JAKARTA, KOMPAS--Selepas bermain bersama Liliyana Natsir dalam Indonesia Masters, Tontowi Ahmad memiliki tugas baru. Owi, sapaan akrab pebulu tangkis berusia 31 tahun ini, akan membantu meningkatkan kemampuan dan pengalaman pemain muda seperti yang dilakukan Butet, nama panggilan akrab Liliyana, padanya.
Setelah berpasangan sejak 2010, Owi/Butet akan menjalani laga terakhir mereka pada turnamen Indonesia Masters di Istora Gelora Bung Karno, Jakarta, 22-27 Januari. Sepekan sebelumnya, Owi akan bermain bersama Debby Susanto pada Malaysia Masters. Setelah itu, Butet dan Debby akan pensiun sebagai atlet.
Owi, yang masih melanjutkan statusnya sebagai pemain pelatnas, akan berpasangan dengan pemain lain. Pelatih ganda campuran pelatnas bulu tangkis Richard Mainaky berencana memasangkan Owi dengan Winny Oktavina Kandow, pemain berusia 20 tahun yang saat ini berpartner dengan Akbar Bintang Cahyono.
”Tugas saya adalah melakukan yang terbaik. Kalau dipasangkan dengan pemain muda, saya tidak akan menilai diri saya senior. Tidak ada senior-yunior di lapangan. Kami adalah partner,” kata Owi, yang dijumpai setelah berlatih di pelatnas bulu Tangkis Cipayung, Jakarta, Selasa (8/1/2019).
Tak sungkan
Owi mengatakan, pola pikir itu akan dia terapkan agar pemain muda yang dipasangkan dengannya tak sungkan, terutama saat pertandingan. ”Saya akan berusaha berbagi pengalaman, memberi tahu yang saya tahu. Kalau partner saya bertanya tetapi saya tidak tahu jawabannya, akan saya serahkan ke pelatih,” tutur Owi.
Owi pun bercerita pengalamannya ketika pertama kali berpasangan dengan Butet. Diminta menjadi pasangan baru bagi pemain senior oleh Richard, Owi menilai itu sebagai tantangan. Dia mempelajari cara main Butet dengan menonton video pertandingan Butet saat berpasangan dengan Nova Widhianto, yang saat ini menjadi asisten pelatih ganda campuran.
Owi pun tak lepas dari rasa sungkan dan tak percaya diri ketika pertama kali dipasangkan dengan Butet. Untuk menghilangkan rasa itu, dia berusaha cuek dengan tetap menghormati Butet sebagai seniornya. ”Apapun yang dikatakan selalu saya jadikan motivasi, saat pertandingan maupun latihan,” ujar Owi.
Dengan modal itu, mereka pun berkembang menjadi salah satu ganda campuran terbaik Indonesia. Sederetan prestasi mereka peroleh, termasuk juara All England 2012-2014, juara dunia 2013 dan 2017, hingga meraih medali emas Olimpiade Rio de Janeiro 2016.
Kini, untuk mencari penerus Owi/Butet, tim pelatih mematangkan kemampuan pemain-pemain lain, seperti Hafiz Faizal/Gloria Emanuelle Widjaja, Praveen Jordan/Melati Daeva Oktavianti, Ronald/Annisa Saufika, dan Winny yang rencananya akan berpartner dengan Owi.
”Dulu, Nova membantu Butet, lalu Butet membantu Owi, sekarang giliran Owi membantu pemain muda. Saya ingin melihat apakah Owi bisa menjadi pemimpin atau tidak,” kata Richard.
Richard bahkan membuka peluang bagi Owi/Winny untuk lolos kualifikasi Olimpiade Tokyo 2020, meski telah memilih Hafiz/Gloria dan Praveen/Melati sebagai pasangan prioritas. Babak kualifikasi cabang bulu tangkis berlangsung 29 April 2019 hingga 26 April 2020.
Richard menargetkan bisa meloloskan dua pasangan ganda campuran ke Tokyo. Kecuali pada London 2012, Indonesia selalu meloloskan dua wakil ganda campuran ke Olimpiade sejak nomor tersebut dipertandingkan pada Olimpiade Atlanta 1996.
”Selain memperbesar peluang medali, ada keuntungan saat bisa meloloskan dua wakil. Pemain punya rekan latih tanding menjelang pertandingan,” kata Richard.