Negosiasi perdagangan Amerika Serikat-China di Beijing berakhir pada Rabu (9/1/2019). Kedua belah pihak memberikan sinyal adanya proses dan hasil negosiasi yang positif.
BEIJING, RABU—Kementerian Luar Negeri China menyatakan, pelaksanaan negosiasi delegasi dagang Pemerintah Amerika Serikat dan China sampai hari ketiga dari dua hari yang direncanakan menunjukkan keseriusan kedua belah pihak. Mayoritas pasar saham menanjak pada hari Rabu sekalipun hasil negosiasi AS-China itu dinyatakan baru akan diumumkan secara resmi menyusul.
Media Bloomberg melaporkan, menurut sumber di Gedung Putih, Presiden AS Donald Trump ingin menjalin kesepakatan untuk meningkatkan pasar saham. Hal itu dinilainya sebagai ukuran keberhasilannya. Menurut The Wall Street Journal, kedua pemerintah bergerak ke arah yang benar.
Pemerintah China disebutkan siap membeli lebih banyak barang dan jasa AS. Namun, belum ada kejelasan soal tuntutan terhadap reformasi struktural di Beijing yang diminta AS guna menghentikan dugaan pencurian teknologi oleh China dan pemaksaan transfer teknologi AS ke China. Belum ada kejelasan juga soal bagaimana China akan diminta memenuhi janji-janjinya.
Seiring hal itu, pembicaraan lebih lanjut di tingkat kabinet kedua negara direncanakan hingga pekan depan.
”Kemajuan dalam pembicaraan memicu optimisme investor yang menunjukkan kemungkinan ada ’cahaya di akhir terowongan’ dalam perdagangan yang kacau,” kata Stephen Innes, Kepala Perdagangan untuk Asia-Pasifik di OANDA.
Trump melalui cuitan di Twitter, Selasa (8/1), berujar, proses negosiasi berjalan dengan baik. Hal itu juga ditegaskan oleh Wakil Menteri Urusan Pertanian untuk Perdagangan dan Pertanian Internasional Ted McKinney. Ia menyatakan, proses negosiasi kedua belah pihak berjalan dengan baik.
Negosiasi itu merupakan pertemuan tatap muka pertama AS-China setelah Trump dan Presiden China Xi Jinping menyepakati gencatan 90 hari dalam perang dagang di Buenos Aires, Argentina, Desember lalu. Jika tidak ada kesepakatan dalam negosiasi hingga 2 Maret mendatang, Trump menyatakan akan menerapkan kenaikan tarif hingga 25 persen atas produk impor senilai 200 miliar dollar AS dari China.
Hu Xijin, editor Global Times, surat kabar yang dikelola Pemerintah China, mengungkapkan, melalui media sosial, ia memperkirakan China dan AS merilis pernyataan soal negosiasi itu secara bersamaan, Kamis pagi ini waktu Beijing.
Respons bursa saham
Rabu kemarin, bursa saham Hong Kong melesat 2,3 persen. Ini kenaikan keempat beruntun yang membuat indeks naik sekitar 5 persen. Indeks saham Shanghai berakhir naik 0,7 persen, sementara Tokyo ditutup 1,1 persen lebih tinggi.
Indeks saham di Sydney dan Singapura juga melonjak 1 persen, sementara Taipei dan Wellington masing-masing di atas 1 persen lebih tinggi. Indeks saham di Manila melonjak lebih dari 2 persen seiring kenaikan di bursa saham Mumbai dan Indeks Harga Saham Gabungan di Jakarta.
Kenaikan saham-saham di Asia berlanjut di Eropa. Hingga tulisan ini ditulis, kenaikan terjadi pada bursa-bursa saham di Eropa. Pada awal perdagangan, indeks saham London naik 0,9 persen, indeks saham Paris naik 0,8 persen, dan Frankfurt bertambah sekitar 0,7 persen.