Jakarta, Kompas – PDI-Perjuangan memikirkan strategi jangka panjang untuk tidak hanya memenangkan Pemilihan Umum 2019, tetapi juga mengamankan Pemilu 2024. Untuk mencapai tujuan itu, Ketua Umum PDI-P Megawati Soekarnoputri mendorong jajaran elite dan kadernya untuk bekerja keras memenangkan partai tanpa mengingkari praktik berpolitik yang santun, berjiwa besar, dan konstitusional.
Hal itu disampaikan Megawati dalam Rapat Koordinasi Nasional PDI-P yang diadakan bersamaan dengan Hari Ulang Tahun ke-46 PDI-P di Jakarta, Kamis (10/1/2019). Hadir dalam acara itu calon presiden-wakil presiden Joko Widodo-Ma’ruf Amin, yang diusung PDI-P. Hadir pula sejumlah ketua umum dan elite partai pendukung Jokowi-Ma’ruf serta sejumlah pimpinan lembaga tinggi negara.
Dalam pidato politiknya, Megawati mengatakan, Pemilihan Umum 2019, yang akan berlangsung pada 17 Januari 2019 mendatang, adalah sebuah momentum. Tujuan jangka panjang dari upaya pemenangan saat ini bukan semata-mata untuk memenangkan Pemilu 2019, tetapi mempersiapkan jalan yang lancar untuk pemenangan Pemilu 2024.
“Pemilu 2019 ini hanya sebuah momentum, satu langkah, yang akan terjadi nantinya di Pemilu 2024. Akan terjadi alih generasi (pada 2024), karena itu bersiaplah, jangan tengok kiri dan kanan, lurus ke depan,” kata Mega.
Dalam kerangka sistem pemilihan umum serentak yang diterapkan mulai Pemilu 2019 ini, partai-partai didorong berpikir jangka panjang. Hal ini karena sepak terjang partai di Pemilu 2024 akan berpatok pada hasil Pemilu 2019. Sebagai contoh, bisa atau tidaknya partai secara tunggal mencalonkan kadernya sendiri di Pemilu 2024 sebagai kandidat presiden-wakil presiden, tergantung pada perolehan suara partai di kontestasi legislatif lima tahun sebelumnya.
Untuk mencapai tujuan besar jangka panjang itu, Megawati pun mengingatkan kadernya untuk bekerja keras, tetapi tidak melupakan cara berpolitik yang mulia. Oleh karena itu, ia mengingatkan seluruh elite partainya untuk selalu melakukan otokritik.
“Jangan mengkritik orang lain, tetapi perbaiki diri sendiri. Perbaiki juga tindakan politik yang mesti diambil, dengan tidak menghalalkan segala cara,” kata Megawati.
Partai, ujarnya, memiliki tugas mulia melahirkan politisi-politisi berkarakter yang berpegang teguh pada ideologi Pancasila. “Partai ini harus melahirkan politisi berkarakter, sehingga tidak tersesat dan menyesatkan rakyat. Ideologi bukan alat yang berfungsi untuk mengumpulkan pengikut. Ideologi melahirkan massa yang sadar akan tanggung jawabnya terhadap kepentingan nasional,” ujar Mega.
Megawati pun mengenang masa-masa perjuangan PDI-P yang disebutnya penuh dengan pasang naik dan pasang surut. Dilihat dari perjalanan sejarahnya, kenang Mega, PDI-P sudah terbiasa beberapa kali mengalami kekalahan.
Pada Pemilu 1997, misalnya, ada gerakan dari para kader dan simpatisan PDI untuk tidak menggunakan hak pilihnya, sebagai bentuk protes karena saat itu hak Megawati untuk dipilih ditiadakan oleh pemerintah Orde Baru. Saat itu, Mega meminta pada para kader dan simpatisannya untuk tetap memilih PDI. Tetapi, ternyata imbauan Mega tidak didengarkan. Para kader memilih untuk tidak memilih.
Barulah pada Pemilu 1999, PDI ikut sebagai peserta pemilu dengan nama baru, PDI-Perjuangan, dan memenangkan kontestasi. Namun, pasca reformasi, PDI-P tidak langsung bertahan sebagai pemenang. Pada Pemilu 2004 dan 2009, partai berlambang banteng ini tidak meraih perolehan suara tertinggi, kalah dari Partai Golkar pada 2004 dan Partai Demokrat pada 2009.
Berbekal pengalaman menelan pil pahit kekalahan berulang kali dengan jiwa besar, Mega yakin, tahun ini, PDI-P dapat tetap berkontestasi dengan konstitusional. “PDI-P ini mengalami pasang naik dan pasang surut, kita alami kekalahan dalam pemilu, tetapi, meskipun kalah, partai ini tidak pernah memilih jalan pintas, tidak asal mencomot caleg dari partai lain, tidak asal merekrut tokoh pendongkrak elektabilitas,” kata Mega.
Adapun untuk Pemilu 2019, dari hasil survei internalnya, PDI-P menargetkan hasil pemilihan legislatif yang cukup ambisius. Partai yang pada Pemilu 2014 mencapai 18,95 persen itu menargetkan perolehan suara 24 persen untuk 2019, dengan target minimal 150 kursi di DPR RI. Diharapkan, dengan perolehan suara dan kursi tersebut, PDI-P bisa menempatkan elitenya sebagai Ketua DPR RI dan menguasai parlemen.
Sekretaris Jenderal PDI-P Hasto Kristiyanto mengatakan, dalam forum rakornas selama dua hari ini, PDI-P akan membicarakan strategi untuk mencapai target itu. Berbagai sesi diskusi diadakan untuk membekali para caleg dan kader dengan visi-misi dan program partai, maupun pasangan Jokowi-Ma’ruf. Agar lebih efektif, PDI-P akan mengerahkan seluruh kadernya sampai tingkat RT/RW (anak ranting) untuk berkampanye di lingkungannya masing-masing.
Strategi kampanye mikro ke rumah-rumah warga itu yang akan digencarkan dengan bantuan berbagai komponen kelompok relawan. “Seluruh pergerakan itu ada di bawah, di tengah rakyat, melalui pergerakan teritorial, tidak hanya untuk partai, tetapi juga untuk pasangan Jokowi-Ma’ruf,” katanya. (Age/Nta/E01)
Editor:
Bagikan
Kantor Redaksi
Menara Kompas Lantai 5, Jalan Palmerah Selatan 21, Jakarta Pusat, DKI Jakarta, Indonesia, 10270.
Tlp.
+6221 5347 710
+6221 5347 720
+6221 5347 730
+6221 530 2200
Kantor Iklan
Menara Kompas Lantai 2, Jalan Palmerah Selatan 21, Jakarta Pusat, DKI Jakarta, Indonesia, 10270.