Kolam Retensi Sirnaraga di Bandung Mulai Difungsikan
Oleh
Samuel Oktora
·2 menit baca
BANDUNG, KOMPAS-Pemerintah Kota Bandung meresmikan Kolam Retensi Sirnaraga di Kelurahan Pajajaran, Kecamatan Cicendo, Kota Bandung, Jawa Barat, Selasa (8/1/2019). Kolam retensi itu diharapkan dapat meminimalkan potensi bencana di kawasan langganan banjir di Sirnaraga, Pagarsih dan Cibadak di Kecamatan Astanaanyar.
Peresmian kolam retensi dengan nilai investasi Rp 5,4 miliar itu dilakukan oleh Wali Kota Bandung, Oded M Danial. Kolam retensi tersebut dibangun di lahan seluas 1.792 meter persegi. Dengan tinggi tanggul setinggi 3 meter, luas kolamnya mencapai 1.075,89 meter persegi. Nantinya, kolam ini bisa meampung 3.335,26 meter kubik air. Pada kesempatan yang sama, dia meresmikan juga renovasi Jembatan Citepus Kota Bandung dengan nilai investasi Rp 2,4 miliar.
“Masalah krusial di Kota Bandung adalah banjir, dan keberadaan kolam retensi ini sebagai salah satu upaya untuk mengatasi banjir. Tolong kolam retensi ini dimanfaatkan dengan baik karena kolam ini juga multifungsi,” kata Oded.
Menurut Oded, saat debit Sungai Citepus dalam kondisi normal atau saat musim kemarau, kolam dapat dimanfaatkan warga setempat untuk berbagai kegiatan, di antaranya olahraga, area bermain anak-anak, juga destinasi wisata karena di kawasan kolam retensi ini dibangun pula area taman yang asri dan jalur pejalan kaki (pedestrian).
“Kalau kolam terisi penuh air juga dapat dimanfaatkan antara lain untuk pemancingan,” ujar Oded setelah menabur satu kuintal bibit ikan emas setelah peresmian. Direncanakan pada kolam retensi itu juga akan ditabur bibit ikan mujair.
Ketua RW 009 Kelurahan Pajajaran, Kecamatan Cicendo, Kota Bandung, Ahmad Tuandi menuturkan, keberadaan kolam retensi juga menimbulkan dampak ekonomi bagi warga.
“Kawasan kolam retensi ini menjadi ramai dikunjungi, pengunjung sambil menikmati suasana kolam juga membeli jajanan yang dijual oleh warga,” kata Ahmad.
Kepala Dinas Pekerjaan Umum Kota Bandung Arif Prasetya menuturkan, Kolam Retensi Sirnaraga ini mungkin belum sepenuhnya bisa menanggulangi banjir di Pagarsih dan Cibadak. Pengaruhnya baru sekitar 40 persen mengurangi dampak banjir di Pagarsih.
"Untuk memaksimalkannya, upaya normalisasi sungai akan terus dilakukan, juga kolam retensi juga akan dibangun lagi,” kata Arif. Tahun ini, kata Arif, akan dibangun lagi satu kolam retensi di kawasan Pasar Induk Gedebage dan tahun 2020 dibuat Kolam Retensi Sirnaraga II.
“Banjir krusial di Kota Bandung adalah di Pagarsih dan Gedebage, sehingga kolam retensi di Gedebage menjadi prioritas,” ujar Arif.