BEKASI, KOMPAS — Ancaman teror yang menyasar rumah Ketua Komisi Pemberantasan Korupsi Agus Rahardjo di Bekasi, Jawa Barat, Rabu (9/1/2019) dini hari, memperlihatkan bahwa tidak ada pengamanan khusus bagi pejabat publik yang memiliki risiko kerja tinggi.
Teror dilancarkan ke rumah Agus dan rumah pimpinan KPK lainnya, yakni tempat tinggal Wakil Ketua KPK Laode M Syarif. Di rumah Agus ditemukan tas mencurigakan yang diletakkan di depan pagar rumah. Pada saat yang sama dua bom molotov dilemparkan ke rumah Laode di kawasan Kalibata, Jakarta Selatan.
Berdasarkan pantauan Kompas, pada Rabu malam, kompleks tempat tinggal Agus ini bisa diakses dari berbagai arah. Pintu gerbang utama kompleksnya berdekatan dengan akses ke jalan tol dan juga pasar di sekitar kompleks itu.
Dengan akses jalan yang ada, tak sulit bagi pelaku teror untuk menjangkau rumah Agus. Apalagi kompleks perumahannya pun terbuka dan tak dilengkapi sistem keamanan yang ketat.
Berdasarkan penuturan beberapa warga, di pintu masuk utama kompleks hunian tempat tinggal Agus itu tidak pernah ada penjagaan. ”Tak ada petugas keamanan yang menjaga pintu masuk,” ujar seorang warga.
Sejak adanya teror yang ditujukan ke rumah pimpinan KPK itu, aparat gabungan dari Polsek Bekasi dan Polres Metro Bekasi pun berjaga di beberapa titik tempat tinggal Agus, seperti di portal masuk dan keluar kompleks.
Teror yang diarahkan kepada pimpinan KPK ini pun menambah daftar teror yang dialamatkan ke lembaga antirasuah ini.
Tercatat ada sembilan upaya teror atau penyerang yang dialamatkan langsung ke KPK ataupun ke penyidik di institusi itu, di antaranya penyerbuan terhadap fasilitas KPK, ancaman bom ke gedung KPK, teror bom ke rumah penyidik, ancaman pembunuhan, penculikan, serta penyerangan air keras ke rumah dan kendaraan milik pegawai.
Menanggapi teror yang kerap dialami KPK ini, Agus menyatakan bahwa hal itu tak akan melemahkan KPK. Teror tersebut tak akan memengaruhi kerja KPK dalam mengungkap korupsi di negeri ini.
”Ancaman teror ini tidak membuat KPK takut dan tidak harus takut. Harus tetap semangat demi kepentingan bersama,” kata Agus.
Agus pun menganggap teror kepada KPK adalah risiko perjuangan dalam memberantas korupsi demi rakyat Indonesia. (AGUIDO ADRI)