JAKARTA, KOMPAS - Ekonomi Indonesia diperkirakan membaik tahun ini karena kebijakan pemerintah yang dinilai mampu menjaga stabilitas ekonomi makro. Nilai tukar rupiah diproyeksikan akan bertahan atau stabil pada level Rp 14.000 pada tahun 2019.
Hal itu disampaikan Direktur Utama PT Bank Mandiri Kartika Wirjoatmodjo, di sela-sela rapat dengar pendapat (RDP) dengan Komisi VI DPR RI di Jakarta, Selasa (8/1/2019). "Rupiah diperkirakan akan menguat karena arus modal yang masuk. Rupiah kemungkinan stabil sekitar Rp 14.000 (per dollar AS) sampai akhir tahun 2019," kata Kartika.
Kartika menilai sejumlah kebijakan fiskal pemerintah, termasuk langkah yang ditempuh Bank Indonesia (BI), dapat menjaga stabilitas ekonomi makro dan nilai tukar rupiah. Kebijakan-kebijakan itu dapat meningkatkan kepercayaan investor terhadap ekonomi Indonesia sehingga arus modal terus masuk.
Menurut Kartika, sejumlah kebijakan pemerintah mampu menekan defisit anggaran dan menekan inflasi. Kebijakan pemerintah dalam percepatan penggunaan solar dengan campuran minyak sawit sebesar 20 persen atau B20 dan kebijakan insentif terkait devisa ekspor dinilai juga dapat berpengaruh terhadap peningkatan cadangan devisa.
Seperti diberitakan, Kementerian Keuangan menyebutkan, realisasi penerimaan negara tahun 2018 dipastikan melampaui target Rp 1.894,7 triliun. Capaian disebut sebagai yang pertama kali. Pencapaian ini dibarengi realisasi belanja yang mencapai 97 persen serta defisit anggaran di bawah 2 persen produk domestik bruto (PDB).
Sri Mulyani melalui keterangan tertulis menyebutkan, defisit anggaran dalam APBN 2018 sebesar 1,72 persen terhadap PDB, jauh lebih rendah dibandingkan dengan proyeksi 2,19 persen. Defisit anggaran tahun ini juga terkecil sejak tahun 2012 (Kompas, 2/1/2019).
Kartika menambahkan, pengaruh ekonomi global seperti Amerika Serikat masih berpengaruh terhadap ekonomi nasional, tetapi tidak terlalu signifikan. Bank sentral Amerika Serikat The Fed sudah memberi signal mengenai kenaikan suku bunga pada 2019.
Hal yang sama juga disampaikan Direktur Utama PT BTN Maryono. Maryono menilai, ekonomi Indonesia pada 2019 diproyeksikan makin mambaik.
"Optimis (ekonomi) makin membaik. Fundamental ekonomi makin membaik," katanya. Kebijakan pemerintah, termasuk BI selama ini, mampu menjaga stabilitas makro ekonomi dan nilai tukar rupiah. Misalnya, defisit anggaran menurun dan inflasi yang rendah.
Maryono menambahkan, pengaruh ekonomi global memang selalu ada. Namun, pengaruh ekonomi global pada tahun 2019 dinilai tidak terlalu dominan terhadap perekonomian nasional karena kekuatan ekonomi nasional semakin membaik.
Pengaruh pemilu
Kartika menambahkan, pemilu legislatif (pileg) dan pemilu presiden (pilpres) juga tidak terlalu berdampak bagi investor asing. Di sisi lain, pileg dan pilpres dapat menggerakan ekonomi masyarakat kecil dan menengah.
Kartika berharap, pemilu 2019 dapat berjalan aman dan damai. Pemilu yang aman dan damai dapat meningkatkan kepercayaan investor terhadap Indonesia sehingga diperkirakan pada semester II 2019, arus modal dapat masuk lebih banyak ke Indonesia.