Wali Kota Toyama Kagum Transportasi Kota di Semarang
Oleh
WINARTO HERUSANSONO
·2 menit baca
SEMARANG, KOMPAS — Wali Kota Toyama, Jepang, Masashi Mori mengaku kagum dengan komitmen Kota Semarang, Jawa Tengah, menjadikan daerahnya sebagai kota dengan emisi gas buang rendah. Hal ini tentu akan menekan polusi dan meningkatkan kebersihan kota.
Kerja sama Kota Toyama dan Semarang yang dirintis sejak 2013 telah memberikan hasil berupa peluncuran penggunaan bus rapid transit (BRT) Trans Semarang berbahan gas sebanyak 72 unit.
”Pemerintah Kota Toyama punya komitmen menyiapkan kota yang berkelanjutan dan ramah lingkungan melalui penataan sarana transportasi. Dengan memanfaatkan gas sebagai bahan bakar bus transportasi, akan dapat menurunkan polusi zat karbon dan emisi gas buang sampai 40 persen,” ujar Masashi Mori, Rabu (9/1/2019), pada peluncuran alih teknologi dari bahan bakar minyak (BBM) ke gas melalui pemanfaatan konverter gas untuk bus BRT di Kota Semarang, Jawa Tengah.
Wali Kota Semarang Hendrar Prihadi mengatakan, Kota Semarang telah bertekad mengurangi ketergantungan warganya menggunakan kendaraan pribadi. Oleh karena itu, Pemkot Semarang gencar menyiapkan sekaligus mengoperasikan BRT yang kini sudah mencapai 7 koridor.
Adapun setiap koridor dilayani 10-15 bus. Secara bertahap, fungsi bus BRT akan disambungkan dengan angkutan penghubung (feeder) dari halte terdekat dengan lingkungan permukiman atau kawasan industri.
Hedrar menyambut antusias peluncuran pemanfaatan konverter gas untuk bus BRT. Dengan pengalihan bahan bakar solar ke gas, akan menghemat biaya serta lebih ramah lingkungan. Dampaknya, emisi gas buang kota semakin turun. Warga sendiri dapat menikmati layanan transportasi premium yang murah, yakni tarif pelajar Rp 1.000 per orang dan umum Rp 3.500 per orang.
Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo yang hadir dalam peluncuran tersebut berharap, setelah proses alih bahan bakar ke gas untuk bus BRT tuntas, Pemkot Semarang diminta meningkatkan alih teknologi dengan menyiapkan transportasi berdaya listrik. Banyak sarana transportasi di beberapa kota di Jepang sudah menggunakan listrik sebagai penggeraknya sehingga lebih ramah lingkungan.