YOGYAKARTA, KOMPAS — Guguran lava pijar Gunung Merapi belum membahayakan masyarakat yang menghuni lereng gunung di perbatasan Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) dan Jawa Tengah tersebut. Warga diminta tetap tenang dan tak perlu panik saat menyaksikan fenomena guguran lava pijar.
Pada Senin (7/1/2019) pukul 04.50, Gunung Merapi mengeluarkan guguran lava pijar yang mengarah ke hulu Sungai Gendol, Kabupaten Sleman, DIY. Peristiwa tersebut terekam kamera pemantau (CCTV) milik Posko Induk Balerante 907 di Desa Balerante, Kecamatan Kemalang, Kabupaten Klaten, Jawa Tengah (Jateng).
”Iya benar, tadi pagi ada guguran lava pijar di Merapi,” kata Koordinator Posko Induk Balerante 907, Agus Sarnyata, saat dihubungi Kompas, Senin sore. Posko Induk Balerante 907 merupakan posko pengamatan aktivitas Merapi yang didirikan sukarelawan dan masyarakat.
Selama beberapa waktu terakhir, Gunung Merapi berkali-kali mengeluarkan guguran lava. Pada Sabtu (5/1/2019) pukul 20.45, misalnya, Merapi terpantau mengeluarkan guguran lava. Data Balai Penyelidikan dan Pengembangan Teknologi Kebencanaan Geologi (BPPTKG) menunjukkan, jarak luncuran guguran lava pada Sabtu malam itu sejauh 500 meter dan mengarah ke hulu Sungai Gendol.
Pada Jumat (4/1/2019) pukul 21.01, guguran lava juga kembali terpantau. BPPTKG menyebut, guguran lava itu mengarah ke hulu Sungai Gendol dengan jarak luncuran mencapai 1,2 kilometer. Sesudah guguran lava itu, hujan abu tipis dilaporkan melanda sejumlah desa di Kecamatan Kemalang, Klaten, dan Kecamatan Musuk, Kabupaten Boyolali, Jateng.
Kepala BPPTKG Hanik Humaida mengatakan, guguran lava di Merapi belum membahayakan. Hal ini disebabkan jarak luncuran guguran lava tersebut masih jauh dari permukiman masyarakat di lereng gunung. Selain itu, status Gunung Merapi juga masih Waspada (Level II) dan zona bahaya yang ditetapkan juga masih sama, yakni radius 3 kilometer dari puncak.
Oleh karena itu, masyarakat tak perlu khawatir saat melihat atau menerima informasi mengenai guguran lava di Gunung Merapi. ”Masyarakat diimbau tetap tenang dan beraktivitas seperti biasa,” ungkap Hanik.
Aktivitas guguran lava di Merapi berkait pertumbuhan kubah lava yang muncul sejak 11 Agustus 2018. Sampai 3 Januari 2019, volume kubah lava itu mencapai 415.000 meter kubik dengan laju pertumbuhan rata-rata 3.800 meter kubik per hari.