Pemerintah Bekali Usaha Rintisan di Sektor Pariwisata
Oleh
·3 menit baca
JAKARTA, KOMPAS – Pembekalan dan pelatihan bagi pelaku usaha rintisan yang bergerak di bidang pariwisata digital diperlukan. Hal ini dilakukan agar para pelaku usaha pada sektor pariwisata bisa beradaptasi dengan perkembangan teknologi informasi era digital.
Deputi Bidang Produksi dan Pemasaran Kementerian Koperasi (Kemenkop) dan Usaha Kecil dan Menengah (UKM), Victoria Simanungkalit mengatakan beberapa uapaya untuk meningkatkan kapasitas pelaku UKM.
"Kemenkop sudah melakukan peningkatan kapasitas sumber daya UKM maupun koperasi. Tujuannya supaya mereka bisa masuk ke dunia digital," ucap Victoria di Jakarta, Rabu (9/1/2019).
Ia menjelaskan, pembinaan dan pelatihan yang dilakukan Kemenkop salah satunya terkait promosi wisata. Hal itu dilakukan melalui pelatihan pengelolaan promosi melalui webiste. Peluang ini harus ditangkap sebagai peluang bagi UKM pariwisata untuk mendulang devisa dan pemasukan daerah yang tinggi.
Meski belum bisa merinci terkait jumlah pastinya, Victoria mengatakan saat ini Kemenkop sedang membina beberapa desa wisata dan potensi kuliner daerah. Pembinaan tersebut dilakukan kepada UKM di beberapa daerah seperti Yogyakarta, Bali, dan Aceh.
Menurut Victoria arah tren pariwisata saat ini berubah. "Dulu wisatawan suka dengan tempat wisata yang banyak orang, ramai, dan sudah massif. Namun kini kebanyakan wisatawan mencari tempat yang eksklusif dan tidak ditemukan di daerah lain," imbuh Victoria.
Selain memberikan pelatihan dan pendidikan, Kemenkop juga sedang mengupayakan perjanjian kerja sama dengan lintas kementerian.
Saat ini Kemenkop dan UKM telah menjajaki kerja sama dengan Kementerian Pariwisata (Kemenpar). Namun, kerja sama tersebut baru sebatas nota kesepahaman. Victoria berharap nota kesepahaman tersebut bisa ditingkatkan menjadi perjanjian kerja sama.
"Selain dengan Kemenpar, rencananya kami juga ingin bersinergi dengan Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi serta Badan Ekonomi Kreatif supaya hasilnya maksimal," ucap Victoria.
Berkembangnya potensi pemuda desa dalam menguasai teknologi informasi bisa dimanfaatkan untuk meningkatkan promosi berbasis digital. Konten promosi juga dapat dibuat menjadi lebih kekinian, menarik, dan kreatif dengan peran pemuda.
Untuk mempersiapkan kualitas sumber daya manusia pariwisata, Kemenpar, Kemenkop dan UKM serta International Council for Small Business (ICSB) Indonesia berencana mrenyelenggarakan Wonderful Startup Academy. Kegiatan tersebut berupa inkubasi pengembangan usaha rintisan dan program percepatan bagi para pelaku usaha rintisan yang fokus bergerak di bidang kepariwisataan.
Ketua Wonderful Startup Academy, Hiramsyah S Thaib mengatakan, sejak dibuka pada 20 Desember 2018 hingga hari ini, sudah ada 236 peserta yang mendaftar. Jumlah ini meningkat lebih dari 30% dibandingkan jumlah peserta pada program Wonderful Startup Academy batch pertama pada tahun 2017 lalu yakni 180 peserta.
Peserta berasal dari berbagai daerah mulai dari Aceh sampai Papua. Panitia masih membuka pendaftaran hingga 11 Januari 2019.
"Peserta akan mendapatkan pendampingan dari ahli bisnis, pembinaan dari para mentor yang merupakan kalangan pelaku bisnis, pemerintahan, dan akademisi yang sangat mengerti dunia usaha rintisan dan industri kecil menengah yang berfokus pada sektor pariwisata," tutur Hiramsyah.
Kerja sama dengan asing
Ketua Kamar Dagang dan Industri Indonesia (Kadin) Rosan Roeslani mengatakan, saat ini Kadin tengah menjalin kerja sama peningkatan kapasitas UKM dengan beberapa organisasi. Salah satu yang dianggap paling berhasil adalah kerjasama dengan Japan External Trade Organization (JETRO).
Menurut Rosan kerja sama yang dilakukan adalah terkait pelatihan dan pemasaran produk. Dua orang petugas dari JETRO saat ini ditempatkan di Kadin untuk membantu melatih dan memetakan bisnis apa saja yang bisa diekspor ke Jepang.
"Salah satu yang sudah berjalan adalah pembuatan pernak-pernik. Pernak-pernik tersebut dibuat oleh pelaku UKM, tapi yang beli pengusaha di Jepang. Mereka jual produk UKM kita sebagai suvenir pariwisata mereka," kata Rosan.
Kerja sama ini menurut Rosan sudah berjalan sejak Maret 2018. Hal ini dinilai positif untuk menularkan iklim ekspor yang positif di kalangan pelaku UKM. (KRISTI DWI UTAMI)