JAKARTA, KOMPAS – Menonton film dengan lingkungan dan genre yang berbeda bisa menjadi pengalaman yang menarik. Salah satunya adalah Cine Macet yang menghadirkan film-film Perancis dengan nuansa berbeda dari film-film Hollywood yang ada di bioskop.
Cine Macet merupakan program pemutaran film yang diselenggarakan oleh Institut Francais Indonesia (IFI) Jakarta setiap bulan. Penamaan Cine Macet didasari oleh jam macet Jakarta, terutama di daerah Jalan Thamrin yang biasanya terjadi pukul 19.00 WIB.
Untuk itu, pemutaran film dalam Cine Macet baik di IFI Jalan M H Thamrin No.20 Jakarta Pusat atau pun Jalan Wijaya 1 No. 48 Jakarta Selatan biasanya pada pukul tujuh malam. “Saat orang males bermacet-macetan atau bingung mencari tempat hangout bisa menonton film disini tentu dengan harga tiket yang murah,” kata Wakil Atase Kebudayaan IFI Bimo Putra di Jakarta, Selasa (8/1/2019).
Hiburan film tersebut terbuka bagi siapa saja yang tertarik dengan membayar tiket Rp 20.000. Semua jadwal film dapat dilihat pada halaman web resmi IFI atau instagram @ifi_indonesia.
Salah satu penonton Tane Hadiyantono (25) mengatakan bahwa menonton film Eropa khususnya Prancis ibarat sebuah panggilan hati. “Harus siap kecewa, siap bingung, siap lempeng tapi tetap datang dengan pikiran terbuka buat nonton karena sangat berbeda dari film mainstream lainnya, mulai dari alur dan sinematrografi,” jelas Tane.
Menurut dia, saat-saat tertentu acara sesi nonton dibuat unik. Contohnya, yang paling ia ingat adalah pemutaran film hitam putih “Nosferatu”, latar suara piano dan pengisi suara secara langsung. Selain itu, dalam beberapa kesempatan ada diskusi setelah film selesai.
“Seringkali selesai nonton jadi merefleksikan diri karena cerita di film-film Prancis kebanyakan bersifat humanis,” kata dia.
Seperti pada bulan ini, ada enam film yang diputar, salah satunya berjudul “Une Bouteille a la mer”. Film tersebut menceritakan tentang seorang perempuan Prancis bernama Tal yang tinggal di Jerusalem bersama keluarganya. Pada umur 17 tahun, dia menyaksikan sebuah serangan bom untuk pertama kali.
Dari situ, ia menulis sebuah surat kepada seorang Palestina khayalannya yang berisi pertanyaan-pertanyaan tentang pertikaian yang sering terjadi antara Palestina dan Israel. Dia memasukkan surat tersebut lewat botol dan meminta bantuan kakaknya yang bertugas di militer untuk melemparnya ke laut dekat Gaza. Beberapa minggu berlalu, Tal kemudian menerima jawaban dari seseorang misterius dari Gaza.
Seringkali selesai nonton jadi merefleksikan diri karena cerita di film-film Prancis kebanyakan bersifat humanis
Bimo menjelaskan program Cine Macet selain untuk mengenalkan film Prancis, sekaligus menyediakan wadah bagi yang ingin tahu lebih luas mengenai budaya negara lain lewat film.
Film-film yang diputar biasanya disesuaikan dengan tema besar dan mempertimbangkan program kultural IFI. Seperti bulan Februari, dengan tema valentine atau Maret yang menayangkan film-film bertema frankofon, entah dari sisi sastra atau lebih luas karena merupakan perayaan bulan bahasa Prancis.
“Per bulan biasanya ada 6 sampai 8 film yang diputar dan dibagi tiap minggunya,” jelas Bimo. (FRANSISCA NATALIA ANGGRAENI)
Editor:
M Fajar Marta
Bagikan
Kantor Redaksi
Menara Kompas Lantai 5, Jalan Palmerah Selatan 21, Jakarta Pusat, DKI Jakarta, Indonesia, 10270.
Tlp.
+6221 5347 710
+6221 5347 720
+6221 5347 730
+6221 530 2200
Kantor Iklan
Menara Kompas Lantai 2, Jalan Palmerah Selatan 21, Jakarta Pusat, DKI Jakarta, Indonesia, 10270.