar melakukan sosialisai kepada warga di lereng Merapi. Warga pun diminta agar tetap siaga menghadapi berbagai hal yang mungkin timbul sebagai dampak dari aktivitas Gunung Merapi.
“Hingga saat ini, kami pun juga terus mengimbau warga agar tetap siap mengungsi jika sewaktu-waktu diperlukan,” ujarnya.
“Hingga saat ini, kami pun juga terus mengimbau warga agar tetap siap mengungsi jika sewaktu-waktu diperlukan.”
Pranowo mengatakan, Pemerintah Kabupaten Magelang saat ini telah menyiapkan 27 tempat evakuasi akhir (TEA). Dari jumlah tersebut, sebanyak 19 TEA tahun ini akan diperbaiki.
Jumlah warga yang bertempat tinggal di kawasan rawan bencana (KRB) Gunung Merapi berjumlah sekitar 54.000 jiwa dan semuanya dipastikan siap ditampung di 27 TEA tersebut. Namun, jika jumlah pengungsi bertambah, kantor-kantor milik pemerintah yang ada di desa siap menampung pengungsi.
Yusuf Herlambang, Kepala Desa Kemiren, Kecamatan Srumbung, mengatakan, warganya hingga saat ini masih tetap siaga dan menyiapkan barang-barang yang perlu dibawa jika sewaktu-waktu harus mengungsi. Namun, karena situasi relatif aman, warga saat ini tenang dan beraktivitas normal seperti biasanya.