Naik Kereta dari Pyongyang, Kim Temui Xi untuk Keempat Kalinya
Oleh
Pascal S Bin Saju
·3 menit baca
BEIJING, SELASA — Pemimpin Korea Utara Kim Jong Un tiba di Beijing, China, Selasa (8/1/2019), untuk memulai lawatan empat hari atas undangan Presiden Xi Jinping. Ia naik kereta dari Pyongyang dengan melewati Dandong, kota di China yang berbatasan dengan Korea Utara, Senin malam.
Lawatan Kim ini yang keempat kali setelah tiga kunjungan tahun lalu. Puluhan petugas keamanan memblokade jalan di sekitar stasiun kereta di Dangdong sebelum dan saat kereta Kim melintas tadi malam.
Menurut Kyodo News, tamu hotel di Dandong tidak diizinkan mengambil kamar menghadap sungai yang terdapat jalur kereta dan menjadi tapal batas dengan Korut agar kereta yang ditumpangi Kim tidak terlihat.
Media China dan Korut melaporkan, Kim dan Xi akan segera mengadakan pertemuan untuk mengoordinasikan strategi tatap muka jika Pemimpin Tertinggi Korut itu mengadakan pertemuan tingkat tinggi keduanya dengan Presiden Amerika Serikat Donald Trump.
Pertemuan Kim dengan Xi kali ini merupakan yang keempat kalinya setelah tahun lalu Kim melakukan perjalanan sebanyak tiga kali ke negara tetangga dekatnya itu. China merupakan sekutu kunci diplomatik Korut, yang menjadi sumber utama perdagangan dan bantuan.
Kantor berita resmi China, Xinhua, mengonfirmasi kunjungan Kim setelah sejumlah laporan dari media Korea Selatan menyebutkan, sebuah kereta yang tampaknya membawa seorang pejabat tinggi Korut telah melewati Dandong, kota China di perbatasan dengan Korut.
Adapun kantor berita Korsel, Yonhap, melaporkan, sebuah kereta eksekutif telah memasuki wilayah China pada Senin malam dan tiba di Beijing pada Selasa ini.
Central Television milik Pemerintah Korut juga mengonfirmasi kunjungan itu. Kim dilaporkan telah memulai kunjungan empat harinya ke China sejak Senin malam untuk memenuhi undangan Presiden Xi dan tiba di Beijing pada Selasa ini.
Kim didampingi istrinya, Ri Sol Ju, dan para pejabat tinggi, termasuk Kim Yong Chol, orang terdekat Kim yang amat membantu dalam proses-proses negosiasi diplomatik dengan AS dan Korsel.
Pada kunjungannya ini—Kim tiba di Beijing pada hari ulang tahunnya yang ke-35—tampaknya ia ingin mendapatkan saran-saran penting terkait aliansi negaranya dengan China serta berbagai soal krusial yang harus dipersiapkan menjelang pertemuan keduanya dengan Trump.
Laporan singkat Xinhua tidak memberikan perincian tentang siapa yang akan ditemui Kim di China. Namun, kunjungannya, yang dijadwalkan berakhir pada Kamis, 10 Januari, akan memberikan waktu untuk berkonsultasi dengan Xi dan para pemimpin senior China lainnya.
Kim mengunjungi China tiga kali tahun lalu untuk bertemu dengan Xi sebelum dan sesudah pertemuan pertamanya dengan Trump dan Presiden Korsel Moo Jae-in.
Kunjungan terakhirnya ini juga dapat memberi Xi kesempatan untuk menekankan pengaruh negaranya atas Korut ketika China dan AS berusaha menghentikan perang dagang.
Dalam pertemuan di Singapura, Kim dan Trump sepakat bekerja menuju ”denuklirisasi penuh di Semenanjung Korea” dan hubungan ”baru” antara AS dan Korut, yang bermusuhan selama hampir tujuh dekade. Namun, pembicaraan selanjutnya terhenti dan kesenjangan besar telah muncul tentang apa yang diperlukan untuk mencapai ”denuklirisasi total” di Semenanjung Korea.
AS telah menuntut agar Korut mulai mengambil langkah-langkah penting menuju denuklirisasi, seperti menyatakan berapa banyak senjata nuklir yang dimilikinya dan soal lain terkait program nuklirnya untuk inspeksi di masa mendatang.
Pyongyang menegaskan, Washington pertama-tama membangun kepercayaan dengan mencabut sanksi yang dijatuhkan kepada negara itu.
Dalam pidato 1 Januari 2019, Kim mengatakan, dirinya siap bertemu dengan Trump kapan saja, tetapi dia memperingatkan, jika Washington tetap menjatuhkan sanksi, negaranya mungkin akan berusaha ”menemukan cara baru untuk mempertahankan” kedaulatan dan kepentingannya.
Pekan lalu, Trump juga menyebutkan baru saja menerima surat dari Kim, tetapi menolak untuk mengungkapkan apa isinya. Pada Minggu lalu, dia mengatakan, negosiasi sedang berlangsung untuk menentukan tempat pertemuan keduanya dengan Kim.
”Dengan Korea Utara, kami memiliki dialog yang sangat baik,” katanya kepada wartawan sebelum masuk helikopter yang membawanya ke Camp David. ”Akan diumumkan, mungkin dalam waktu dekat,” kata Trump tentang pertemuan puncak dengan Kim. (REUTERS/AFP)