JAKARTA, KOMPAS – Pemain tim nasional (timnas) sepak bola U-22 perlu adaptasi dengan pola latihan dan pemain lain. Proses ini menjadi tantangan di tengah minimnya waktu persiapan laga Piala AFF U-22 2019 di Kamboja. Pelatih timnas Indra Sjafri hanya memiliki waktu kurang dari 50 hari sebelum pertandingan pada Kamis (17/2/2019) digelar.
Salah satu pihak yang paling membutuhkan adaptasi adalah pemain baru di Timnas U-22 di antaranya Septian Satria Bagaskara (21) pemain Persik Kediri. Top skor Liga 3 yang mencetak 21 gol dalam 32 laga itu mengaku kesulitan mengimbangi gaya dan ritme berlatih Indra. Ia juga belum memahami karakteristik rekan-rekan sesama tim.
“Pastinya berbeda main di timnas dan di Persik. Kalau di Persik kan main di Liga 3, jadi dari segi profesional juga sudah beda. Di sini latihan lebih detail dan disiplin,” ucap Septian pada latihan hari kedua timnas U-22, Selasa (8/1/2019) di Stadion Madya.
Timnas U-22 baru saja memulai pemusatan latihan nasional perdana, Senin (7/1/2019). Meski begitu, bulan depan mereka sudah harus berlaga di Piala AFF U-22 pada 17 Februari 2019. Waktu minim itu menyulitkan proses adaptasi tim. Adaptasi semakin sulit karena tim pelatih belum fokus memperkenalkan taktik dan gaya bermain. Mereka masih dalam proses seleksi 38 pemain.
Proses adaptasi sangat dibutuhkan untuk membangun kekuatan timnas U-22. Sebab sebagian pemain yang dipanggil tim pelatih, berasal dari klub Liga 1, 2, dan 3, serta dari luar negeri, merupakan wajah baru di timnas.
Indra menuturkan, materi tim saat ini masih jauh dari final. Dia akan melakukan promosi dan degredasi pada 12 Januari 2019 untuk kembali mencoba pemain lain dari tim bayangan. Beberapa pemain yang telah dipantau antara lain M. Dicky Indrayana (Bali United), Nadeo Argawinata (Borneo FC), Jayus Hariono (Arema FC), dan Roni Sugeng (PS Tira).
"Yang pasti 12 Januari promosi dan degredasi. Misalnya ada dua pemain, empat pemain, atau tujuh pemain terdegredasi, kami akan promosikan pemain dengan jumlah yang sama. Mereka akan langsung ikut berlatih," kata Indra.
Meski akan terus merombak tim hingga skuad final, Indra sedikit santai mengenai masalah adaptasi. Beberapa pemain timnas U-22 pernah dilatihnya saat masih menangani timnas U-19, seperti Egy Maulana Vikri, Saddil Ramdani, Nurhidayat, Firza Andika, Luthfi Kamal, Witan Sulaiman.
"Saya pribadi, bisa beradaptasi cepat dengan mereka. Mereka juga baru dua hari, sudah saling nyambung," tambah pelatih yang membawa timnas U-19 juara pada final Piala AFF 2013.
Pada latihan timnas, Selasa pagi, sejumlah 33 pemain hadir dalam latihan ringan. Pemain hanya diinstruksikan berlatih situasi penguasaan bola dan bertahan dengan menggunakan setengah lapangan. Indra terus mengajarkan anak asuhnya bermain dengan umpan pendek saat menyerang dan selalu menekan saat kehilangan bola.
Pada latihan hari kedua, sejumlah pemain belum hadir ke pelatnas di lapangan. Tiga pemain dari luar negeri, Egy (Lechia Gdansk), Saddil (Pahang FC), dan Ezra Walian (RKC Waalwijk), masih berada di klub masing-masing. Mereka baru akan dipanggil setelah skuad utama terbentuk.
Hadangan perdana
PSSI mempersiapkan timnas U-22 dengan tujuan utama meraih emas SEA Games Manila 2019 dan lolos kualifikasi Piala Asia. Kendati demikian, Indra tetap menargetkan prestasi di Piala AFF.
"Sebagai pelatih tentunya saya punya target tinggi, tetapi harus realistis juga. Saya harus bikin tim secepat mungkin untuk bisa mengejar target itu," sebut Indra.
Untuk melihat kemampuan tim, timnas U-22 akan menjalani empat kali uji coba, tiga kali dengan klub lokal dan sekali dengan negara lain. "Setelah uji coba, baru kami tentukan target timnas seperti apa di AFF," lanjutnya.
Tim pelatih sangat ketat dalam seleksi pemain. Mereka berharap tim saat ini bisa berprestasi dalam jangka panjang. Oleh karena itu, pemain nasional tidak hanya di lihat berdasarkan penampilan di lapangan. Mereka akan menjalani tes kesehatan, intelejensi, dan psikotes, sebelum terpilih dalam tim utama.
Bek tengah timnas Andy Setyo mengatakan, kualitas di tim saat ini sangat menjanjikan. Dia yang sudah berpengalaman dari timnas U-19 pun kesulitan bersaing dengan pemain lain. "Semua pemain di posisi saya berambisi menjadi yang terbaik. Kualitasnya juga sangat bagus," katanya.
Di Piala AFF 2019, timnas akan menghadapi hadangan berat dari Malaysia dan Thailand. Keduanya merupakan finalis Piala AFF U-18 pada 2017. Timnas U-19 saat itu yang dipimpin Egy, kalah dari Thailand di semifinal.
Indonesia tergabung di grup B bersama Malaysia, Singapura, Myanmar, dan tuan rumah Kamboja. Timnas pertama kali akan menghadapi Myanmar pada 18 Februari 2019.