JAKARTA, KOMPAS — Presiden Joko Widodo mengunjungi Gudang Bulog Divre DKI Jakarta Banten, Kamis (10/1/2019). Presiden berharap stok beras Bulog yang mencapai 2,1 juta ton saat ini mampu menjaga kestabilan harga beras.
Presiden didampingi Menteri Perdagangan Enggartiasto Lukita dan Menteri Koordinator Perekonomian Darmin Nasution tiba di lokasi sekitar pukul 09.00. Dia memeriksa dua gudang yang berisi tumpukan beras. Setelah itu, ia melepas truk yang akan melakukan operasi pasar di wilayah DKI Jakarta.
Joko Widodo mengatakan, stok Bulog akan dioptimalkan untuk menurunkan harga beras. ”Kemarin, saya cek di Pasar Induk Beras Cipinang, tren harga beras mulai menurun. Ini juga seiring dengan operasi pasar yang dilakukan Bulog untuk menyuplai beras di pasar-pasar yang membutuhkan,” kata Presiden.
Pada Kamis (10/1/2019), Bulog mendistribusikan 1.500 ton beras ke 44 pasar di DKI Jakarta. Ini rutin dilakukan setiap hari menjelang berakhirnya izin operasi pasar.
Direktur Utama Bulog Budi Waseso mengatakan, izin operasi pasar Bulog berlaku hingga Mei 2019. Dari 2,1 juta ton stok beras Bulog, 1,7 ton merupakan beras impor, sisanya beras dalam negeri.
”Untuk operasi pasar, diprioritaskan beras dalam negeri karena lebih mudah terserap,” kata Budi.
Untuk operasi pasar, diprioritaskan beras dalam negeri karena lebih mudah terserap.
Sementara itu, stok beras impor akan dicampur dulu dengan beras dalam negeri agar beras yang pera menjadi pulen. ”Nanti kami hitung biayanya. Beras pera kemungkinan akan banyak dikirim ke Sumatera, terutama Padang,” katanya.
Berdasarkan evaluasi tahun kemarin, realisasi operasi pasar dalam rangka Ketersediaan Pasokan dan Stabilisasi Harga (KPSH) pada tahun 2018 mencapai 544.649 ton. Ini merupakan angka tertinggi selama 10 tahun terakhir. Sementara untuk tahun ini, jumlah beras yang akan didistribusikan Bulog selama operasi pasar berjumlah 600.000 ton. (INSAN ALFAJRI)