Modal Devisa Awal Tahun Ini Rp 120,7 Miliar Dollar AS
Oleh
Hendriyo Widi
·3 menit baca
JAKARTA, KOMPAS — Modal devisa Indonesia pada awal tahun ini mampu untuk membiayai 6,7 bulan impor atau 6,5 bulan impor dan pembayaran utang luar negeri. Hal itu menjadi angin segar bagi Indonesia untuk mengawali tahun ini dalam menghadapi tantangan ketidakpastian ekonomi global yang masih berlanjut.
Bank Indonesia mencatat, cadangan devisa Indonesia pada akhir Desember 2018 sebesar 120,7 miliar dollar AS atau setara Rp 1.702,47 triliun. Cadangan devisa itu lebih tinggi dibandingkan posisi pada November 2018 sebesar 117,2 miliar dollar AS.
Direktur Eksekutif Departemen Komunikasi BI Agusman mengatakan, cadangan devisa itu berada di atas standar kecukupan internasional, yaitu sekitar tiga bulan impor. Peningkatan cadangan devisa itu terutama dipengaruhi penerimaan devisa minyak dan gas bumi, penerbitan obligasi global, dan penarikan pinjaman luar negeri pemerintah.
”Cadangan devisa tersebut mampu mendukung ketahanan sektor eksternal serta menjaga stabilitas makroekonomi dan sistem keuangan. Ke depan, cadangan devisa tetap memadai. Hal itu didukung keyakinan terhadap stabilitas dan prospek perekonomian domestik yang tetap baik, serta kinerja ekspor yang tetap positif,” kata Agusman dalam keterangan pers yang dikutip Kompas, Selasa (8/1/2019).
Sejak ketidakpastian ekonomi global menguat selama 2018, cadangan devisa Indonesia merosot drastis. Pada Januari 2018, Indonesia memiliki cadangan devisa 131,98 miliar dollar AS. Selama delapan bulan berurutan, yaitu Februari-September 2018, cadangan devisa Indonesia tergerus 17,18 miliar dollar AS.
Cadangan devisa itu digunakan untuk membayar utang luar negeri dan dividen, membiayai impor, serta menstabilkan nilai tukar rupiah. Cadangan devisa itu baru membaik atau meningkat kembali pada Oktober 2018.
Kompas mencatat, dana asing yang keluar dari bursa saham Indonesia sepanjang 2018 mencapai Rp 50,74 triliun. Pada penutupan perdagangan rupiah per 31 Desember 2018, rupiah berada di level Rp 14.385 per dollar AS. Sepanjang 2018, rupiah terdepresiasi sebesar 5,7 persen. Berdasarkan referensi kurs Jakarta Interbank Spot Dollar Rate, pelemahan nilai tukar rupiah terhadap dollar AS terdalam terjadi pada 11 Oktober 2018, yaitu Rp 15.233 per dollar AS.
Di sisi lain, ekspor yang merupakan salah satu andalan utama penyumbang devisa, kinerjanya turun selama 2018. Badan Pusat Statistik mencatat, neraca perdagangan Indonesia pada November 2018 defisit 2,047 miliar dollar AS. Adapun secara tahun kalender, neraca perdagangan Januari-November 2018 defisit 7,515 miliar dollar AS.
Kementerian Perdagangan menargetkan pertumbuhan ekspor nonmigas pada 2018 mencapai 11 persen. Namun, hingga November 2018, pertumbuhan baru mencapai 150.149 juta dollar AS atau 7,47 persen.
”Saya mau realistis saja, melihat kondisi hingga saat ini, target ekspor nonmigas sebesar 11 persen pada 2018 tidak bisa tercapai. Untuk 2018, ekspor nonmigas ada di kisaran 7,5 persen,” ujar Menteri Perdagangan Enggartiasto Lukita di Jakarta, Senin lalu.