Kehadiran kredit usaha rakyat (KUR) telah banyak membantu pelaku usaha kecil dan menengah (UKM). Namun, masih banyak cerita tentang pengajuan KUR yang ditolak oleh bank. Tak usah berputus asa, simak tips berikut ini.
Peranan KUR bagi keberlangsungan perekonomian membuat pemerintah terus berupaya menurunkan bunga KUR. Hingga akhirnya, awal tahun lalu, pemerintah bisa menurunkan suku bunga KUR dari 9 persen menjadi 7 persen per tahun.
Tentu saja kabar ini menarik, terutama bagi pengusaha UKM. Namun, cerita-cerita tentang penolakan dari bank masih berlangsung. Banyak yang menyalahkan perbankan karena dianggap mempersulit, tetapi bank hanya menjalankan prosedur syarat yang memang sudah ditentukan. Nah, berikut ini beberapa cara agar pengajuan KUR Anda bisa terima oleh bank.
Bagaimana caranya?
Ketahui dulu syarat-syaratnya dengan bertanya kepada pihak bank. Bank Mandiri, misalnya. Bank ini mempunyai syarat yang berbeda untuk setiap produk KUR-nya. Namun, secara umum, Bank Mandiri menerapkan syarat calon debitur minimal berusia 21 tahun atau sudah menikah, yang bisa dibuktikan dengan KTP, akta kelahiran, KK, atau surat nikah.
Calon debitur juga disyaratkan tidak memiliki kredit, tidak masuk daftar hitam nasional penarik cek. Calon debitur harus mempunyai usaha produktif serta layak paling tidak sudah berjalan selama enam bulan. Lengkapi seluruh syarat yang diminta bank. Setelah itu, Bank akan melakukan analisa kredit.
Salah satu proses yang dilakukan adalah dengan BI Checking. Ini hanya salah satu bagian dari analisa kredit. Biasanya BI Checking menerapkan prinsip 5C, yaitu character (karakter calon debitur), capacity (kemampuan calon debitur untuk mengembalikan), capital (kondisi finansial calon debitur), collateral (barang jaminan), dan condition (kondisi ekonomi).
Perbaiki catatan keuangan
Dalam pengajuan KUR, bank biasanya meminta catatan keuangan. Bagi beberapa orang pelaku UKM, apalagi level mikro, biasanya hal ini tidak dimiliki. Hal inilah yang terkadang menjadi batu sandungan mereka saat mengajukan permohonan pinjaman modal usaha kepada pihak perbankan.
Bank biasanya selalu menghitung kemampuan calon debitur dengan menganalisa dari laporan keuangan tersebut. Jadi, tidak semua uang yang Anda inginkan bisa didapatkan.
Dalam menghitung kemampuan debitur, bank biasanya menghitung rasio utang terhadap pendapatan. Setiap bank punya kebijakan yang berbeda. Namun, secara garis besar, bank umumnya menetapkan rasio seluruh cicilan tidak boleh melebihi sepertiga dari pendapatan take home pay.
Oleh karena itu, cobalah untuk belajar konsisten mencatat laporan keuangan secara teratur paling tidak selama enam bulan berjalan. Laporan keuangan biasanya berisi pemasukan, pengeluaran, dan data penjualan. Anda juga bisa konsultasi dengan bank untuk bisa membuat laporan keuangan ini.
Siapkan jaminan
Anda harus ingat, bank bukan pegadaian, yang lebih senang mengambil alih jaminan dari debiturnya saat pelunasan kredit macet. Bank tidak sekejam itu, lagi pula proses pengambilalihan hak atas jaminan itu membutuhkan biaya mahal dan waktu yang lama.
Namun, penerapan jaminan atas sebuah pinjaman menjadi cara yang paling tepat mengganti pinjaman atau menutup kerugian saat debitur lalai untuk melunasi kredit. Biasanya, agunan yang ditetapkan oleh bank adalah surat rumah atau barang berharga lainnya.
Kompas
Foto-foto: Shutterstock
Bank biasanya melihat dari kelengkapan surat, lokasi, dan kondisinya. Ini menjadi pertimbangan selanjutnya untuk memberikan persetujuan pemberian kredit. KUR Bank Mandiri misalnya mensyaratkan tanah dan/atau bangunan atau kendaraan bermotor dengan bukti kepemilikannya untuk pengajuan KUR Ritel. Sementara itu, KUR Mikro dan KUR Penempatan TKI tidak disyaratkan. [VTO]
