Investor-investor Milenial Solo Minati Pasar Modal
Oleh
ERWIN EDHI PRASETYO
·2 menit baca
SOLO, KOMPAS – Minat masyarakat di Solo dan daerah sekitar di Jawa Tengah untuk berinvestasi di pasar modal terus tumbuh. Bahkan, sebagian investor pasar modal itu merupakan generasi milenial.
Kepala Perwakilan Bursa Efek Indonesia (BEI) Solo Wira Adibrata mengatakan, jumlah investor pasar modal tahun 2018 di Solo dan sembilan daerah di sekitarnya, yaitu Klaten, Boyolali, Salatiga, Grobogan, Blora, Sragen, Karanganyar, Sukoharjo, dan Wonogiri total sebanyak 27.940 orang. Jumlah itu meningkat dibandingkan 2017 yakni 20.682 orang, dan 17.517 orang pada tahun 2016.
“Selama 2018 ada 7.258 investor baru. Sekitar 40 persen investor baru itu merupakan generasi milenial, anak-anak muda,” kata Wira di Solo, Jawa Tengah, Kamis (10/1/2019).
Wira mengatakan, kalangan mahasiswa, karyawan baru, bahkan pelajar SMA kini berani berinvestasi di pasar modal. Mereka menyisihkan tabungan maupun gajinya untuk membeli saham yang diperdagangkan di BEI.
“Kami mencoba merangkul dan mendekatkan diri ke masyarakat, masuk ke kampus-kampus untuk pengenalan pasar modal sejak dini. Itu memberi kontribusi besar peningkatan jumlah investor di Solo dan sekitarnya,” katanya.
Menurut Wira, kemudahan membuka rekening untuk bertransaksi di pasar modal serta syarat minimal pembelian saham hanya 1 lot atau 100 lembar saham membuat generasi milenial tertarik berinvestasi. Investasi di pasar modal juga tidak membutuhkan modal awal yang besar, tetapi bisa memberikan keuntungan lebih cepat dibandingkan, misalnya berinvestasi emas.
Selain generasi milenial, masyarakat umum juga semakin banyak yang berinvestasi di pasar modal. “Sekarang dengan dana Rp 50.000, Rp 100.000 bahkan Rp 15.000 sudah bisa bertransaksi di pasar modal. Itu cukup memberi dorongan masyarakat, termasuk kalangan milenial mulai mempelajari, mengenal, dan berinvestasi di pasar modal,” katanya.
Wira mengatakan, dari 27.940 investor di wilayah Solo dan sekitarnya itu, nilai transaksi rata-rata mencapai Rp 3 triliun hingga Rp 3,5 triliun per bulan.
Manager Representative Office PT RHB Sekuritas Indonesia Solo Lius Andy Hartono mengatakan, meskipun 2019 merupakan tahun politik, indeks harga saham gabungan bakal tetap tumbuh. Saham-saham unggulan industri perbankan seperti Bank Mandiri, BRI, BNI dan BCA dapat menjadi incaran bagi investor baru.