JAKARTA, KOMPAS-Hanya dalam waktu dua bulan, kompetisi internasional Triennial Seni Grafis Indonesia VI yang digelar Bentara Budaya mampu menjaring 307 karya dari 150an perupa. Yang mengejutkan, sebagian besar karya justru dikirim para pegrafis dari luar negeri.
Pendaftaran karya kompetisi tiga tahunan ini dibuka awal Oktober 2018 dan ditutup 10 Desember 2018 lalu. Setelah itu, dewan juri langsung melakukan penjurian tahap 1 pada 13 Desember 2018.
Dewan Juri Triennial Seni Grafis Indonesia VI kali ini dipimpin oleh kurator Bentara Budaya Ipong Purnama Sidhi. Adapun, anggota Dewan Juri meliputi: perupa sekaligus dosen Dwi Marianto, perupa sekaligus dosen Edi Sunaryo, pegrafis sekaligus Kepala Divisi Seni Cetak Ganara Art Centre Devy Ferdianto, serta perupa sekaligus dosen Theresia Agustina Sitompul.
“Karya-karya seni grafis yang masuk justru sebagian besar dari pegrafis-pegrafis luar negeri. Antusiasme mereka luar biasa. Sementara itu, para pegrafis dalam negeri yang turut serta dalam kompetisi ini sedikit," ucap Ipong, Senin (7/1/2019) saat dihubungi dari Jakarta.
Sekitar 150an pegrafis yang turut serta dalam kompetisi internasional ini berasal dari 22 negara, antara lain China, Jepang, Thailand, India, dan Polandia. Tiga tahun lalu, Kompetisi Internasional Triennial
Seni Grafis Indonesia V diikuti 198 pegrafis dari 20 negara dengan jumlah karya mencapai 355 buah.
Terjaring 50 Karya
Dalam penjurian tahap 1 atau babak penyisihan, Dewan Juri berhasil memilih 50 karya dari total 307 karya seni grafis yang masuk. Karya-karya pilihan inilah yang nantinya akan turut serta dalam penjurian babak II atau babak semi final 11-12 Maret 2019 mendatang.
"Pengumuman karya terbaik 1, 2, dan 3 berlangsung 11 April 2019 mendatang. Para pegrafis yang tiga karyanya terpilih sebagai karya terbaik berkesempatan mengikuti pameran di empat lokasi Bentara Budaya (Jakarta, Yogyakarta, Solo, dan Denpasar)," ucap Ipong.
Sejak Triennial Seni Grafis Indonesia V – 2015, Bentara Budaya memperluas jangkauan dengan menjadikan perhelatan tersebut berskala internasional. Mulai tiga tahun lalu, para pegrafis dari sejumlah negara mulai bergabung, mulai dari Argentina, Australia, Belgia, Brazil, Bulgaria, China, Italia, India, Jepang, Jerman, Kanada, Kroasia, Kolombia, Mesir, Peru, hingga Serbia.
"Keikutsertaan pegrafis-pegrafis internasional tersebut bertujuan membangkitkan daya saing dan kualitas para pegrafis Indonesia. Diharapkan, para pegrafis dalam negeri nantinya bisa turut berkiprah di ranah internasional seni grafis dan mewarnai keberagaman seni grafis dunia," kata Direktur Program Bentara Budaya Frans Sartono.
Bentara Budaya rutin menggelar Triennial Seni Grafis Indonesia sejak 2003. Inilah komitmen Bentara Budaya mendukung perkembangan seni grafis dan seni cetak grafis di Indonesia.